Semilir angin malam menusuk kulit putih Bintang yang kini berjalan berdampingan menuju rumahnya. Tidak henti menggosokkan tangannya ke lengan. Masih setengah lagi jarak rumah Bintang.
" Lo capek? " Tanyanya jelas
Bintang mengangguk imut dan membuat Raffa yang melihatnya gemash.
" Yaudah duduk dulu disana " Tunjuk Raffa pada halte kosong.
Melihat Bintang kedinginan,Raffa melepaskan jaketnya dan memakaikan ke tubuh Bintang.
" Hmm,kenapa waktu itu lo bisa jadi anak baru walau kenyataan semua udah kenal semua sama " Tanya Bintang sedikit ragu
Raffa memalingkan pandangan memandang wajah Bintang.
" Gue di skors dan mengalami depresi sedang saat itu yang ngebuat gue harus 6 bulan cuti sekolah " Jelas Raffa
" Kenapa di skors? "
" Berantem "
" Sama siapa? "
" Daren "
Bintang membelalakan matanya dugaannya benar bahwa mereka saling mengenal. Ia ingin bertanya namun hatinya memilih tidak.
" Lo nggak tanya kenapa bisa berantem sama Daren" Celetuk Raffa
" Karna gue yakin mungkin bukan sekarang waktu lo buat ceritain masalah itu dan gue bakal nunggu " Mereka saling bertatapan cukup lama.
" Gue ngerasa ada yang aneh sama Daren. Kemarin dia kerumah gue dengan keaadaan babak belur. Lo tau kenapa"
Raffa menggeleng pelan dengan wajah yang sulit diartikan.
" Berantem mungkin "
" Daren bilang jatuh tapi gue nggak percaya karna luka itu luka pukulan tongkat golf "
Hati Raffa sedikit bergejolak,apa benar yang dikatakanya. Apa ayahnya melukainya lagi.
" Kenapa lo tau kalo itu pukulan tongkat golf ? "
Karna gue pernah ngerasaiin bagaimana rasanya dan bekas luka pukulan itu Raff
" Cuma nebak aja kok Raff "
🐱
Hari ini semua murid memperhatikan Bu Susi guru mata pelajaran Seni Musik. Namun tidak bagi salah satu siswa yaitu Daren. Ia memejamkan mata dan menaruh kepalanya ditangan yang disedapkan di meja. Tidak lupa hoodie yang dipakai bahkan tudungnya yang membuat bekas luka terlihat.
Sesekali Bintang menoleh belakang untuk melihat Daren. Ia tahu apa yang dirasakan Daren saat ini. Bahkan teman sampingnya Ardi tidak ingin mengganggu Daren.
Bu Susi yang melihat salah satu muridnya tertidur didalam pelajaran kelasnya pergi menghampiri Daren.
Suara gebrakan meja membuat semua murid menoleh kearah meja Daren. Membuatnya bangun dan tatapannya mengarah penjuru kelas yang menatapnya.
" Daren! Bangun kamu! Enak aja tidur dikelas saya. Dasar anak tidak punya sopan santun lepas hoodie kamu sekarang" Perintah Bu Susi
Tanpa basa basi Daren melepaskan hoodie yang dipakainya untuk menutupi lukanya.
" Makanya nggak usah berantem kalo nggak mau luka kayak gitu. Hoodie ini ibu sita " Bu Susi mengambilnya dan kembali menerangkan.
Daren beranjak keluar kelas tanpa menghiraukan Bu Susi yang memanggil namanya. Raffa ingin menyusulnya sekarang namun ego nya menolak.
" Bu, Saya ijin ke toilet sebentar. Saya udah tahan dari tadi " Seru Bintang sambil menganggkat tangan kanannya.
" Pergilah Bintang "
Bintang berlari mencari Daren,namun tidak menemukannya. Bahkan berkali kali ia sudah menabrak orang. Terlintas ia tahu mungkin dimana Daren berada.
" Akhirnya gue temuin lo " Ucap Bintang dengan nada ngos ngos an.
" Lo tau gue di rooptoof "
" Iya, karna ini tempat yang baik untuk menyembuhkan luka "
Bintang duduk disampingnya yang kebetulan bersandar pada dinding rooptoof . Ia memandang sendu wajahnya.
Bintang menyentuh salah satu pipinya,ia menempatkan telapak tangannya dengan kepala bergerak ke arah pundaknya.
" Gue siap jadi sandaran disaat lo sedih Ren "
Daren hanya mengangguk pertanda setuju,ia memejamkan matanya untuk melupakan apa yang terjadi.
TBC
Epilog
" Gue boleh tanya. Apa tadi yang lo minta dari lampion itu? " Tanya Raffa
" Gue pengen lo bahagia "
Hanya dengan mata memberi isyarat untuk tidak memberi tahu
~Bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity Of Love ( Complite )
Fiksi RemajaNamanya Bintang Aleana memiliki masa duka dan suka dalam kehidupan remajanya. Dimulai dari keluarganya yang memilih pergi dari kehidupannya saat dirinya terpuruk dalam masa lalu. Namun dua orang hebat disisinya selalu menjaganya. Dia pacar Bintang n...