02 || Kamar Terlarang

676 99 27
                                    

"Bukan."

"Ah!" seru Danil, "sudah gue duga. Nggak mungkin lo kos di tempat Bu Yen, gue nggak ada liat lo soalnya."

"Hm." Radea masih tak menatap Danil. Dia menarik tasnya dan memasukkan kotak bekalnya ke sana.

"Radea, bantu gue pilihin buku paket, ya? Nggak tau penjaga perpusnya ke mana."

"Iy-iya," jawab Radea ragu. Mau menolak pun tak mungkin.

"Ya udah, yuk." Danil langsung berdiri. Dia berjalan menuju rak buku paket. Merasa kalau Radea belum juga berdiri, Danil menoleh ke belakang. Benar dugaannya, gadis itu masih duduk.

"Radea!" panggil Danil. "Buruan, entar gue nggak sempat ke kantin."

Gadis itu pun berdiri, kepalanya menunduk. Selalu begitu. Danil yang melihat itu geleng-geleng. Wajah Radea hampir tertutup sepenuhnya. Danil yakin, pandangan gadis itu tertutup rambut.

Radea berhenti tepat di belakang Danil. Cowok itu membuang napas berat. "Lo emang gini terus atau ikat rambut lo hilang?" katanya dengan nada lelah.

Lelah sekali melihat Radea yang terus menunduk. Danil yang merasa risi dengan rambut panjang terurai serta poni rata hampir menutup mata milik gadis itu. Belum lagi bagian pipinya yang juga tertutup rambut. Benar-benar membuat Danik gatal ingin mengikat rambutnya.

Radea menggeleng kaku. Gadis itu tak menjawab.

"Lo nggak mau jawab gue?" Danil menunduk, mengintip wajah gadis itu. Namun, tak ada jawaban. Radea malah semakin menunduk.

Perlahan, Danil mengulurkan tangannya pada rambut Radea. Ia menyelipkan rambut sisi kanan Radea di balik daun telinga. Setelah itu Danil terkagum sendiri. Bibir mungil berwarna merah muda, hidung kecil dan mancung, serta kulit putih. Manik mata gadis itu cokelat terang, tatapannya benar-benar membuat Danil terdiam. Namun hal itu tak bertahan lama, karena Radea kembali memperbaiki rambutnya seperti semula.

"Ma-mau cari buku nggak?" tanya Radea tak nyaman. Ia ditatap sangat intens dengan orang yang baru ditemuinya hari ini, bagaimana gadis itu tak terganggu.

Danil menghadap pada Radea sempurna. Cowok itu memasukkan kedua tangannya di saku celana. Gadis pendek yang hanya setara dengan dagunya itu membuat sikap penasaran Danil muncul.

"Lo emang sekaku ini, ya?"

"Kalau nggak mau cari buku, saya balik ke kelas." Selepas mengatakan itu, Radea langsung berbalik. Namun, dia tak sempat melangkah karena lengannya ditahan Danil.

"Oke. Gue cari buku sekarang. Bagian mana?"

Radea menunjuk ke depan mereka. Danil langsung berjalan lurus, diikuti Radea.

🌇🌇🌇

Danil bersama Yosep keluar kelas setelah bel pulang berkumandang. Suasana sangat ramai karena para murid bagai bebek yang baru lepas dari kandang. Namun, ada satu yang masih tinggal, yaitu Radea.

Radea masih seperti biasa, menunggu sekolah tak bising lagi barulah dia pulang. Tak jarang ia menunggu sampai setengah jam, di sela menunggu waktu sepi, biasanya Radea membaca novel. Ia selalu membawa novel ke sekolah, karena benda itu adalah satu-satunya yang bisa menghibur Radea.

Introvert VS Ekstrovert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang