chapter 11

4.1K 403 4
                                        

Sana terbangun dari tidurnya. Di edarkannya pandangannya di sekelilingnya. Tempat yang begitu asing untuknya. Apalagi lampu yang temaram membuatnya tidak dapat mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi.

Dia memeriksa jam tangannya. Jam masih menunjukkan pukul 02.00 malam.

"aishh, aku di mana?" ujar gadis itu seraya berusaha turun dari ranjang.

"kau mau ke mana?" terdengar suara seseorang seraya menahan tangannya.

"AAAA!" teriak Sana ketakutan.

"hey..hey..ini aku Dahyun. Kau kenapa?"

"Dahyun? Yak! Ada apa ini? Kenapa aku bisa tidur seranjang denganmu? Dan ini di mana?" tanya Sana bertubi-tubi.

"stt..tenanglah. ini kamarku. Jangan salah sangka dulu. Aku tidak berbuat macam-macam padamu" ujar Dahyun berusaha menenangkan gadis disampingnya itu.

"la-lalu? Kenapa aku disini?"

"aku yang memindahkanmu di sini karena aku tidak tega melihatmu tertidur di sofa. Aku tidak punya kamar tamu. Dan kamarku ini hanya satu-satunya di apartemenku ini. Jadi aku tidak punya pilihan sehingga kau ku bawa ke sini" jujur Dahyun. "dan untuk tidur seranjang, kau salah. Aku tidur di bawah. Aku terbangun karena suara deritan saat kau akan beranjak dari atas ranjang" sambungnya

"apa katamu?"

"aku minta maaf. Sungguh. Aku tidak bermaksud lancang mengangkat tubuhmu"

"kau apa? Mengangkat tubuhku? Kau gila?"

"iya aku gila. Maafkan aku"

"bukan itu maksudku Kim Dahyun! Pergelangan tanganmu itu belum sembuh. Dan kau sudah membuatnya bekerja ekstra" marah Sana

Dahyun terdiam. Dia mengira Sana akan memarahinya habis-habissan karena berani menyentuhnya. Ternyata Sana malah memarahinya karena membuat tangannya itu bekerja ekstra.

"duduk di sini cepat!" suruh Sana pada Dahyun sambil menepuk tempat disampingnya.

Dahyun menurut. Dengan cepat dan hati-hati, Sana membawa tangan Dahyun ke atas pangkuannya. Dia mulai memeriksa pergelangan tangan gadis itu yang masih terbalut kain kasa.

"kau tidak merasakan sakit? Ini tidak berdarah kan?"

Dahyun tersenyum kecil. "aku tidak apa-apa Sana. Tapi kalau soal nyeri aku merasakannya"

Sana menghela napasnya. "kan sudah ku katakan berhati-hati Kim Dahyun. Jangan membuatku tambah khawatir. Lain kali jangan melakukan hal ini lagi"

"itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin bersikap masa bodoh padamu" balas Dahyun

"huft..kalau begitu ini salahku juga. Aku tidak akan tertidur seperti itu lagi" ucap Sana.

"ya sudah. Lebih baik kau tidur lagi" titah Dahyun sambil beranjak dari ranjang

"mau kemana?"

"aku juga akan melanjutkan tidurku. Di bawah sini" Dahyun menunjuk tempat tidurnya di lantai.

"tidak-tidak..kau harus tidur diranjang. Kau bisa sakit!"

"uh? Itu tidak mungkin"

"tidak mungkin apanya? Kita sama-sama wanita bukan? Aku juga tadi sudah melihat tubuhmu. Jadi Tidak usah banyak membantah. Tidur disampingku saja!" Sana menarik tangan Dahyun sehingga membuat Dahyun terduduk di ranjang.

"ehh?" Dahyun terkejut

"tidurlah! Aku tidak akan menerkammu. Tenang saja!" ujar Sana membuat Dahyun terheran. Seharusnya gadis itu yang akan merasa khawatir karena tidur seranjang dengannya. Tapi anehnya, dia malah tenang-tenang saja.

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang