37 || Keyla dan Radea

288 54 5
                                    

Apa yang kalian lakukan saat liburan sekolah? Piknik? Nongkrong sama teman-teman? Atau hanya di rumah menikmati hari libur sambil malas-malasan?

Kalau yang terakhir itu adalah hal yang dilakukan Keyla di apartemen. Ada yang berbeda dengan liburan kali ini, kalau biasanya Keyla akan berlibur ke Singapura di rumah orang tuanya, tetapi tidak kali ini. Dia disuruh ayah dan bundanya tetap di Indonesia, karena Radea akan pindah dan tinggal bersamanya.

Keyla benar saat mengatakan bahwa Radea akan menjalani hidup yang baru. Dia sudah tidak di indekos lagi, melainkan di apartemen milik keluarganya yang ditinggali oleh Keyla selama di Indonesia. Mereka tinggal tidak hanya berdua, tetapi ada satu ART yang mengurus semua urusan rumah.

Hari ini adalah dua hari terakhir liburan dan Radea sudah berada di apartemen Keyla selama sepuluh hari. Walaupun canggung karena harus sekamar dengan Keyla, Radea tetap berusaha sebaik mungkin agar menjaga komunikasi dengan adiknya itu. Keyla juga tidak terlihat terganggu dengan adanya Radea. Namun, Keyla tetaplah Keyla yang akan membicarakan apa pun yang ada di pikirannya.

"Duh, lo bisa nggak rambutnya jangan diurai gitu. Gue suka kaget tau malam-malam liat lo," kata Keyla saat berpapasan dengan Radea di dapur. "Dan tolong, jangan pakai baju putih langsungan selutut itu. Sorry to say, tapi lo jadi kayak mbak kunti."

Keyla meneguk air di gelasnya sampai tandas. Dia menatap Radea dengan wajah khawatir. "Kayaknya lo harus rubah penampilan. Orang-orang di sekolah bakalan kaget pas tau lo kakak gue kalau penampilan lo aja kayak sodako gini," ucap Keyla lagi dengan mulut tanpa filternya. "Oke, malam ini kita tidur dulu. Besok kita akan bahas penampilan lo."

Keyla berjalan begitu saja melewati Radea yang sejak tadi diam mematung mendengarkannya. Saat keberadaan Keyla sudah tidak terlihat, Radea mendesah berat dan memilih duduk di kursi meja makan.

Apakah keputusan pindah sudah tepat? Radea menuangkan air di gelas yang tadi dipakai Keyla, lalu meminumnya habis dalam satu tegukan.

Apa sebaiknya dia ikut ke Singapura saja seperti tawaran ayahnya? Atau tidak usah pindah? Karena belum terlambat untuk kembali ke indekos dan tetap sekolah di SMA Bakti.

*****

Radea sudah mandi dan sedang berada di dapur menemani Bu Ani memasak sarapan untuk mereka bertiga. Sedangkan Keyla baru saja bangun dan mengambil minum di kulkas.

Sesaat setelah mendapati keberadaan Radea, Keyla berdecak sebal, gadis itu melepas jepitan rambutnya dan memberikan pada Radea. "Pakai, nih. Duh, kita mesti ke salon nanti siang buat potong rambut lo itu."

Bu Ani melirik Radea yang hanya tersenyum tipis menyambut jepit rambut milik Keyla, lalu memakainya. Radea menggulung rambutnya sampai memperlihatkan leher belakang gadis itu.

"Hm, gitu lebih bagus." Keyla kembali memasukkan botol ke dalam kulas. "Abis gue mandi, kita sarapan, terus lo ikut gue ke salon," ujar Keyla sambil berjalan ke kamar.

Sekitar lima belas menit dan makanan sudah siap di meja, barulah Keyla kembali datang dengan rambut digulung dengan handuk. Gadis itu duduk di samping Radea, dan mereka bertiga mulai makan.

Bu Ani memang selalu makan bersama dengan Keyla, karena beliau sudah bertahun-tahun menjaga gadis itu. Bagi Keyla, Bu Ani sudah seperti saudara sendiri.

"Jadi Mbak Rara pindah sekolah bareng Keyla, ya?" tanya Bu Ani sambil menuangkan air minum ke dua gelas untuk Radea dan Keyla.

Radea mengangguk sambil mengunyah. "Iya, Bu," jawab Radea sopan setelah menelan makanannya.

"Oh, iya. Gue pernah bilang sama Danil kalau gue nggak setuju lo pindah di sekolah gue," ujar Keyla sebelum meneguk minumnya. Dia melirik Radea yang saat ini sedang mengunyah sambil menatapnya. "Gue cuma ngerjain dia karena kayaknya dia suka sama lo."

Introvert VS Ekstrovert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang