Enjoy reading!:)
Tinggal Jejak!
-0-
-Peluk aku jika kamu merindukanku-
-0-PAGI ini Zala telah sampai di parkiran sekolah nya, Zala berjalan santai menuju kelasnya.
Namun di tengan perjalanannya ada tangan yang menggenggam tangannya dari belakang, membuat Zala berhenti melangkahkan kakinya dan membalikkan badannya.
"Zal tolong kita selesaiin ini secepatnya"-Ucap Vano dengan nada memohon.
Zala bertengkar dengan hati dan fikirannya, hatinya menerima permintaan Vano sedangkan fikirannya menolak keras permintaan Vano.
"Apa untungnya buat gue?"-Yash! Kata-kata itu yang akhirnya keluar dari Zala.
"Ehmm lo bisa maafin gue"-Vano
" Bukannya itu untungnya buat lo?"-Zala
"Kita berdua"-Ucap Vano sembari tersenyum ke arah Zala.
Hancur sudah dinding pembatas yang Zala buat untuk Vano saat Vano tersenyum padanya.
Tanpa sadar Zala menganggukkan kepalanya pada Vano.
Vano tersenyum senang lalu menggandeng Zala ke arah taman belakang, Vano tak mau lagi acaranya diganggu oleh siswa yang kelihatannya bad boy yang sering memanggil Zala dengan sebutan 'beb'.
Sesampainya di taman belalang Zala dan Vano duduk di bangku taman yang sudah tersedia.
" Jadi? To the point aja"-Zala
"Oke gue langsung to the point. Sebenernya gue pacaran sama lo gara-gara gue mau balas dendam-" -Ucapan Vano terpotong.
"Gue tau"-Potong Zala
" Jangan dipotong dulu, dengerin dulu"-Vano
"Oke"-Zala
" Jadi sebenernya dasaran gue mau balas dendam ke lo itu gara-gara masalah orang tua kita, lo putri nya keluarga Aditama kan?"-Vano
Zala mengangguk.
"Jadi ceritanya Ayahlo-"-Mengarilah cerita dati Vano tentang kesalah pahaman yang memebelitnya selama ini.
Sampai akhirnya ia mengetahui semua kebenaranya.
" Dan ternyata kesimpulan yang gue buat selama ini salah ayah lo bukan yang ngebunuh ayah gue"-Vano
Zala terenyuh mendengar penjelasan Vano ternyata masalah yang sedanf mereka hadapi tidak sesimpel ekspetasi yang ia bayangkan.
"J-jadi lo pacarin gue mau bales dendam gara-gara lo kira ayah gue ngebunuh ayah lo?"-Zala
" Ya, itu sebelum gue tahu semua kebenaran dari mama gue"-Vano
Zala terdiam tak tau harus menjawab apa , Vano pun sama kata-katanya telah habis rasanya untuk hanya mengeluarkan sepatah kata.
"Gue ke kelas dulu"-Zala
"Oke"-Vano.
Zala langsung kekelas setelah itu,
Zala jadi lebih diam untuk sehari ini bahkan melamun? Entah itu saat dikantin atau jam pelajaran.
" Zala jangan melamun di pelajaran saya!"-Ucap guru Fisika

KAMU SEDANG MEMBACA
N&R
Teen Fiction[ END🔥] - [Revisi ditunda] Tentang cinta dan takdir Saat takdir berkata tidak! Cinta pun tak dapat mengubahnya Jadi biarkan aku mencintai tanpa kenapa dan karena. ---------- Zala mencari seseorang yang dingin untuk dijadikan seseorang yang s...