Deringan handphone itu berhasil membuyarkan konsentrasi Dahyun pada dokumen di tangannya. Dia memang masih berada di Jepang sekarang dan kini sibuk mempelajari lebih detail perusahaan Sana. Ini semua karena Dahyun tidak memperhatikan presentasi dari pihak Sana waktu pertemuan kedua perusahaan 2 hari yang lalu.
Halo?
Dahyun mengangkatnyaKapan kau pulang?
Entahlah Chaeng. Kenapa?
Ya..kakakmu ini sangat merepotkan. Cepatlah kembali ke Korea.
Ada apa dengan Nayeon?
Huft..dia menyiramku dengan seembar air dingin untuk membangunkanku. Dia benar-benar menyeramkan.
Dahyun tertawa
Rasakan itu.Yaah..kenapa juga kau harus menitipkan Nayeon padaku? Biarkan saja dia di apartementmu. SEN.DI.RI.AN .
Ayolah chaeng, kau tahu sepupuku yang satu itu benar-benar penakut. Aku tidak setega itu meninggalkannya sendirian. Lagipulakan ada Mina yang mengurusi kemanjaannya itu.
Karena bergaul dengan Nayeon, Mina sekarang ikut-ikutan. Bahkan tadi dia yang membantu Nayeon mambangunkanku dengan seember air dingin.
Sabarlah. Aku akan segera kembali jika urusanku telah selesai disini.
Tapi sampai kapan?
Kenapa kau seperti anak kecil begini? Sudah ah! Aku banyak urusan. Bye
Pip!
Dahyun memutuskannya sepihak..
Sana termenung di meja kerjanya. Pikirannya melayang-layang entah kemana tujuannya. Semua itu karena pertemuannya dengan Dahyun beberapa hari yang lalu.
Kalau boleh jujur, Sana ingin sekali memeluk tubuh Dahyun dengan erat, menghirup aroma khas gadis yang sempat menjadi calon istrinya itu sebelum Jungkook yang mengisinya sekarang. Tapi keadaanlah yang menghalanginya. Dia tidak bisa melakukannya seenaknya.
"direktur?"
Terdengar suara Nako sekretarisnya."ada apa?"
"ada yang ingin bertemu dengan anda. Katanya calon suami anda"
Sana menghela napas kesal. Untuk apa juga Jungkook datang keperusahaan menemuinya? Apalagi merepotkan Nako seperti itu. Biasanya juga langsung masuk tanpa permisi.
"suruh masuk saja Nako" ujar Sana
"baiklah direktur"
Sepeninggalnya Nako, Sana berdiri untuk mengambil sebuah berkas di lemari di belakang kursi kebesarannya. Dia memutuskan melanjutkan bekerja dari pada harus termenung yang tidak ada gunanya.
Pluk..
Seseorang memeluk Sana dari belakang."lepaskan Jungkook. Ini kantor!" ujar Sana kesal
"Jungkook?"
Sana memutar tubuhnya karena suara itu. Dia benar-benar kaget. "Dahyun?"
Dahyun terlihat kesal. "siapa Jungkook?"
Kekagetan berubah menjadi biasa. Sana menghela nafas sekaligus memberi jarak dari gadis Kim yang tengah menatap tajam padanya. "bukan siapa-siapa!" jawab Sana.
"terlalu banyak yang kau sembunyikan dariku Sana. Apa aku tidak berarti lagi dihidupmu?"
"........."
"kau diam lagi. Apa itu benar?"
"hentikan Dahyun. Jangan membuatku menjadi satu-satunya yang bersalah di sini"