chapter 2

5.5K 521 7
                                        

Dahyun terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi piring yang berdenting di luar kamarnya.

"momo" serunya senang

Dahyun melompat dari kasurnya, membuka pintu kamarnya secepat yang dia bisa."Mo–eoh? Chaeyoung? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dahyun bingung.

"tentu saja untuk menyiapkan makanan untukmu" terdengar suara seorang gadis lainnya yang menjawab pertanyaannya.

"Mina?" Dahyun kaget melihat kekasih Chaeyoung itu keluar dari dapurnya.

"bagaimana kabarmu Dahyun? Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Setahun? 2 tahun?"

"2,5 tahun tepatnya" jawab Dahyun. Dia lalu berjalan ke arah chaeyoung dan duduk disamping gadis berlesung itu. "kenapa kau baru balik sekarang? Chaeyoung melamarmu?"

Uhukk..uhukkk..
Chaeyoung tersedak minumannya mendengar ucapan Dahyun.

Mina menatap kekasihnya itu lalu menghembuskan nafas kecil. "dia belum melamarku. Dan aku balik ke sini karena studiku sudah selesai. Aku berniat menjalankan restoranku sendiri dikota ini"

"pemikiran yang bagus. Kau bisa menelponeku jika butuh bantuan" ucap Dahyun sambil berdiri dari duduknya

"mau ke mana?" tanya Chaeyoung bingung

Dahyun menatap Chaeyoung datar
"Mandi. Mau ikut?"

"enggaklah. Pergi sana" si gadis Son mengusir.

"makan dulu baru mandi Dahyun. Aku sudah memasakkanmu" ucap Mina menghentikan langkah Dahyun

"aku mandi dulu baru makan chef Mina. Aku permisi ke kamar mandi"

.

"Chaeng, bisa kita pergi ke toko bunga langganan Momo dulu?" tanya Dahyun saat mereka sedang dalam perjalanan ke kantor.

"kau mau beli bunga lagi? Untuk apa?" tanya Chaeyoung bingung.

"tentu saja untuk Momo. Menurutmu untuk apa lagi?"

"Dahyun. Sadarlah!!"

"apa maksudmu? Aku tidak minum"

Chaeyoung menghela napasnya berat. Keadaan Dahyun tidak ada perubahan sama sekali.

Mobil Chaeyoung berhenti tepat di toko bunga yang di maksud Dahyun tadi. "aku akan turun membelinya. Kau tunggulah di mobil"

"tidak chae, biar aku yang pergi membelinya sendiri. Kau tunggu disini" tolak Dahyun

"tapi...."

"tunggu disini Son Chaeyoung!"

Chaeyoung mengangguk pasrah. Dia menyandarkan punggungnya di samping mobil sambil melihat Dahyun yang berjalan masuk kedalam toko bunga.

Kring...
Bunyi lonceng yang sengaja di letakkan di atas pintu berbunyi menandakan ada pelanggan.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya pemilik toko bunga itu pada Dahyun yang terlihat sibuk melihat jenis-jenis koleksi bunganya.

"aku mencari bunga tulip. Kau memilikinya?" tanya Dahyun tanpa memandang pemilik toko bunga yang berdiri di belakangnya itu karena matanya masih mencari bunga yang di maksudnya.

"tentu saja nona. Saya akan mengambilkannya untuk anda"

3 menit kemudian pemilik toko bunga itu datang membawakan bunga tulip pesanan Dahyun. "maafkan saya karena membuat anda menunggu lama. Saya akan segera membungkusnya"

Dahyun hanya mengangguk karena sibuk dengan handphonenya. Selesai dengan benda itu, Dahyun kemudian berjalan menuju kasir.

"eoh kau?" seru pemilik toko bunga itu kaget.

Dahyun mendongak menatap pemilik toko bunga itu. Baru dia sadari, tenyata pemiliknya adalah seorang gadis. Seingatnya, saat Momo mengajaknya kesini, pemiliknya adalah seorang wanita tua.

"maaf, anda mengenalku?" tanya Dahyun bingung.

Gadis itu hanya tersenyum. "aku tidak mengenalmu. Tapi aku masih ingat wajahmu. Kau gadis yang menangis waktu itu. Aku tidak mungkin salah"

Dahyun tambah bingung. Baru saja dia ingin kembali bertanya pada gadis itu, Chaeyoung sudah memanggilnya.

"jangan menangis lagi seperti waktu itu. Kau wanita dewasa" pesan gadis itu sebelum Dahyun benar-benar melangkahkan kakinya keluar.

.

Tumpukan kertas memenuhi meja Dahyun. Tapi dia sama sekali tidak fokus untuk menyelesaikan tugasnya. Dia memikirkan kata-kata gadis bunga itu.

"Kim Dahyun!" seseorang memegang bahunya melunturkan lamunannya.

"uh? kenapa?"

"justru aku yang harus bertanya seperti itu padamu. Kau kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"tidak ada apa-apa chaeng. Kembalilah ke ruanganmu"

"ini sudah jam pulangku. Pekerjaanku sedari tadi telah selesai. Kalau kau ada masalah, aku siap mendengarnya" ujar Chaeyoung

Dahyun kembali fokus pada kertas-kertas di hadapannya "aku tidak apa-apa. Kau bisa pulang!"

"baiklah. Aku pulang duluan!" ujar Chaeyoung seiring dengan langkah kakinya menuju pintu.

"Chaeng, tunggu!" langkah Chaeyoung terhenti mendengar panggilan Dahyun.

Dia menoleh.  "apa lagi?"

"aku ingin bertanya sesuatu" Dahyun bangun dari kursi kebesarannya.

Chaeyoung juga sudah terlihat kembali duduk di sofa milik direkturnya itu. "tanyakanlah. Aku menunggu"

Dahyun menghela napasnya, lalu ikut duduk menghadap Chaeyoung. "kau kenal gadis itu?"

Chaeyoung mengernyit bingung. "gadis? Yang mana maksudmu?"

"itu..gadis bunga itu..kau mengenalnya?"

Chaeyoung semakin bingung. Tapi seperkian detik, senyumnya mengembang.

Apakah ini tanda-tanda Dahyun akan move on? - batin Chaeyoung

"maksudmu gadis cantik pemilik toko bunga itu? Aku tidak mengenalnya. Memangnya kenapa?"

Dahyun menyandarkan punggungnya disofa. Sikapnya terlihat tidak tenang. Gugup mungkin? "kau yakin tidak mengenalnya? Kau sering ke toko itu" ujar Dahyun lagi.

"aku memang sering ke toko itu karena suruhanmu. Tapi aku tidak mengenalnya. Memangnya kenapa? Kau tertarik padanya?"

"kau gila? momo bisa marah padaku" balas Dahyun membuat harapan Chaeyoung hanya tinggal angan-angan saja. "aku hanya penasaran saja padanya" sambungnya

"kalau kau penasaran, datangi dia lagi. Ajak kenalan. Kau butuh seseorang yang baru di hidup membosankanmu ini Dahyun!" ucap chaeyoung seraya bangkit dari duduknya."aku sudah lelah mengatakan hal ini padamu. Kau tidak pernah mau menerima kenyataan"

"apa maksudmu?"

_Tbc_

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang