38 || Radea Yang Baru

308 50 6
                                    

Mungkin murid-murid yang melihat Radea tidak akan berpikir macam-macam tentang dirinya, berbeda dengan Radea yang selalu menganggap orang di sekitarnya berpikir berlebihan. Paling-paling kalau ada yang memperhatikan Radea sekarang, alasannya tidak banyak, yaitu karena dia adalah anak baru atau karena wajah gadis itu yang
masih asing.

Tentang penampilan Radea yang biasanya selalu menarik perhatian, kali ini sudah tidak lagi. Pasalnya rambut Radea sudah dipotong sebahu dan poninya tidak menutupi dahi. Seperti yang sudah dikatakan Keyla kemarin, Radea harus ke sekolah dengan poni dijepit ke ubun-ubun. Dan seperti inilah Radea sekarang, tampak normal.

Gadis itu berjalan kaku di samping Keyla, kepalanya menunduk dan hanya memandangi kedua sepatu baru yang dibelikan oleh sang ayah. Alhasil, wajah Radea tertutup jika dilihat dari samping. Berbeda dengan Keyla yang mendapat banyak sapaan dari murid-murid yang dia lewati, Radea malah berusaha bersembunyi di samping Keyla.

Sebelum berangkat sekolah tadi, Keyla kukuh ingin mendandani Radea padahal Radea menolak keras. Namun, bukan Keyla kalau bisa dibantah.

"Eh, itu Danil!" Keyla menyiku Radea yang seketika berbalik saat matanya sekilas bertemu pandang dengan Danil. "Eh, mau ke mana?" Keyla menarik tas Radea dari belakang untuk menahan langkah kakaknya itu.

"Key, please. Aku belum siap ketemu dia," ucap Radea penuh permohonan. Dia berusaha melepas tangan Keyla dari tasnya.

"No! Gue kepo sama reaksinya dia gimana pas liat penampilan baru lo." Keyla menarik tangan Radea dan membuat kakakya kembali berbalik arah.

Tepat saat itu, langkah Danil semakin dekat. Cowok itu tersenyum tipis menyadari kehadiran Keyla bersama temannya.

Radea menunduk, matanya terpejam. Dia belum siap bertemu Danil dengan dirinya yang tampak baru seperti sekarang.

"Pagi, Keyla yang disapa sama semua murid." Danil melambaikan tangannya sambil terus melangkah maju.

Mendengar suara yang sangat dia kenali itu, Radea melangkah perlahan ke belakang Keyla. Akan tetapi, tentu saja dia masih kelihatan.

Keyla menarik senyum lebar. "Pagi, Danil."

"Kenapa senyum lo lebar banget?" Danil mengerutkan keningnya. Ekspresi cowok itu berubah bingung dengan dahi berkerut saat sadar ada seseorang di belakang Keyla.

"Gue bawa kejutan buat lo. Dan setelah ini, lo harus terima kasih ke gue!"

Danil tidak begitu mempedulikan orang di belakang Keyla, terbukti saat fokusnya kembali teralih dan menjawab, "Oh, ya? Emang apa yang bisa buat gue berterima kasih sama seorang Keyla?"

"Kali ini mungkin bisa jadi 'terima kasih' lo yang pertama, tapi ke depannya lo bakal banyak nyebutin dua kata itu ke gue." Keyla menjentikkan jarinya dan memainkan sebelah mata. Setelah itu, tanpa izin dia melangkah ke samping, lalu menarik tangan Radea agar berdiri sejajar dengannya.

"Taraaa!" seru Keyla sambil mengarahkan kedua tangan ke arah Radea, seolah Radea adalah sebuah hadiah darinya untuk Danil.

"Ra-Radea?" ucap Danil tidak percaya. Dia menatap Keyla dengan mata membulat. "Lo bilang, lo nggak setuju kalau—"

"Kejutan, dong!" ujar Keyla. Dia merangkul Radea yang memiliki tubuh lebih pendek darinya itu. "Nih, gue titip kakak gue. Lo antar dia ke ruang guru. Abis itu antar dia ke kelasnya. Jagain. Bye!"

Setelah memberi wasiat pada Danil, Keyla berlari dari sana sambil melambaikan tangannya pada Radea. Wajah gadis itu menatap Keyla sambil mencebik. Keyla yakin, kakaknya itu sekarang sedang mengumpatinya dalam hati.

Introvert VS Ekstrovert ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang