N&R 35

2.1K 54 0
                                    

Enjoy Reading!
Tinggal jejak!:)
-0-
-Ketika takdir sudah bergerak tak ada yang dapat menghentikannya-
Z
-0-

"Jadii gue lanjutin yang tadi. Hufttt.. sebenernya gue bawa lo kesini, g-gue mau bilang gue suka lo Zal dari pertama kita ketemu lo udah nyuri perhatian gue, awalnya gue nyangkal kalo gue suka sama lo, tapi lama-kelamaan rasa gue sama lo semakin besar Zal gue nggak suka lo deket sama cowok lain suka sama cowok lain, emang kelihatannya gue overprotektif banget tapi percaya semua sikap gue itu karena gue sayang sama lo, gue nggak mau kehilangan lo dan sampai lo jadi milik orang lain Zal, jadi lo mau jadi pacar gue? Gue tahu ini nggak seromantis pasangan lain tapi disini gue bener-bener sayang banget sama lo zal, jadi jawaban lo apa?"-Stevan

Hening tidak ada jawaban dari Zala.

"Lo nggak harus jawab sekarang Zal yang penting gue udah lega karena bisa ngungkapin perasaan gue ke lo"-Stevan

"Yaudah kita balik sekarang yuk Zal"-Stevan memegang bahu Zala saat ini posisi steva tidak dapat melihat wajah Zala karena Zala setengan menunduk ke pundaknya, tetapi kenapa Zala masih tidak merespon?

"Zal? Zala?!"-Stevan menggoncang pelan bahu Zala, lalu mengangkan kepala Zala yang setengah tertunduk.

Betapa terkejutnya Stevan mendapati Zala tengan pingsan dengan wajah yang sangat pucat dan darah yang mengalir dari hidungnya.

"Zal?! Zal?!"-Stevan menepuk-nepuk pipi Zala namun nihil Zala sama sekali tidak terlihat tanda-tanda untuk sadar.

Stevan pun langsung menggendendong Zala ala bridal style kearah Jalan, lalu menyetop taksi dan segera membawa Zala ke rumah sakit terdekat, meninggalkan motornya ditaman.

____

Sempainya mereka disana Stevan langsung meminta suster membawa brankar darurat dan membawa Zala ke ruang UGD.

Stevan sudah sangat blank saat ini saat ini yang ada di pikirannya hanyalah menghubungi orang tua Zala, tadi dia sudah sempat mengirim nomor ayah Zala dari ponsel Zala.

"Halo dengan siapa?"

"Halo o mini dengan Stevan, sekarang om ke Rumah sakit ***** Zala masuk rumah sakit"

"APA?! Bagaimana Bisa?!"

"Sekarang om kesini aja dulu nanti saya jelaskan disini"

"Baiklah"

Tuuutttt!

Panggilan tertutup antara keduanya.

Stevan sudah tak memikirkan lagi apakah bahasa nya sopan atau tidak yang dipikirannya sekarang hanyalah Zala kenapa? Dan semoga Zala tidaka apa-apa.

Beberapa menit berlalu Stevan setia berdiri sambil memandangi pintu ruang ICU, Zala tadi dipindahkan ke ruang ini dengan alasan Zala membutuhkan perawatan lebih intensif lagi.

Stevan sampai hamper frustasi memikirkan ada apa dengan Zala, Stevan sempat menanyakannnya pada dokter, dan dokternya pun tak member tahu nya alasannya krena ia bukan anggota keluarga Zala.

Setelahnya kemudian, ada seseorang yang menarik kerahnya dari belakang dan langsung menghajarnya membuatnya terhuyung ke belakang.

'Buuukkkk!'

"Yah!"

"Kamu! Kan sudah saya bilang jaga anak saya baik-baik jangan sampai lecet sedikitpun dan sekarang anak saya malah berada di dalam ruangan terkutuk itu!"-Bentak Barga (Ayah Zala)

N&RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang