Dahyun memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah. Dia turun dari mobilnya dan bermaksud masuk ke dalam pekarangan rumah sederhana itu. Baru saja dia akan mengetuk, pintu rumah itu sudah terbuka menampilkan sosok gadis cantik yang telah memberikannya senyum indahnya.
"kau sudah datang rupanya" ujar gadis itu, siapa lagi kalau bukan Sana.
Dahyun hanya menggangguk. Untuk sesaat lidahnya keluh untuk mengeluarkan kata sederhana untuk menjawab pertanyaan dari Sana.
"kau cantik" puji Dahyun tiba-tiba
"kau bilang apa?" Sana bertanya lagi, bukan sengaja. Dia Memang tidak mendengar ucapan Dahyun yang sangat pelan itu.
Dahyun menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal akibat malu. "mmm...kau Cantik" ujarnya kemudian.
Sana terkekeh, dia lalu sibuk mengunci rumahnya. Kemudian menoleh menatap Dahyun lagi. "terima kasih atas pujianmu. Aku senang mendengarnya. Berarti aku telah berhasil menjadi teman kencan yang cocok untukmu hari ini" ujar Sana
"apa maksudmu?"
"aku sengaja berdandan seperti ini agar terlihat cocok dengan gadis sempurna sepertimu Kim Dahyun. Dan aku bahagia karena berhasil" ujar Sana
"Aku? Sempurna? Kau memang tidak salah sebut" balas Dahyun kemudian tertawa membuat Sana menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. "dan kau tidak perlu berdandan, karena kau tetap terlihat cantik tanpa polesan apapun di wajahmu" sambung Dahyun lagi. Dan seperkian detik dia menutup mulutnya karena kaget dengan apa yang dia ucapkan barusan.
Blushh..
Rona merah kini bersarang di pipi Sana. Dia malu mendengar ucapan Dahyun barusan.Kini keduanya dalam mode canggung.
"sebaiknya kita pergi sekarang. Ayo" Sana memecah keheningan itu sambil menarik tangan Dahyun dengan menautkan jari jemarinya dengan jari tangan Dahyun.
Dahyun membisu. Matanya kini hanya menatap genggaman tangan mereka. Tangan Sana begitu lembut menerpa permukaan telapak tangannya.
"kau kenapa?" tegur Sana
Kepala Dahyun terangkat sesaat Sana melepaskan tautan tangan mereka. "eoh?"
"kenapa kau diam saja? Apa kita tidak jadi pergi hari ini?" tanya Sana heran karena Dahyun tidak juga masuk ke mobil.
"eoh? Ki-kita akan pergi. Masuklah" suruh Dahyun yang tersadar dari lamunannya.
Di taman bermain, Sana dan Dahyun menikmati hampir semua permainan. Mereka tertawa, bercanda dan sesekali saling menggoda. Mereka seperti lupa pada masalah dan tujuan mereka.
Tidak terasa waktu telah menjelang sore. Mereka terlalu menikmati liburan mereka disitu.
"bagaimana kalau kita masuk ke rumah hantu?" saran Sana
"memangnya kau berani?"
"tentu saja!"
"baiklah. Ayo masuk"
Sana tersenyum karena Dahyun mau menerima ajakannya masuk ke dalam rumah hantu. Dan Baru saja mereka masuk ke dalam, suasana mencengkam mulai di rasakan Sana. Dia merasakan takut sekarang.
"AAAA..." Teriak Sana kaget.
Manekin hantu yang didandani super seram memang mampu membuat siapa saja berteriak. Apalagi dengan tambahan alat sehingga manekin-manekin itu dapat bergerak. Belum lagi para karyawan yang memang bertugas menambah keseraman yang timbul tiba-tiba di hadapan mereka.
"Aaa..Dahyun...aku takut..." teriak Sana lagi yang sudah terlihat memegang erat baju Dahyun yang berjalan di depannya.
"AAA.." Sana terus berteriak.Dahyun menghentikan langkahnya. Dia lalu membawa Sana kesampingnya. Merangkul tubuh langsing gadis itu. Dan otomatis Sana juga mulai memeluk pinggang Dahyun erat sambil menyembunyikan wajahnya di dada gadis manis itu.
"AAAA...." Sana berteriak lagi. Kali ini air matanya mulai jatuh.
