chapter 7

4.3K 430 13
                                    

Dahyun memasuki sebuah toko buku dengan pakaian casual karena dia tidak ke kantor hari ini.

Semenjak meninggalnya Momo, dia memang mulai menyibukkan dirinya dengan membaca berbagai buku. Dia mulai menjelajahi toko buku itu. Berjalan santai dari satu rak ke rak lainnya hingga tatapannya sekarang tertuju pada sebuah buku bergenre horor di lihat dari sampulnya.

Tangan Dahyun terangkat untuk menggapainya. "eoh?" Dahyun terheran saat sebuah tangan juga ikut mendarat di buku yang di incarnya.

Dahyun menoleh ke arah samping.
"SANA?"
"Dahyun?"
Ucap mereka bersamaan.

"maafkan aku" ucap Sana sambil melirik buku itu.

Dahyun mengambil buku itu. "ambillah" ujarnya sambil menyerahkan buku itu pada Sana.

"tidak usah. Kau terlihat lebih tertarik pada buku itu dariku" tolak Sana.

"tap–"

"untukmu saja Kim Dahyun. Aku bisa mencari yang lain"

Dahyun mengangguk-anggukan kepalanya. Dan akhirnya mengambil buku itu untuk dirinya sendiri.

"terima kasih sudah mengalah" ujar Dahyun membuat Sana terkekeh.

"Bukan masalah besar" jawab Sana sambil mencari buku lainnya di rak yang sama.
Dan Dahyun memilih memandang Sana yang terlihat serius. Dia seakan terhipnotis melihat betapa cantiknya Sana meskipun di lihat dari samping.

"kurasa ini menarik" ujar Sana sambil menarik sebuah buku dengan cover merah muda.
Di memutar-mutar buku itu, terpesona pada covernya.

"aku sudah membaca buku itu, ceritanya kurang menarik. Bagaimana kalau ini saja?" ujar Dahyun lalu mengambil sebuah buku di belakang Sana. "aku suka ceritanya. Itupun kalau kau mau"

Sana mengambil buku itu dari tangan Dahyun.
"kalau begitu aku akan mengambilnya"

"kau bisa mengomel padaku kalau kau tidak suka ceritanya!"

"ide yang bagus. Bersiap-siaplah kalau begitu" ujar Sana membuat Dahyun tertawa.
Sepertinya, Dahyun benar-benar berbeda saat bersama Sana.

.

Sana dan Dahyun sekarang berada di sebuah cafe. Duduk berhadapan sambil menunggu pesanan mereka. Dahyun memang mengajak Sana untuk makan sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengalah padanya.

Sana mulai terlihat sibuk membuka bungkus bukunya. Dan Dahyun lebih tertarik menatap Sana. Entah ada apa dengannya!

"makan dulu San, baca bukunya nanti saja" tegur Dahyun saat makanan mereka telah datang.

Sana menutup bukunya lalu terkekeh pelan.
"kau seperti ibuku saja!" ujarnya dan seperkian detik kemudian terlihat lesu. Dia kini hanya memainkan sendoknya pada makanan di hadapannya.

Dahyun yang sadar akan hal itu kini menatap gadis dihadapannya dengan bingung. "kau kenapa? Apa makanannya tidak enak?"

"makanannya enak. Hanya saja tiba-tiba aku memikirkan ibuku" jawab Sana.

Dahyun terdiam lalu akhirnya sadar dan teringat ucapan seorang nenek padanya lalu yang mengatakan jika Sana adalah anak yatim piatu dan hal itu membuatnya bingung harus melakukan apa.

"San.."

Sana menatap Dahyun lalu tertawa. "ah sudahlah! Kenapa aku jadi cengeng begini? Lupakan saja kata-kataku tadi. Kita lanjutkan makan saja" ujar Sana lalu mulai menyuapkan makanannya ke mulutnya.

Dahyun menurut, dia melanjutkan makannya meskipun tidak menikmati makanan enak itu karena memikirkan Sana. "kau mau ketaman bermain bersamaku setelah ini?" tawar Dahyun.

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang