chapter 14

4.1K 387 30
                                        

"siapa yang kau tiduri?"

"Sana. Aku menidurinya Chaeng. Apa yang harus kulakukan?"

"kau apa? Kau meniduri Sana? Kau gila?"

Dahyun menghela napasnya. "aku akan bertanggung jawab!"

"kau yakin? Sana tak akan hamil juga. Kau tidak perlu melakukannya" ucap Chaeyoung.

"Tetap saja. Aku merasa bersalah. Dia itu gadis polos. Tapi aku malah menidurinya. Jadi aku akan bertanggung jawab. Aku akan menyuruhnya pindah ke apartementku mulai hari ini!"

Binggo!
Itulah kalimat yang ingin di dengar Chaeyoung. Dengan ini, dia dan Mina tidak perlu bersusah payah membuat rencana rumit agar Sana dan juga Dahyun tinggal serumah.

"kalian baru melakukannya sekali. Kenapa harus susah-susah membawanya ke apartementmu?" selidik Chaeyoung

"yaa..aku tidak tahu. Setelah kejadian semalam, aku benar-benar tidak tenang jika membiarkannya tinggal sendirian. Dengan menyuruhnya tinggal bersamaku, aku bisa sedikit tenang"

"kau yakin bukan karena kau ingin segera terikat dengannya kan?"

"apa maksudmu?"

"mungkin kau sudah mencintainya" pancing Chaeyoung

Dahyun menghela napasnya. "aku tidak yakin. Mungkin saja hal itu sedang terjadi padaku!"

"kau serius?"

"entahlah" ujar Dahyun mulai beranjak dari kursi kebesarannya.

"kau mau ke mana?"

"bertemu Sana. Aku akan berbicara dengannya sekarang!" ujar Dahyun

"ini bukan saat yang tepat. Kau memiliki banyak pekerjaan di sini. Kerjakan semuanya lalu kau bisa temui Sana"

"tapi.. "

"kerjakan semua dulu direktur Kim. Saya permisi!"

.

Sana sedari tadi tidak tenang akibat memikirkan kebodohan yang dia lakukan semalam bersama Dahyun.

"Sana" suara seorang gadis mengagetkannya.

"Mina?"

"aku ingin berbicara denganmu. Kau punya waktu?"

"aku juga ingin curhat padamu" ujar Sana

Kedua gadis itu duduk di sebuah taman yang begitu tenang. Duduk sambil menikmati pemandangan.

"chaeyoung sudah menceritakannya. Apa rencanamu selanjutnya?" Mina mulai membahas pokok permasalahan Sana.

Sana menghela napasnya. "aku tidak tau. Aku bingung"

"Apa semalam pertama untukmu?"

"uh?" Sana terkejut dengan pertanyaan itu. Sekaligus malu.

"Kurasa iya" Mina menjawab sendiri pertanyaannya. "Jadi sebaiknya terima saja pertanggung jawaban gadis Kim itu" lanjutnya

"huh? U-untuk apa juga dia bertanggung jawab? Aku tidak akan hamil"

"Tetap saja, dia yang mengambil keperawanmu. Jadi pindahlah ke apartemennya!"

"Huh?"

"Dahyun sendiri yang mengatakannya pada Chaeyoung. Dia akan menghampirimu sore nanti dan membujukmu agar kau mau tinggal dengannya!"

"tidak. Aku tidak mau!"

"kau harus mau Minatozaki! Demi Dahyun"

"tapi..."

"aku tahu kau khawatir. Pindah ke tempat gadis itu sebenarnya bukan pilihan yang baik. Aku tau Kau cemas karena Dahyun masih memikirkan gadis lain dihatinya. Dan kau menganggap kata tanggungjawab yang Ia utarakan itu karena kasihan padamu. Tapi aku yakin jika gadis Kim itu tidak berpikiran seperti itu. Aku yakin jika Dahyun sudah memiliki perasaan untukmu"

"hah~ aku tidak tau Mina"

Mina tersenyum kecil lalu memilih menatap langit biru. "Aku berpikir jika aku dan Chaeyoung sangat jahat padamu"

"huh?"

"Kami terlalu mendesakmu demi kebahagiaan Dahyun. Tanpa memikirkan perasaanmu"

"Tidak juga. Aku mendapat upah dalam hal ini. Jadi aku tidak terlalu merasa dirugikan. Jadi Aku akan menerima permintaan Dahyun itu."

"Kau yakin?"

"hm"

.

Dahyun masuk kedalam apartementnya sambil menenteng koper besar di kedua tangannya. Sana terlihat mengikutinya dari belakang dengan raut wajah yang begitu lesu.

"istirahatlah" perintah Dahyun setelah meletakkan koper-koper Sana di kamarnya.

Sana menggeleng membuat Dahyun menghela napasnya pelan.

"ya sudah, lakukanlah apa yang kau inginkan di sini. Aku akan ke kantor mengambil barang-barangku dan segera kembali. Tapi ingat, jangan keluar dari apartement ini sebelum aku pulang. Kau paham?"

Sana mengangguk pasrah, menyembunyikan rasa penasarannya kenapa Dahyun berubah jadi protektif begini. Memangnya gadis itu siapanya hingga melarang-larangnya? kekasihnya saja bukan.

"kenapa menatapku begitu? Ingin mengatakan sesuatu?"

"tidak!"

"baiklah. Aku pergi sekarang. Kau ingin makan apa? Biar sekalian pulang nanti aku membelinya untuk makan malam kita" tawar Dahyun

"aku tidak ingin apa-apa dan kau jangan singgah-singgah di manapun Kim Dahyun. Dari kantor kau harus segera pulang. Dan untuk makan malam, aku bisa memasakkannya untuk kita" ujar Sana

Dahyun tertegun
"ba..baiklah"

.

Dahyun terkejut ketika pintu apartementnya tiba-tiba terbuka dari dalam menampilkan Sana yang sedang tersenyun manis padanya.

"eoh... Kau sudah pulang? Cepat sekali...."

Dahyun melangkahkan kakinya masuk kedalam. "kau melarangku singgah-singgah bukan? Lagipula aku hanya mengambil barangku yang ketinggalan"

Sana menganggukan kepalanya mengerti
"ya sudah. Pergilah mandi. Kau bau!" ledek Sana

"kau bilang aku apa?"

"kau bau Kim Dahyun! Pergilah mandi"
Usir Sana

"oh..aku bau, gitu? Dahyun mendekati Sana membuat gadis keturunan Jepang itu otomatis berjalan mundur.

"apa yang kau lakukan? Pergilah mandi" Sana mencoba menahan langkah Dahyun dengan menahan pundak gadis itu membuat Dahyun akhirnya tertawa karena melihat wajah gugup Sana.

"kau pikir itu lucu?" kesal Sana

"kau memang lucu" ujar Dahyun lalu masuk kekamarnya untuk mandi meninggalkan Sana dengan wajah bete nya!

Beberapa menit kemudian...

Dahyun menguap cukup lebar membuat Sana yang duduk disampingnya menoleh ke arahnya. "kau mengantuk?"

Dahyun mengangguk sambil mengusap-ngusap matanya seperti anak kecil membuat Sana terkekeh pelan. "kalau begitu pergilah tidur"

"aku akan tidur di sini. Kamar itu untuk kau tempati"

"sudahlah Dahyun. Berhenti bersikap sopan setelah apa yang terjadi pada kita berdua. Pergilah tidur dikamar" ujar Sana yang sudah terfokus pada siaran tv di depannya.

"aku tidak ingin hal itu terjadi untuk ke dua kalinya" ujar Dahyun lagi

"terserahmu saja" ujar Sana lalu berdiri dari duduknya dan masuk ke kamar Dahyun.

Dahyun menghela napasnya
Apa aku mengatakan hal yang salah?- batin Dahyun karena heran melihat Sana yang terlihat kesal.

Dahyun mematikan tv dan bersiap tidur. Dia meraih selimut yang sudah dia siapkan sehabis makan tadi. Baru saja ingin menutup mata, terdengar suara teriakan Sana dari dalam kamarny.

"SANA??"

_Tbc_

Thank You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang