N&R 31

2.1K 55 4
                                    

Enjoy reading:)
Tinggal jejak!
-0-

Berubah untuk menjadi pemain utama dalam takdir

-0-

ZALA merasa pening di kepalanya, perlahan ia membuka matanya mencoba menyesuaikan cahaya di ruangan serba putih ini, samar-samar ia mendengar orang berbicara dan menangis?

"Hanya beberapa persen kemungkinan dia masih bisa selamat"

"Apakah tidak ada jalan lain lagi?"-

'hiks! 'hiks! 'hiks!

" Maaf sudah tidak ada, kalau begitu saya pamit dulu, permisi"

"yah 'hiks! 'hiks! 'hiks! "-

" sstt.. sudah-sudah"-

Akhirnya Zala bisa membuka matanya, zala melihat ada infus yang tertancap di tangan nya juga selang ogsigen yang membantunya bernafas.

"Yah?"-Panggil Zala lemah

" Zala kamu sudah bangun sayang?"-Ayah menghampiri Zala

Sedangkan Dewi (Bunda Zala) segera menciumi seluruh wajah Zala ia terlalu sayang dengan putri tunggal nya ini.

"Bun yah Zala kenapa?"-Zala

" Zala nggak kenapa-napa kok Zala sehat"-Bunda dengan senyuman dan mata berkaca-kaca

"Bun  Zala bukan anak kecil lagi, zala juga tahu kalo zala nggak baik-baik aja, Zala berhak tau apa yang terjadi di tubuh zala"-Zala

Seketika bunda terisak mendengar penjelasan Zala, Ayah segera mendekap bunda,

" Kalo kamu mau tau, janji dulu sama ayah kamu nggak akan pernah putus asa"-Ayah

"Iya yah Zala janji"-Zala

Ayah menghembuskan nafas panjang sebelum berkata

" Kamu terkena kanker darah stadium akhir dan kamu punya kemungkinan kecil buat sehat kembali dengan cara kemoterapi"-Ayah

Zala merasa seketika hidupnya berhenti saat mendengar penjelasan ayahnya

"Ayah nggak bohong kan?"-mata Zala mulai berkaca-kaca

Ayah menggeleng menjawab pertanyaan Zala

"Tolong tinggalin Zala sendiri, Zala butuh waktu sendiri"-Zala

" Tap-"-Ucap Bunda terpotong oleh ayah

"Sudah dia butuh waktu sendiri"-Bisik ayah pada bunda

" Kami akan meninggalkan ruangan ini dan membiarkan mu sendiri, tapi janji pada kami kamu jangan melakukakn hal-hal yang akan membahayakan dirimu oke?"-Ayah

Zala mengangguk sekali dengan pandangan kosong menjawab ucapan ayahnya.

Barga serta Dewi segera keluar dari ruang inap Zala membiarkan Zala yang masih berusaha menerima kenyataan.

N&RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang