chapter 27

4.4K 377 34
                                    

Sana tertegun pada gadis cantik yang duduk disampingnya sekarang.

"maaf aku mengagetkanmu. Aku tidak sengaja mendengar ucapanmu tadi" ucap gadis itu

Sana memperbaiki kembali posisi duduknya. Menatap pejalan kaki di sekitaran sungai Han.
"mm..tidak apa" ujarnya kemudian

"maaf sebelumnya, aku tidak bermaksud ikut campur dengan kehidupanmu. Tapi aku tidak tahan jika melihat wajah penuh akan kekhawatiran sepertimu. Kau mengingatkanku pada adikku"

"ahh..maafkan aku kalau begitu. Aku memang sedang dalam masalah" Ujar Sana

"tidak perlu minta maaf. Kau hanya mengingatkanku akan sikap adikku yang juga menampilkan wajah dingin yang penuh dengan kekhawatiran. Jadi, boleh aku menebak akan masalahmu?"

Sana menatap gadis disampingnya lagi dengan bingung.

"apa ini soal percintaan?" tebak gadis itu

Sana mengangguk dengan lesu.

"boleh aku beri kau saran? Jika kau ada masalah dengan pasanganmu segera perbaikilah, jangan biarkan masalahmu ini semakin berlarut-larut. Itu akan semakin menyakitkan"

Sana menghela napasnya."masalahku memang sudah berlarut-larut dan terasa sangat menyakitkan. Aku juga sudah melepaskannya"

Gadis disebelah Sana memegang bahu Sana dan tersenyum manis."aku bisa menebak jika semua ini karena orang ketiga, benar begitu?"

"........."

"tidak perlu menjawab. Tatapanmu sudah menjelaskan semuanya. Aku bukannya sok tahu, tapi aku sudah menghadapi masalah sepertimu. Lebih tepatnya masalah adikku. Permasalahan kalian tidak beda jauh. Jadi kuberi kau saran lagi, biarkan pasanganmu itu menjelaskan semuanya. Mungkin saja terjadi kesalahpahaman antara kalian. Jadi, jangan biarkan kesalahpahaman membuat kalian berpisah seperti ini. Beri dia kesempatan bicara dulu"

"terima kasih untuk saranmu itu. Aku memang akan bertemu dengannya besok"

"kau membuat keputusan yang tepat. Kuharap kalian dapat memperbaiki hubungan kalian lagi. Kau terlihat masih sangat mencintainya"

Sana terkekeh pelan."apa kau peramal?"

Gadis disamping Sana itu menggeleng lalu ikut tertawa kecil. "aku bukan peramal. Tapi kau mudah di tebak"

"apa sejelas itu?"Tanya Sana dan dibalas anggukan

Tiba-tiba terdengar deringan telphone yang tentu saja bukan punya Sana, karena Sana tidak memiliki benda persegi panjang itu.
"ahh sial, adikku sudah mencariku. Aku harus pergi sekarang"

"baiklah. Hati-hati dan terima kasih untuk saranmu"

"terima kasihmu kuterima. Dan kau juga hati-hati. Bye"

"bye.."

.

Sana keluar dari dalam mobil diikuti Jungkook. Kedua orang itu masuk kedalam sebuah cafe yang tidak terlalu ramai pengunjung.

"aku harus ke toilet dulu" ujar Sana

"kita baru saja sampai, dan kau memilih ke toilet dulu?"

"ini gara-gara kau terlalu terburu-buru tadi. Aku harus mengeluarkan cairan berlebih dari tubuhku ini dulu. Kau membuatku menahannya selama perjalanan"

"iya..iya bawel. Sudah pergi saja ke toilet. Tapi jangan lama-lama"

"Dahyun belum tiba. Kenapa aku harus cepat-cepat?" tanya Sana kesal lalu berjalan ke arah toilet.

Jungkook menggelengkan kepalanya akibat sikap Sana yang jadi temperamen. Dan akhirnya dia memilih mencari meja untuk di tempatinya menunggu Dahyun dan juga Sana.

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang