chapter 18

3.9K 376 16
                                    

Sana tersenyum ketika melihat album foto milik Dahyun di tangannya.

"bukankah dia imut?" tanya Ny.Kim

Sana mengangguk setuju. Ny.Kim memang membawa Sana ke rumahnya dan menunjukkan berbagai foto Dahyun.

"bi, ini Dahyun?" tanya Sana sambil menunjuk sebuah foto. Ny.Kim tersenyum lalu mengangguk.

"kenapa pakai baju laki laki?"

"waktu kecil, dia memang suka di dandani jadi laki laki. Bibi bahkan sudah takut jika sifatnya itu terbawa hingga dia besar. Untung saja tidak" ujar wanita paruh baya itu sambil tertawa.

Begitupun dengan Sana, dia juga berusaha menahan tawanya mendengar cerita konyol tentang Dahyun itu.

"aku boleh menyimpan foto ini, Bi?"

"tentu saja. Ambillah. Bibi masih punya banyak fotonya yang memakai baju pria seperti itu"

Sana tersenyum penuh makna, dengan foto itu dia bisa menggoda Dahyun.

"kita makan dulu nak, ayo"

Sana mendongak menatap wajah Ny.Kim dengan senyum menawannya lalu mengangguk.

Di lain sisi..

Dahyun melajukan mobilnya di tengah ramainya jalan. Tujuan pertamanya mencari Sana adalah toko bunga milik wanita itu.

Dahyun tiba di toko bunga, namun
lagi-lagi yang didapatkannya hanyalah kekecewaan. Wanita yang di carinya tidak ada di situ.

"San, ayolah. Jangan membuatku khawatir begini. Kau di mana?" racau Dahyun

Berulang kali Dahyun menelphone nomor Sana. Panggilannya masuk memang, hanya saja tidak pernah di angkat.

Dahyun kembali menjalankan mobilnya tanpa tujuan dan terus mencoba menghubungi Sana.

Halo?
Akhirnya Sana menjawab

Kau ada di mana?

Aku?

Iya. kau Minatozaki Sana! Di mana kau sekarang?

Aku di rumahmu.

Rumahku?

Iya, rumah orang tuamu.

Tunggu aku disitu. Dan jangan ke mana-mana lagi.

Baiklah

Pip!
Dahyun mematikannya sepihak lalu dengan cepat berputar arah menuju rumah orang tuanya.

Tidak memakan waktu banyak, Dahyun telah tiba di rumah orang tuanya. Dengan tergesa-gesa dia turun dari mobilnya. Tidak memperdulikan sapaan kepala pelayan rumahnya itu.

"SANA?" Teriak Dahyun

Sana dan mamanya yang sedang asyik bercengkrama di ruang tamu itu sangat terkejut akibat teriakan Dahyun.

Sana berdiri dari duduknya lalu menoleh ke belakang dan melihat Dahyun berjalan ke arahnya dengan tatapan yang seakan-akan akan membunuhnya.

Sana tiba-tiba menjadi takut, namun
seperkian detik kemudian, ketakutan itu berubah menjadi kebingungan karena Dahyun malah memeluknya erat.

"jangan membuatku khawatir" bisik Dahyun

"a-aku minta maaf Dahyun" balas Sana gugup.

"kau tidak tahu betapa khawatirnya aku ha? Kau bahkan tidak mengangkat telphoneku"

Jantung Sana kembali berpacu tidak normal.
"aku minta maaf Dahyun, aku tidak bermaksud begitu"

Dahyun melepaskan pelukannya. Memegang bahu Sana dan menatapnya lekat."bukankah sudah kubilang untuk tidak keluar apartment sebelum aku pulang? Kenapa tidak mendengarku?"

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang