Sana berlarian di sepanjang koridor rumah sakit setelah mendapat berita tentang Dahyun dari Chaeyoung.
"Chae?" tegur Sana dengan nafas memburunya akibat kelelahan.
"eoh? Kau sudah di sini?" balas Chaeyoung
"bagaimana keadaannya?"
"masuklah.." Chaeyoung membukakan pintu ruang inap Dahyun untuk Sana.
Sana melangkahkan kakinya masuk kedalam.
Terlihat jelas gadis yang mengajaknya jalan-jalan kemarin itu terbaring lemas dengan mata tertutup."ada apa dengannya?" tanya Sana pada Chaeyoung
"mencoba bunuh diri. Dia memang selalu seperti ini!"
"apa?"
"karena hal ini inilah aku meminta tolong padamu. Kau bisa lihat sendiri bukan betapa gilanya dia? Kau mau tahu alasan dia mencoba bunuh diri?"
"........."
"dia terobsesi untuk menemui Momo kekasihnya itu. Dia benar-benar kehilangan akalnya!"
Sana menatap sedih Dahyun. Setelah mendengar alasan kenapa Dahyun ingin bunuh diri, gadis itu merasa jika dia memang harus menolong Dahyun dengan cepat agar gadis Kim itu dapat keluar dari bayang-bayang Momo.
"aku tidak tahu jika dia akan separah ini" batin Sana
"Sana, aku harus kembali ke kantor dulu. Bisa kah kau menjaga Dahyun? Pulang dari kantor aku akan datang lagi disini" tanya Chaeyoung
Sana mengangguk."pergilah. Aku akan menjaganya"
Chaeyoung tersenyum
"baiklah Ny.Kim, tolong jaga Tn.Kim(?) ini dengan baik. Saya permisi" ujar Chaeyoung menggoda Sana.
"yak! Dasar kau bocah!" ujar Sana kesal malah membuat Chaeyoung tertawa.
Setelah Chaeyong pergi, Sana mendudukkan bokongnya di kursi samping ranjang Dahyun.
Di tatapnya wajah cantik Dahyun yang pucat itu. "kau gadis yang baik Dahyun. Kekasihmu pasti senang memilikimu. Aku beri kau 100 untuk kesetianmu itu. Tapi nilai 0 karena sudah berpikiran pendek" ucap Sana pada Dahyun yang masih belum siuman."apa sebegitu cintanya kau padanya sehingga kau ingin segera menemuinya?"
"........."
Sana menghela napasnya pelan. Dia kemudian bangun dari duduknya dan berjalan ke arah jendela kamar inap Dahyun itu untuk memanjakan matanya dengan pemandangan indah yang terhempas luas.
"momo..." terdengar lirihan Dahyun.
Sana membalikkan tubuhnya menatap Dahyun. "kau bahkan memanggil namanya.." ujar Sana.
Dahyun terus menyebutkan nama kekasihnya itu, dan Sana membiarkannya.
Beberapa menit kemudian, mata Dahyun terbuka. Sana yang menyadarinya segera menghampiri gadis Kim itu.
"Dahyun?" panggil Sana lembut
"momo?"
Sana menggelengkan kepalanya "aku Sana, Dahyun. Bukan Momo!"
"uh? Sana?"
"iya, ini aku Sana temanmu!"
Dahyun tiba-tiba tersenyum. "apa yang kau lakukan disini?" tanya si gadis Kim setelah kesadarannya telah kembali dengan sempurna.
"aku khawatir padamu! Menurutmu kenapa lagi?"
"maafkan aku" Sesal Dahyun
Sana mengernyit bingung. "memangnya apa kesalahanmu padaku sehingga kau meminta maaf?"
