Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
renjun's side
🍁🍁🍁
red phoenix club
hai, ini renjun
gue bosen yang biasa
cobain, neo coffee moccachino.
apa sih.
malam malam udah nangkring aja di tempat main gue. iya, ini clubbing. percaya apa nggak gue sering kesini bareng temen temen gue. ya cuma mark, jeno, sama sepupu gue si junkai. tampang gue emang kalem tapi siapa sangka punya sisi badass?
ketipu kan?
soal pacar gue si natalicha ga pernah tau kalo gue sering main larut malam di clubbing gini. gue capek hidup nurutin keinginan orang lain terus. gue juga mau bahagia walaupun sebentar.
sehabis les gue langsung cabut ke sini. mama sama gege gue ga tau kalo gue jadi nakal. gue mulai minum, ngevape, ikutan racing. asal gue ga ngerokok sama nidurin cewek aja sih.
gue tertekan sama apa yang ayah tiri gue lakuin akhir akhir ini. dia narik atm, fasilitas gue dia tarik. gue cuma di kasi motor bit. lainnya disita karena tau nilai matematika gue turun.
fak.
"daya saing lo nurun, njun. lo bakal ngalah emang sama gue?" tanya jeno pas nunjukin nilai matematikanya jauh diatas gue.
gue cuma ngegeleng. sekalipun dia teman gue, soal nilai gamau gue kasi kendor.
malam ini gue habis ngeracing dan duduk di bar. ini udah larut malam sekitar jam 1. di samping gue udah ada junkai sama jeno. ga tau mereka diemin gue sekarang.
"annabelle siapa lo sih?" tanya junkai sambil nuangin bir ke gelasnya.
"temen,"
"temen ada ya yang gandengan tangan kemanapun? lawan jenis dan lo udah punya pacar, njun!" balas jeno dengan nada datar namun sedikit sarkas.
gue cuma nunduk natap gelas vodka yang tinggal seperempat. gue ga banyak minum kok, toleransi minum gue rendah soalnya. gue diem aja ga jawab omongan jeno.
"annabelle itu baik," ini mulut gue yang ngomong. sumpah.
jeno berdecak. "gak yakin gue. lo percaya gitu? asal lo tau njun. lo jangan mudah percaya sama apapun. termasuk kawan lo sendiri. mau itu kenal lama atau baru aja. sewaktu waktu mereka bisa nusuk lo dari belakang,"
junkai sama jeno nepuk bahu gue pelan. mereka paling tau masalah gue. gak lama, mark datang ke meja kita dan duduk di situ. dia alumni sekolah gue.
"lo sama natal apa kabar?" tanyanya basa basi.
"biasa aja. nothing special,"
"bagus deh. gue kesini mau ngundang lo pada. gue minggu depan di jodohin sama kakek gue. private wedd lah," kata mark pelan sambil membagikan kartu undangan.
"sama sapa bang?" sahut jeno.
"buka sendiri,"
mark minggu depan bakal nikah samaㅡsohye?
sama pacarnya sendiri. kadang hidup selucu itu.
"god bless you, bro! takdir gak main main memang" ucap jeno pas tau nama yang tercetak di undangan itu.
"tadinya gue udah pengen bundir pas kakek gue udah bilang gue bakal dijodohin. tapi mama gue malah senyum gitu kan creepy yaudah ini pesan dari kakek gue dan gue terima. mana gue belum tau siapa calonnya,"
"ㅡmalam sebelum pertemuan keluarga. gue sempet datangin rumanya sohye dan bilang maaf sambil nangis. tapi dia biasa aja, heran gue. malam itu gue berasa mau mokad aja. gue sayang sohye dan besoknya ya gitu. pen pingsan," cerita mark.
gue kalo jadi mark tiba tiba dijodohin gatau lagi mau ngapain.
btw tentang icha.
jujur, gue kangen.
di sekolah tadi cuma kesel aja liat si hyunjin sama icha terus tiap hari. hp gue baru balik karena papa gue nyita. gajelas emang. sedih karena icha spam chat gue terus dan soal abel, gue masih punya tanggung jawab.
nanti gue ceritain kita pertama ketemu di mana dan lainnya.
"gue kangen icha," kata gue parau.
"terusin aja lo berduaan sama si adek kelas itu. biarin aja si icha sama hyunjin" sahut jeno sambil menghembuskan asap rokoknya di depan wajah gue.
benci.
anak baru itu.
"anak baru itu. kayaknya punya rasa sama icha," sambung jeno.
🍁🍁🍁
pagi pagi gue udah jemput ke rumah abel. ini terpaksa, karena gue udah janji sama nyokapnya buat jagain dia. gue aja jarang jemput icha kenapa sekarang malah seringan si abel.
untuk uang puluhan juta kemarin. masih belum gue sentuh sama sekali.
"pagi kak renjun!" sapa abel yang udah siap di teras.
gue cuma ngangguk. dia cantik, senyumnya manis. tapi ga sepadan dengan kulit pucatnya dan beberapa bekas infus di tangannya. rambutnya juga mulai ia potong karena kata dokter efek narkobanya menyebar hingga otak.
jujur aja gue sedih. tapi mau gimana.
"udah sarapan?" tanya gue.
"udah kak. ayo berangkat, abel mau ngerjain tugas. soalnya abel semalam sakit kepala," jawab abel sambil naik ke motor gue.
senyumnya ga pernah bisa lepas.
"kenapa gak minta bantuan temanmu?"
"abel ga punya teman. kak renjun tau kan sejak masuk SMA, abel suka keluar masuk rumah sakit?"
"oh. yuk berangkat"
kekayaan tak menentukan kebahagiaan.
sesampainya di parkiran. gue bantu abel ngelepas helm dan bantu dia berjalan. pas kita mau jalan ke kelas dia tiba tiba dia nyapa seseorang yang gue kenal.
"kak natal! selamat pagi!"
gue liat orang yang disapa abel. raut wajah kaget sekaligus sedih. gue cuma bisa nunduk dan nahan rasa rindu yang bercampur rasa bimbang. gadis itu hanya tersenyum dan pergi dari hadapan kita.
"kakak udah bilang kak natal kan kalau kakak mau jagain abel sampai waktu abel habis?" sebuah lontaran kata berhasil membuat jantung gue berdebar.
"abel jangan bilang gitu,"
"abel suka sama kakak" katanya. "abel punya rasa sama kak renjun. tapi abel sadar, abel ga pantas buat kak renjun. abel udah rusak, kak" lanjutnya.
"setelah waktu abel habis. abel minta jagain pacar kakak ya. abel gak mau dia gak bahagia,"
