chapter 24

3.7K 356 15
                                    

Bulan bersinar cukup terang menambah nilai plus keindahan dari kota Seoul. Dan Dahyun memilih memanjakkan matanya di taman pusat kota, memandangi orang yang lalu lalang di hadapannya.

Tatapan sendu itu terpancar lagi dari matanya. Kekosongan daam dirinya begitu menyiksa batinnya.

"Dahyun?"

"hmm?" Dahyun menatap gadis cantik di sampingnya.

"kau baik-baik saja?"

Dahyun berusaha tersenyum
"aku baik-baik saja Nayeon"

Nayeon mengelus punggung Dahyun. Dia tahu gadis yang lebih muda disampingnya itu dalam keadaan tidak baik. "jangan menahannya lagi. Menangislah jika ingin"

"aku lelah" jawab Dahyun

Nayeon menghela nafasnya. Dan Tanpa berkata apa-apa lagi, segera Ia membawa tubuh Dahyun kedalam dekapannya.Memeluknya begitu erat. "Aku tidak tahan melihatmu seperti ini. Aku merindukan senyumanmu. Jadi jika itu masih terasa sakit, menangis saja. Kau perlu mengeluarkannya.Bukankah ini gunanya aku datang, Hm?"

Dahyun tidak menjawab, dia kini membalas pelukan Nayeon. Air matanya akhirnya keluar juga dan semakin deras. Nayeon hanya bisa mengelus punggung Dahyun mencoba memberi kekuatan.

"kau tahu aku menyayangimu bukan?"
Dahyun mengangguk.

"jadi kumohon, jangan berpura-pura kuat seperti ini apalagi didepanku. Katakanlah jika itu terasa menyakitkan" Dahyun kembali mengangguk.

"terima kasih. Aku bersyukur memilikimu" ujar gadis itu lalu kembali menangis deras di pundak Nayeon.

.

Suara tangisan itu terdengar begitu menyayat hati. Jungkook yang sedari tadi berdiri di depan kamar Sana begitu menghawatirkan gadis itu.

"apa aku masuk saja ke dalam?" tanya suatu suara dari arah belakang Jungkook.

"jangan sayang, biarkan dia sendiri" Jungkook menahan gadis itu, yang sebenarnya adalah kekasihnya Jihyo.

Jihyo memeluk tubuh Jungkook erat."aku takut dia melakukan hal berbahaya di dalam. Aku tidak tahu jika mencintai seseorang akan terasa sesakit itu"

Jungkook membalas pelukan Jihyo
"dia tidak akan melakukannya sayang"

Di dalam kamar, Sana terus menangis.
Melihat Dahyun dengan wanita lain membuat hatinya terasa sakit. Apa sebegitu bencinya Dahyun padanya sehingga dirinya benar-benar sudah di lupakan?

"aku tahu aku salah Dahyun. Tapi apakah kau harus membalasku seperti ini?" Sana berbicara sendiri dengan air mata yang terus saja mengalir. "apa ini tandanya aku benar-benar harus melepasmu?"

.

Pagi menyambut, semua orang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Begitupun yang di lakukan Sana.

Sudah seminggu yang lalu Sana kembali ke Jepang. Dia berusaha tersenyum seperti tidak ada masalah yang dirasakannya.

Hari-harinya disibukkan dengan bekerja.

"direktur?"

"ada apa Nako?"

"ada sebuah perusahaan ingin bekerja sama dengan kita"

Sana melepaskan dokumen yang berada ditangannya lalu menatap sekretrisnya itu.

"kalau begitu segera jadwalkan pertemuan kita dengan mereka"

"maaf sebelumnya direktur, mereka ingin bertemu anda siang nanti"

"baiklah. Atur saja Nako"

"tapi direktur..."

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang