[ END🔥] - [Revisi ditunda]
Tentang cinta dan takdir
Saat takdir berkata tidak!
Cinta pun tak dapat mengubahnya
Jadi biarkan aku mencintai tanpa kenapa dan karena.
----------
Zala mencari seseorang yang dingin untuk dijadikan seseorang yang s...
-Tuhan selalu punya takdir tersendiri bagi setiap makhluknya-
-0-
'Vano?'
------------
"Saya Brian Michael kalian bisa panggil saya Brian"
"Jika ada yang ingin bertanya silahkan bertanya nanti saat jam isirahat, dan untuk kalian berdua kalian bisa duduk di belakang tengah, belakang Ari. Paham?"-Ucap guru
Vano dan Brian serentak menganggukan kepalanya tanda bahwa reka berdua paham.
"Baiklah pelajaran saya akhiri sampai bertemu di pertemuan selanjutnya, terimakasih. Selamat pagi"-Guru
"Pagi! "-ucap serentak siswa/i
Vano dan Brian berjalan menuju bangku yang telah di tunjuk oleh guru tadi.
Posisi bangku vano saat ini adalah di sebelah belakang bangku Zala.
[
Ps: Buat yang nggak faham.
M. Murid. M. Vano. M. Mrd
M. ZalaM. Murid. M. Mrd
]
"San kantin yuk"-Ajak Zala terburu-buru ingin segera keluar dari kelas.
"Iya bentar, yuk"-Ucap Sandra setelah merapikan alat tulis nya.
Sandra dan Zala berjalan beriringan keluar kelas, namun tak lama sampai
"Zal kita perlu bicara"-Ucap Vano sambil menahan lengan Zala dari belakang.
Zala membalik kan badannya. Zala kehilangan kata-kata saat matanya bertemu dengan mata Vano.
"Kita perlu bicara Zal"-Ucap Vano sambil menggenggan sebelah tangan Zala.
Zala melepas genggaman jari Vano, masih tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"Zal jangan gini kita bicara baik-baik oke? Kita selesaiin dengan cara baik-baik? "-Vano
"15 menit"-Zala
Akhirnya Zala menyetujuinya ia merasa perlu untuk mengambil tindakan ini.
Sedangkan sandra menatap bingung ke arah keduannya.
"Tapi nggak disini ikut aku"-Vano menarik Zala melalui genggaman tangannya.
Zala menoleh pada sandra, Zala memejamkan ke dua matanya sambil mengangguk seakan ia bicara.
'Gue nggak papa, nanti gue cerita'
°••°
Ternyata Vano membawa Zala ke rooftop SMA 1 Nusa. Vano membawa Zala ke sofa usam yang berada di tengah-tengah rooftop yang kelihatannya tempat tongkrong anak-anak bolos. Kali ini cuaca juga mendukung, cuaca kali ini mendung jadi tidak masalah duduk di sofa tengah rooftop.
"Sini"-Ucap Vano sambil menepuk sofa di sebelahnya.
Zala menuruti Vano dia duduk disebelahnya.
"Jadi lo mau ngomong apa? Waktu gue nggak banyak buat terbuang sia-sia"-Zala
Tiba-tiba Vano kehilangan semua kata-kata yang telah dirangkainya sedemikian rupa saat Zala duduk di sebelahnya dan merasakan dingin nya Zala padanya.
Bahkan saat rapat perusahaan pun Vano tak pernah se blank ini maka dari itu perusahaan yang dipimpin Vano saat ini dapat menjadi salah satu perusahaan tersukses se asia.
"A-aku-"-Ucapan Vano terpotong oleh suara pintu rooftop yang terbuka.
Zala dan Vano sama-sama menoleh ke sumber suara.
Ternyata disana adalah Stevan dkk. Stevan yang melihat adanya Zala dan seseorang di sana terdiam di tempat, sedangkan teman-temannya hanya mengikuti Stevan.
"Beb? Lo ngapain disini?"-Stevan maju mendekati Zala.
Stevan yang sadar seseorang itu adalah Vano reflek berhenti dan mengepalkan kedua tangannya kuat, entah mengapa ia muak melihat wajah Vano padahal mereka baru bertemu sekali saat di puncak.
Karna Stevan sadar Vano yang membuat Zala menangis, dan ia tidak suka itu.
"Eh stevan, gue? Ga ngapa-ngapain"-Zala berdiri mendatangi Stevan ia mencari siasat untuk keluar dari sini karena jujur ia masih tak siap mendengar penjelasan dari Vano.
Stevan diam di tempatnya.
"Pergi yuk "-Zala menarik Stevan pergi dari rooftop.
Zala dan Stevan pergi dari rooftop. Sesampainya di bawah keduanya saling terdiam.
Stevan yang entah dari mana mendapat ide langsung mengungkapkan idenya pada Zala.
"Beb ikut gue yuk? "-Stevan.
"Kemana? "-Zala
"Udah ikut aja"-Stevan menarik Zala menuju arah parkiran.
Zala yang sadar akan arah Stevan. "Jangan bilang lo mau ajak gue-"-Ucapan Zala terpotong oleh Stevan
"Yap"-Stevan
Stevan membawa Zala ke arah parkiran lebih tepatnya ke arah motor sport nya.
"Sekarang lo naik"-Stevan menaiki motor sport nya dan menyuruh Zala untuk segera menaiki motornya juga.
"Nggak! Kalo ketahuan guru gimana ini juga udah jam masuk! "-Protes Zala
"Haduhh beb sekali-kali jadi bad nggak papa lah biar kehidupan sekolah lo nggak monoton"-Stevan.
"Malah nyanyi"-Zala memutar kedua bola matanya malas.
"Udah sih beb naik aja, atau mau gue gendong buat naik? "-Stevan
"Nggak! Gue bakal balik! "-Zala memutar arahnya menuju arah sekolah.
Stevan yang mengetahui itu segera turun dari motornya dan menyusul zala, lalu merangkul pinggang Zala dari samping.
"Oke kalo lo mau dihukum hormat lapangan sama gue, kan udah jam masuk"-Ucap stevan santai.
Zala reflek berhenti, ia berfikir bagaimana nanti jika ia dihukum bersama Stevan? Dan Zala menjamin stevan pasti mempunyai fans dan Zala tak mau berurusan dengan fans Stevan yang akan menuduhnya penyebab dari Stevan di hukum.
"Oke gue ikut lo"-Final Zala.
TBC! Do yo miss me? Wkwkwkwk:v
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.