Kring...
Terdengar bunyi lonceng yang sengaja di pasang di atas pintu sebuah toko menandakan pelanggan masuk.
Sang pemilik toko menoleh ke arah pintu. Senyumnya mengembang ketika melihat pelanggan tersebut.
"hai San..."
"Dahyun? Eoh kau cari bunga apa hari ini?"
Dahyun menggeleng. "aku mencarimu"
"ada apa?"
"layani dulu pelangganmu yang lain. Aku akan mengatakannya jika tinggal kita berdua saja"
Sana mengerutkan keningnya bingung. Memangnya Dahyun mau membicarakan apa?
5 menit kemudian...
"pelanggan terakhirku sudah pergi. Sekarang apa yang mau kau katakan?"
Dahyun tidak menjawab, dia malah memperlihatkan pergelangan tangan kanannya yang masih terbalut.
"aku butuh bantuanmu mengganti perbanku"
Sana menghela napasnya."astaga, ku kira ada hal mendesak yang ingin kau bicarakan denganku!"
"ini hal mendesak Minatozaki Sana"
"tapi aku tidak memiliki kotak P3K di tokoku ini"
"aku sudah membawanya. Ada di mobil"
"ya sudah, ayo kemobilmu. Ku gantikan didalam mobilmu saja kalau brgitu" ujar Sana sambil menarik tangan kiri Dahyun dan keluar dari tokonya.
Di dalam mobil, Sana mengganti perban Dahyun dengan telaten dan terlihat begitu serius. "nah sudah..." ujar Sana kemudian.
"terima kasih banyak" Ujar Dahyun dan di balas senyuman hangat dari Sana.
"kau masih mau balik ke kantor?"
Dahyun mengangguk lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi belakang mobilnya itu.
"ya sudah, tapi jangan paksakan tubuhmu. Kau ingat pesan dokter bukan? Jika lelah langsung pulang dan istirahat" pesan Sana sebelum keluar mobil.Tapi gerakannya terhenti ketika Dahyun menahannya.
"butuh bantuan lagi?"
"bisakah nanti malam kau datang ke apartemenku?"
"kau mau menjadikanku pembantumu bukan?"
"kau benar"
Sana mendengus kesal membuat Dahyun terkekeh pelan. "aku akan datang jam 7 nanti"
Dahyun mengangguk.
.
Sana keluar dari tokonya. Menguncinya lalu pergi. Jam masih menunjukkan pukul 16.00 . Tidak biasanya gadis itu menutup tokonya secepat itu.
Sana memberhentikan taxi yang membawanya di depan sebuah cafe yang cukup ramai.
Mata gadis itu menoleh kesana kemari mencari seseorang, hingga akhirnya ujung matanya menangkap siluet seorang gadis.
Sana berjalan ke arah gadis itu yang sedang asik memainkan handphonenya.
"Mina?" Sana menegur gadis itu.
"hey, duduklah" ujar Mina senang
"maaf aku terlambat"
"tidak apa. Aku juga belum terlalu lama di sini"
"mana kekasihmu itu?"
"dia masih di jalan. Sebentar lagi sampai di sini. Kau pesan minum dulu"
Beberapa menit kemudian....