Setelah keluar dari Rumah hantu, Sana masih saja mengeluarkan air matanya. Dia begitu takut. Bahkan pelukannya di tubuh Dahyun belum ia lepaskan.
"apa semenakutkan itu?" tanya Dahyun sambil menenangkan Sana dengan mengelus punggung gadis yang masih memeluknya erat itu.
Sana mengangguk membuat Dahyun terkekeh pelan. "bukannya tadi kau yang mengajakku masuk kedalam? Kenapa justru kau yang ketakutan, hm?"
Sana melepaskan pelukannya. Kini dia menatap Dahyun kesal. "kau mengejekku? Aku tidak takut. Aku hanya kaget saja" ujar Sana masih dengan isakannya. Dia benar-benar terlihat seperti anak kecil. Sangat menggemaskan.
"aku tidak mengejek" ujar Dahyun sambil membantu menghapus air mata gadis itu.
"nangisnya udahan dong..aku belikan ice cream bagaimana?" lanjutnya."aku tidak mau. Aku membencimu!" balas Sana lalu meninggalkan Dahyun.
Dahyun tersenyum, lalu dengan cepat mengejar gadis itu. Sekarang langkahnya telah beriringan dengan Sana. "ya udah, maafkan aku. Aku akan memberikanmu satu kesempatan. Kau bisa meminta apapun yang kau inginkan. Setuju?"
Sana menatap Dahyun yang berjalan di sampingnya. Dia terlihat sedikit berpikir."baiklah aku setuju!" ujarnya sambil tersenyum.
"lalu apa yang kau inginkan?"
"Sederhana. Aku hanya ingin kau terus membuatku bahagia. Mudah bukan?"
Dahyun mengernyit bingung dengan ucapan Sana. "apa maksudmu?"
Sana mendengus kesal karena Dahyun tidak juga mengerti dengan ucapannya. "aku ingin kau selalu membuatku tersenyum seperti hari ini. Aku benar-benar bahagia kau mengajakku bermain ke tempat ini. Terima kasih banyak"
"justru kau yang membuat hari ini begitu menyenangkan. Aku juga berterima kasih karena hal itu."
Sana dan Dahyun tertawa bersama karena ucapan mereka barusan.
Cekrekk..
Terdengar bunyi bidikan kamera yang berhasil mengabadikan moment sana dan Dahyun dari kejauhan. Khususnya pada Dahyun yang terus tersenyum dan tidak pernah memperlihatkan wajah dinginnnya lagi.Orang itu lalu mengambil handphonenya setelah berhasil mendapatkan foto-foto itu. Dia mencari sebuah nomor dan menekan tombol panggil.
Hallo?
Bagaimana?
Urusanku sudah selesai, aku akan mengirimkan foto-foto ini besok.
Baiklah. Kalau begitu aku akan segera mentransfer uangnya.
Pip!
Orang itu lalu keluar dari taman bermain meninggalkan Sana dan Dahyun setelah melaporkan hasil surveinya.
Di lain sisi...
Sana dan Dahyun masih berjalan beriringan sambil menikmati suasana ramai Taman bermain itu. Kali ini hanya kesunyian yang terjadi antara mereka."Dahyun?" panggil Sana.
Dahyun menoleh. "kenapa?"
"aku boleh bertanya?"
"kenapa kau terlihat takut seperti itu? Tanyakanlah jika hal itu mengganggu pikiranmu"
"itu...aku hanya ingin bertanya soal kekasihmu. Apa tidak apa-apa jika kita keluar bersama hari ini?"
"tidak apa-apa dan tidak perlu memikirkan hal itu"
"bagaimana bisa aku tidak kepikiran? Aku sedang keluar dengan orang yang telah memiliki kekasih"
"dia tau aku keluar bersamamu dan dia mengijinkannya" ujar Dahyun santai.
"kenapa kau mengajakku keluar? Apa kau tidak merasa bersalah padanya?"
Dahyun menoleh sebentar ke arah Sana.
"kau mau ikut denganku besok? Aku ingin mengenalkanmu padanya. Pada kekasihku!"Sana meramas tali tas kecilnya. Dia tahu kekasih gadis itu sudah lama meninggal. Dan pastinya Dahyun akan mengajaknya ke makamnya.
"apa aku terlalu berlebihan dengan menyinggung tentangnya malam ini Dahyun? Maafkan aku" batin Sana
_Tbc_
