chapter 17

4.2K 384 49
                                    

"ahh..sakit Dahyun!"

"iya aku tahu. Dikit lagi nih"

"aku nggak mau, lepasin"

"stt..diam aja. Ini nggak bakalan sakit. Tahan yaa.."

"enggak"

"San, Jarumnya nggak bakalan bunuh kamu"

"ahh..sakit!"

"nah udah. Tunggu aku bersihin darahnya" ujar Dahyun seraya mengambil tissue dan membersihkan darah pada bekas tusukkan jarum di jari Sana.

Dahyun memang sengaja melakukannya karena saluran pencernaan wanita itu sedang bermasalah dari dia bangun tadi dan hal itu berhasil membuat Dahyun panik.

Sana yang kesakitan terlihat sibuk mengipas-ngipasi jarinya yang di tusuk Dahyun.

"masih perih?"
Sana mengangguk

"ya udah..istirahatlah lagi. Hari ini nggak usah ke mana-mana" pesan Dahyun

Sana mengangangguk pasrah lalu beranjak dari sofa di kamar Dahyun itu dan mulai merangkak naik keatas ranjang.

Baru saja dia ingin memejamkan matanya, terasa deritan ranjang di sebelahnya.

"ngapain?" tanya Sana heran melihat Dahyun kini sudah berbaring disampingnya sambil menatapnya pula.

"nemenin kamu" jawab Dahyun santai

"nggak usah. Kamu harus ke kantor Dahyun. Udah pergi sana siap-siap" usir Sana kemudian berbalik memunggungi Dahyun yang masih berada di posisinya itu. "eoh?" Sana terkejut ketika tiba-tiba merasakan usapan lembut di perutnya.

"Dahyun?" marah Sana lalu berbalik kembali menatap Dahyun yang hanya tersenyum padanya.

"ini obat manjur saat sakit perut San, kau pasti merasa lebih enakkan saat hawa panas mulai menjalar ke perutmu" ujar Dahyun berusaha mengganti topik pembicaraan. Dia tahu Sana akan memarahinya karena tidak ke kantor.

"nggak mau ke kantor?" tanya Sana sedikit kesal tapi masih membiarkan usapan lembut Dahyun di perutnya. Memang benar apa kata Dahyun, dia merasa lebih enakkan saat perutnya di elus-elus oleh gadis itu

Dahyun dengan berani menatap lekat mata Sana. "aku nggak akan pergi. Aku akan menemanimu di sini"

"tapi pekerjaanmu?"

"tidak ada yang penting untuk ku kerjakan di kantor. Sekretarisku ataupun Chaeyoung bisa menghandlenya" ujar Dahyun beralasan.

"terserahmu. Aku tidak mau ikut campur kalau Chaeyoung memarahimu"

"iya bos" ujar Dahyun masih dengan aktivitasnya mengelus perut rata Sana.
Dan wanita itu, dia sudah terlihat tertidur.
Dahyun tersenyum menatap wajah tenang Sana.

Mendengar nafas teratur Sana, Dahyun menghentikan aktivitasnya. Melelahkan memang. Tapi demi Sana, dia rela melakukan apapun.

Kini tangan Dahyun sudah melingkar di pinggang Sana. Menarik tubuh wanita itu ke dalam dekapannya.

"aku tidak tahu ada apa dengan perasaanku ini. Sepertinya aku mulai mencintaimu. Tapi aku juga mencintai Momo. Apa yang akan di katakan kekasihku jika aku seperti ini? Dia pasti marah besar padaku"

Sana mendengar ucapan Dahyun. Dia memang terbangun saat tubuhnya di tarik oleh Dahyun tadi.

tidak bisa di biarkan. Aku benar-benar akan membuatmu lupa tentang Momo- batin Sana

.

Ting tong..ting tong...

Suara bel apartement Dahyun berbunyi membangunkan seorang Minatozaki.
Sana terbangun dan mendapati note yang ditempelkan Dahyun di pintu kamar.

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang