Enjoy Reading!:)
Tinggal Jejak!
-0-
Salam perpisahanku hanya ingin
Kamu tetap mengingatku meski
Kamu tak dapat lagi melihatku-0-
Hari ini Zala telah dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan. Semuanya terlihat sedih tak terkecuali Stevan. Tapi kalian tahu? Bahkan Vano belum tau jika Zala sudah tiada, jika kalian berada di posisi Vano apa yang kalian rasakan? Kecewa? Marah? Tapi itu sudah tidak lagi berguna.
Kediaman Aditama sangat ramai oleh orang yang ikut menghantarkan Zala ke tempat istirahat terakhirnya. Terlihat bunda Zala tengah menangis disamping jasad Zala. Stevan yang melihat itu ikut terbawa suasana, matanya merah menahan tangis, ini adalah salah satu permintaan terakhir Zala.
"Van nanti kalo gue udah pergi dari dunia ini lo nggak boleh nangisin gue"-Zala
"Lo ngomong apasih Zal! Lo pasti sembuh kok tenang aja"-Stevan
Zala tersenyum ia tahu penykitnya sudah diambang batas , dan Stevan hanya menghiburnya agar tidak sedih.
"Gue titip orang tua gue, bilang ke mereka buat ikhlasin gue, biargue tenang di alam sana"
"Dan g-gue titip buat Vano, bilang ke dia 'Makasih' "-Zala
Sepotong percakapannya dengan Zala terlintas di benak Stevan. Stevan mendekati Bunda Zala untuk menyampaikan permintaan terakhir Zala yang dititipkan kepadanya.
"Tan"-Panggil Stevan sembari memegang pundak Bunda Zala (Dewi)
Dewi yang mulai tenang dari tangisnya, menoleh kea rah Stevan.
"Sebenernya sebelum ini, Zala pesan ke saya buat sampein ke tante sama om, kata Zala, tolong ikhlasin Zala pergi, biar Zala tenang di alam nya sekarang"-Stevan
"Zala bener pernah bilang gitu?"-Dewi lirih
"Iya tan, jadi saya mohon tante turuti keinginan terakhir Zala"-Stevan.
"Kalau begitu Tante akan turuti permintaan terakhir Zala, tante akan ikhlas in Zala pergi tapi semua itu butuh proses"-Dewi
"Iya tan, Stevan ngerti"-Stevan
Stevan pamit mundur, ia berjalan ke luar rumah. Saat diluar rumah Stevan ingat, bahwa belum satu orang pun sahabat nya maupun Zala yang mengetahuinya. Dipikirannya saat ini yang peru dihubungi pertama kali adalah Sandra, sahabat Zala.
-0-
Vano kali ini di kantin bersama kedua temannya plus Sandra, Vano masih menanyakan perihal dimana dan bagaimana keadaan Zala sekarang.
"Beneran lo belum tau apapun tentang Zala sekarang?"-Vano
"Astaga, iya van sumpah gue belum tau apapun tentang Zala sampai sekarang."-Sandra
"Gim-"-Ucapan Vano terpotong oleh nada dering yang berasal dari ponsel Sandra.
'Stevan?'
"Bentar gue angkat dulu"-Pamit Sandra untuk menerima telepon sembari menjauah dari meja Vano dkk.
Sampai beberapa menit kemudian Sandra kembali dengan wajah memerah menahan tangis.
"Ada apa San?"-Tanya reflek dari Brian melihat raut wajah Sandra.
"Van lo mau tau dimana dan gimana keadaan Zala sekarang kan?"-Bukannya menjawab ucapan Brian Sandra malah bertanya kepada Vano.
"Lo udah tau Zala dimana?!"-Ucap Vano semangat dan bangkit dari duduk nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
N&R
Teen Fiction[ END🔥] - [Revisi ditunda] Tentang cinta dan takdir Saat takdir berkata tidak! Cinta pun tak dapat mengubahnya Jadi biarkan aku mencintai tanpa kenapa dan karena. ---------- Zala mencari seseorang yang dingin untuk dijadikan seseorang yang s...