Dahyun berlari ke arah kamarnya. Dia takut terjadi apa-apa dengan Sana.
"kau kenapa?" paniknya
"aku melihatnya..."
"kau lihat apa?" Dahyun mencoba mendekati Sana yang kelihatan sangat takut. Menarik selimut yang membungkus tubuh Sana yang sedang bersandar di sandaran ranjang.
"hal mengerikan Dahyun. Aku melihatnya"
"iya, tapi itu apa?"
"AAAA..Itu dia...itu dia Dahyun di bawah kakimu" teriak Sana lagi membuat Dahyun menoleh ke bawah kakinya.
Dahyun menghela napas lega karena dia pikir tadinya Sana melihat hantu. Ternyata hanya kecoak saja yang di lihat wanita itu.
Dahyun berdiri, mengambil tissue di atas nakas dan menangkap kecoak itu dengan cepat lalu membuangnya dari balkon kamarnya. Setelah itu Ia berlalu pergi ke kamar mandi, mencuci tangannya hingga bersih kemudian duduk kembali dipinggir ranjang.
"aku sudah membuangnya. Kau bisa tidur dengan tenang. Sekarang istirahatlah kembali" ujar Dahyun
Sana menurunkan selimut yang menutupi wajahnya lalu di tatapnya Dahyun. "aku masih takut. Bagaimana kalau dia punya teman dan datang lagi ke sini?" rengek Sana
"tidak akan. Tidurlah lagi" ujar Dahyun lalu berdiri dari duduknya bermaksud keluar dari kamarnya itu. Namun tiba-tiba, Sana menahan tangannya. "jangan pergi. Kau disini saja" pinta gadis itu.
Dahyun terlihat berpikir. Lagipula ada sofa yang dapat dia tempati di dalam kamarnya ini.
"baiklah. Tapi aku keluar untuk mengambil selimutku dulu""tidak perlu, kau tidur di sampingku saja. Aku mohon Dahyun...Aku takut~"
"tapi..."
"Dahyun~"
Oke..oke..
sepertinya terjadi masalah dengan organ tubuh Dahyun sekarang. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang melihat Sana bersikap manis dan memanggil manja namanya.Dahyun menarik nafas lalu menghembuskannya berlahan. "baiklah" Dahyun akhirnya setuju.
Sana tersenyum kecil. Lalu menggeser tubuhnya, memberi tempat untuk Dahyun.
Dahyun naik ke atas ranjang lalu Membaringkan tubuhnya.Sana dengan reflek menyelimuti Dahyun dengan selimut yang sama dengannya membuat sigadis Kim terkejut.
Sana hanya membalasnya dengan senyuman lalu ikut membaringkan tubuhnya dan memilih memunggungi Dahyun.
Baru beberapa detik, Sana kembali membalikkan tubuhnya menghadap Dahyun yang masih setia memandang langit-langit kamarnya. "Dahyun?"
"hm?"
"aku ingin tidur dalam dekapanmu. Boleh kah?" Sana tiba-tiba meminta izin.
Dahyun yang kaget langsung menoleh ke arah Sana.
"kalau tidak boleh tidak apa" ujar Sana lalu memunggungi Dahyun lagi. Dan baru saja Ia akan memejamkan matanya lagi, tapi Sebuah tangan tiba tiba melingkar erat di pinggangnya. Memutar tubuhnya hingga kepalanya kini bersandar didada sang pemilik tangan.
"Da-dahyun?"
"tidurlah" ujar Dahyun lalu membawa tangan Sana untuk memeluknya juga, sehingga dekapan hangat kini tersalurkan pada keduanya.
"terima kasih" ujar Sana lalu semakin erat memeluk Dahyun mencari kenyamanan di dada gadisbitu. Begitupun dengan Dahyun yang semakin mendekap erat tubuh Sana. Sehingga keduanya dapat tertidur dalam hitungan detik.
Pagi menyambut. Sinar matahari menembus jendela kamar membuat tidur Sana terusik.
Dia mencoba bangun, tapi tangan yang memeluknya dari belakang membuatnya susah untuk bergerak."Dahyun..." Sana memanggil gadis itu berharap Dahyun terbangun. Tapi yang didapatkannya hanya pelukan yang semakin erat.
"Dahyun bangunlah ini sudah pagi!"
"mmmm"
Sana menjadi kesal karena gadis itu tidak juga bangun. Dengan nakal dia mencubit tangan Dahyun yang melingkar di pinggangnya
"Aww..sakit" ringis Dahyun dan hal itu berhasil membuat Sana dapat terlepas dari pelukan gadis menggemaskan itu. "kenapa kau mencubitku?" tanya Dahyun
Sana bangun dari atas ranjang lalu menatap Dahyun yang masih mengelus tangannya yang memerah. "karena kau tidak mau bangun juga" jawab Sana santai lalu keluar kamar berencana untuk memasak.
Belum ada semenit, Sana kembali lagi ke dalam kamar.
"apa lagi?"
"aku hanya ingin mengambil hpku. Kau kenapa sih?"
"aku kira kau mau mencubitku lagi"
"aku akan melakukannya jika kau tidak segera siap-siap. Cepat mandi sana!"
"iya..iya. aku mandi!" pasrah Dahyun lalu masuk kamar mandi.
Sana keluar kamar, memeriksa hpnya lalu membuat panggilan.
hallo?
Bagaimana malam pertamamu bersamanya Ny.Kim?
Kau mau ku bunuh Son chaeyoung? Berhenti menggodaku!
Iya..iya..lalu kenapa menelponeku pagi-pagi?
Aku cuma mau melaporkan jika rencana kita berjalan dengan lancar semalam.
Kau pasti menikmatinya bukan?
Diam kau!
Aku heran kenapa dia bisa semudah itu menuruti segala kemauanmu.
Karena aku begitu mempesona mungkin.
PD sekali kau!
Biarin. Sudahlah, aku mau memasak dulu.
Istri yang baik rupanya.
Son Chaeyoung!!!
Pip!
Chaeyoung mematikan telphone sepihak membuat Sana semakin kesal."dasar kurcaci!" umpatnya.
Sana menghela napasnya. Berusaha menghilangkan kekesalannya pada kekasih Mina itu. Dia akhirnya mulai terlihat sibuk berkutat dengan pisau di dapur dan beberapa menit kemudian, masakkannya telah siap di atas meja makan.
"akhirnya selesai juga!" ujar Sana senang.
Dahyun keluar dari kamar sudah dengan pakaian rapi ala anak kantoran. Lol
"baunya enak..."
"tentu saja. Duduklah lalu kita makan"
Dahyun menurut.
.
"kau tidak mau bersama ku saja? Lagipula jalan ke kantorku dan toko bungamu searah"
Sana menggeleng. "kau pergi saja. Aku belum mandi Dahyun"
"baiklah. Aku pergi dulu. Kalau ada apa-apa langsung telephone aku. Kau paham?"
"iya aku paham Direktur Kim. Jadi pergilah" usir Sana membuat Dahyun terkekeh.
_Tbc_
