chapter 28

5.1K 354 19
                                    

Dahyun menggenggam erat jemari Sana sambil berjalan-jalan disebuah taman.
Dia memang menarik Sana keluar dari cafe setelah mendengar kata 'maaf' dari mulut wanita yang dicintainya itu.

Dahyun terus tersenyun bahagia, tapi lain halnya dengan Sana. Wanita itu terlihat resah sedari tadi.

"Dahyun..." panggil Sana membuat langkah Dahyun terhenti. Dan otomatis menghentikan langkah Sana juga.

"ada apa?"

"maafkan aku" lirih Sana lagi. Kali ini lirihan itu di ikuti dengan jatuhnya air mata.

Dengan refleks Dahyun memeluk tubuh Sana yang mulai bergetar.

"aku minta maaf Dahyun. Aku..aku..benar-benar minta maaf"

"hey..hey..jangan menangis. Aku sudah memaafkanmu" bujuk Dahyun sambil mengelus punggung Sana di pelukannya.

Sana mendorong tubuh Dahyun sehingga pelukan Dahyun terlepas."aku tidak bisa di maafkan. Aku membuatmu terluka berkali-kali"

"meskipun begitu. Aku tetap mencintaimu" balas Dahyun tulus

"aku tidak pantas di cintai olehmu Dahyun.sebaiknya kau mencari peng-"

"Sudah hentikan!" Dahyun mulai geram membuat Sana menghentikan ucapannya.
"jangan pernah mengatakan hal itu. Aku hanya ingin dirimu. Kau paham?"

Sana diam seribu bahasa. Tangisnya semakin deras membuat Dahyun akhirnya memeluk tubuh lemah itu lagi. "aku tidak perduli berapa banyak luka yang kau berikan padaku. Aku memang merasa sakit. Tapi semua telah terbayar saat ini. Kau kembali kedalam pelukanku Sana. Aku sudah mensyukuri hal itu"

Mendengar hal itu, tangis Sana semakin menjadi lagi. Dia akhirnya membalas pelukan Dahyun dengan erat. Sangat erat.

"aku mencintaimu"

"aku juga Dahyun. Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku"

Dahyun tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sana.Dia melepaskan pelukannya. Menatap wajah Sana intens. Tangannya terangkat untuk menghapus jejak air mata wanita itu. "bahkan saat kau menangis seperti ini, Wajahmu selalu berhasil menggodaku. Inilah salah satu hal yang membuatku tidak bisa melepaskanmu. Kenapa kau sangat cantik, Hm?"

Blush..
Rona merah kini bersarang di wajah Sana.

"sudah lama aku tidak melihat wajah malu mu seperti ini. Aku benar-benar merindukanmu" goda Dahyun lagi lalu memeluk Sana dengan erat. Tidak lama, hanya pelukan gemas yang diberikan Dahyun.

"sebentar lagi hujan. Kita harus pulang" ujar Dahyun tiba-tiba lalu menarik Sana ke arah mobilnya.

.

"eoh?" Sana heran ketika mobil Dahyun memasuki sebuah bangunan yang tidak asing untuknya.

"kenapa?"

"ini bukan rumah Jungkook"

Dahyun melepaskan seatbellnya."ini memang bukan rumahnya. Ini rumahmu dan juga rumahku. Kau lupa?" tanya Dahyun sambil menatap Sana yang masih bingung.

"a-aku tidak lupa Dahyun. Hanya saja.."

"sttt.." Dahyun menyuruh Sana diam. Dia kini keluar dari dalam mobilnya. Berjalan ke arah pintu Sana. Dibukanya pintu itu lalu membukakan seatbell Sana.

"ayo turun. Malam ini kau menginap di apartementku. Aku sudah mengirimi pesan pada Jungkook tadi"

Sana terkejut mendengar penuturan Dahyun.
"a-apa? A-aku tidak bisa!"

"memangnya kenapa? Kau tidak merindukanku? Aku ingin berduaan bersamamu malam ini"

"aku juga merindukanmu. Tapi..itu..aku..tidak.."

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang