chapter 3

4.6K 513 15
                                        

"kau tahu benar apa maksudku ini Dahyun! Tapi kau sendiri yang membuat perkataanku seperti  lelucon!"

Chaeyoung memijit pelipisnya."kau tahu, aku sangat senang mendengar jika kau tertarik pada gadis itu"

"aku tidak tertarik padanya! Aku masih punya Momo!" Dahyun bersikeras.

Emosi Chaeyoung mulai tersulut mendengar ucapan Dahyun. Dia melangkahkan kakinya ke arah Dahyun. Ditariknya kerah kemeja gadis itu. Hingga membuat Dahyun bangun dari duduknya. "Momo lagi..momo lagi. Dia sudah tidak ada didunia ini lagi Dahyun. Terimalah kenyataan!"

Dahyun melepaskan tangan Chaeyoung dari kemejanya. "kau jangan sembarangan bicara! Dia masih ada"

"cih! Lihatlah ini. Kau terus hidup dalam bayangan Momo. Kau fikir Momo senang melihatmu seperti ini? Dia ingin kau juga bahagia!"

"Stop Chaeng! Aku tidak ingin bertengkar denganmu"

"justru kau yang harus berhenti. Berhenti dari kehidupan membosankanmu ini. 3 tahun lamanya aku terus menasehatimu. Tapi kau tidak mendengarku. Hari ini! Hari ini saja Dahyun. Tolong dengarkan aku! Hentikanlah pikiran bodohmu itu. Berhenti hidup dalam bayang-bayang Momo. Aku ingin kau menemukan seseorang yang baru. Aku ingin kau bahagia"

"........"

"ini terakhir kalinya aku menasehatimu seperti ini. Semuanya ada ditanganmu. Pikirkanlah kata-kataku ini dengan baik. Aku permisi" ujar Chaeyoung lalu pergi meninggalkan Dahyun.

Sepeninggalnya Chaeyoung, Dahyun terduduk kembali disofa. Pandangannya kosong. Dia menelantarkan tumpukan kertas di mejanya.

Dahyun terus melamun, hingga matahari yang tadinya bersinar sudah digantikan dengan sinar bulan, baru dia tersadar.

Dahyun bangun dari duduknya, mengambil jas yang dia letakkan diatas kursi kebesarannya. Dahyun keluar dari ruangannya, turun ke lantai satu dan menuju pintu keluar seperti tubuh yang kehilangan nyawanya.

Dahyun terus mengikuti langkah kakinya membawanya pergi. Hingga dia tiba di sebuah taman. Dahyun duduk disalah satu kursi dengan wajah tertunduk. Jasnya dia letakkan disampingnya.

"kyaaa tolong...." teriakan seseorang mengambil alih tubuhnya.

Dahyun berlari kearah asal suara itu. Terlihat dengan jelas segerombol pria yang ingin melecehkan seorang gadis.

"lepaskan dia" ucap Dahyun tidak takut

Segerombolan pria itu menatapnya dengan tatapan meremehkan "kalau aku tidak mau kau mau ap–"

Bukk..
Dahyun melayangkan tinjunya kepada pria yang memegang erat tangan gadis itu hingga gadis itu dapat lepas. Sekali pukulan tidak akan pernah cukup untuk Dahyun. Dia perlu meluapkan emosinya. Dan orang-orang ini adalah pilihan terbaiknya.

Bukk..
Sebuah kayu mendarat di punggung Dahyun hingga membuatnya oleng. Dahyun lupa jika mereka lebih dari satu.

"sialan!" umpat Dahyun kesal.

Perkelahian tidak terhindarkan. Mereka saling pukul. Darah mulai mengalir dari wajah masing-masing. Hingga akhirnya segerombolan pria itu lari ketakutan karena tidak sanggup lagi melawan Dahyun yang kesetanan.

"E-eonnie, terima kasih banyak" ucap gadis yang menjadi korban itu.

"sama-sama. Lain kali, habis pulang sekolah jangan keluyuran. Apalagi di jalan sepi seperti ini" ucap Dahyun sambil mengacak ringan rambut gadis yang ternyata masih duduk di bangku SMA itu terlihat dari pakaiannya.

"eonnie terluka. Aku akan membawamu kerumah sakit" ucap gadis itu

"aku tidak apa-apa" tolak Dahyun. Dia lalu menghentikan taxi. "pulanglah. Jangan terlalu memikirkan malam ini karena itu bisa membuatmu trauma"

"baik eonnie. Sekali lagi terima kasih banyak"gadis itu membungkuk 90° pada Dahyun sebelum masuk taxi dan pulang.

Sepeninggalnya gadis itu, Dahyun kembali ke tempat duduknya yang lumayan jauh dari tempat kejadian. Dia meregangkan otot-ototnya sebentar sebelum duduk.

"Sialan. Pria pria itu membalas memukulku seperti aku ini seorang pria!" kesal Dahyun sedikit meringis. Penampilannya pun saat ini terlihat sangat berantakan sekarang.Kemejanya kotor, sudut bibir dan keningnya mengeluarkan darah. Punggungnya juga terasa nyeri.

"kau tidak apa-apa?" tiba-tiba suara  seseorang menerpa indera pendengarannya.

Dahyun mendongakkan wajahnya menatap orang yang baru saja menanyakan keadaannya itu. "kau?" seru Dahyun kaget

Gadis itu tersenyum. Lalu duduk disamping Dahyun tanpa permisi. "rupanya kali ini kau tidak menangis" ucapnya

"huh? Apa maksudmu?"

Gadis itu kemudian merogoh tasnya dan mengeluarkan sapu tangan. "ini sapu tangan kedua yang ku berikan untukmu. Pakailan untuk membersihkan darahmu"

Dahyun diam, dia juga tidak berniat mengambil sapu tangan itu. Dia terlihat berpikir.
1 detik...

3 detik...

5 detik...

"ah aku ingat! Kau gadis yang waktu itu aku tab–" Ucapan Dahyun terhenti

Gadis itu kembali tertawa. "iya itu aku. Gadis yang kau tabrak!"

Dahyun langsung berdiri dari duduknya. Dia membungkuk meminta maaf. "maafkan aku. Aku tidak bermak–"

"iya, aku paham. Duduklah kembali" potong gadis itu.

Dahyun duduk dengan gelisah.

"kau kenapa?" tanya gadis itu

Dahyun menoleh menatap gadis cantik disampingnya itu. "tidak. Aku hanya tidak enak padamu"

"sudahlah. Aku tau kau banyak masalah waktu itu. Aku tidak mempermasalahkannya!"

"aaww" ringis Dahyun ketika tangan gadis itu dengan reflek membersihkan darah disudut bibirnya

"ah maafkan aku. Aku tidak tahan melihat darahmu"

"tidak apa!"

"oh iya, kau sudah memberikan bunga itu pada kekasihmu? Dia pasti sangat bahagia menerima bunga itu darimu" ujar gadis itu sambil memandang langit.

Dahyun tertunduk lesu. "aku memang sudah memberikannya. Tapi aku tidak bisa melihat ekspresi bahagianya"

"kau bertengkar dengannya? Sampai itu kau babak belur seperti ini?"

"hey, aku tid–"

"aku hanya bercanda. Aku tahu, luka ini kau dapatkan karena membantu gadis SMA tadi"

"apa mengisengi orang adalah hobbymu?"

"tidak juga. Aku melakukannya agar kau tersenyum. Wajahmu terlalu kaku"

"......."

Gadis itu melihat arlojinya. "aku harus pulang sekarang. Kau juga harus pulang. Dan minta tolonglah pada kekasihmu agar dia membersihkan lukamu"

"aku boleh tahu namamu?" langkah gadis itu terhenti ketika dahyun melontarkan pertanyaan itu.

Gadis itu menoleh dengan senyuman. "Sana. Namaku Minatozaki Sana"

_Tbc_

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang