Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih berjuang? Mau sampai kapan?
🍁🍁🍁
Ngatain pacar sendiri dosa gak sih sebenernya? Jantung gua cuma satu ya tolong, jangan buat gua mati konyol cuma karena Renjun yang datang tiba tiba dan dia nampakin wajahnya doang yang dia senterin dari bawah. Mari mengumpat.
Jangan gais. Dosa :)
Sama calon suami loh ini. Hehe.
Sekarang gua di ruang tengah sama dia. Duduk hadap hadapan dan by the way dia naik apa ke rumah gua. Kok suara motornya gak ke dengeran. Naik sepeda gunung sih biasanya kalo malam. Kata dia kasihan sama tetangga kalo knalpotnya buat bising.
Aduh.
Calon ayah dari anak anakku :)
"Udahan?"
Renjun menaikkan satu alisnya. Ketampanan Renjun nambah kalo lagi gelap gelapan. Apa lagi di sinari cahaya lilin kek gini. Ya Tuhan ciptaanmu.
"Udah siap?"
"Apa?"
"Aku jaga lilinnya, gih sana" seketika wajah Renjun berubah drastis. Gini ya gais kalo pacarnya susah diajak bercanda. Dia gak ketawa loh. Susah ini ngerecehnya.
Gua mendengus. "Tau ah males pengen beli truk,"
Renjun kemudian buka kotak yang dia bawa lalu jejelin tuh martabak ke mulut gua. Sejak kapan dia bawa makanan, tau saja kalo adinda sedang mengidam yang manis manis. Iya manis kek masa depanku sama dia.
Gak usah iri. Ini tuh cuma fanfiction :(
Baper :(
"Dimakan, habisin"
"Iyaa Njun. Lo gak mau makan juga? Nih gua suapin. Aaaaaa" gua mengambil sepotong pinggiran martabak yang dia suka terus gua suapin. Iya itu loh yang crispy kalo di gigit.
Renjun menahan tangan gua. "Udah ada jatahnya. Habisin,"
Mainnya jatah jatahan ya :)
"Tapi ini banㅡ"
"Bersyukur," potongnya sambil ngelap ujung bibir gua dengan jempolnya.
Lebih baik diam aku tuh dari pada ngomong sama dia kalah mulu. Dia kalo ngomong sekali doang tapi menusuk gitu lah. Tau ya orangnya cuek dan dingin tapi anehnya gua masih aja sayang.