"hari ini cukup dulu latihannya sampe sini, kita disuruh ngumpul ntar jam tiga di aula." Ajay langsung keluar dari aula setelah menyampaikan itu.
"Jay- tunggu." Niken menghampiri Ajay, membuat ku tercengang. Ajay dan Niken langsung berjalan pelan meninggalkan aula, Ajay dan Niken tampak akrab. Terlihat saat Ajay mengacak rambut Niken yang pendek itu.
Aku merasa iri dan tersaingi oleh Niken, dia cantik walaupun dengan gaya tomboy nya, apalagi kalau dia menjadi wanita yang feminim, pasti Ajay akan menyukai nya.
"Ngapain Lo melamun disitu, bantu gih sana!" Suruh Ola, salah satu dari ketiga wanita tadi.
"Ndak usah ngarep sama Ajay." Ola berlalu meninggalkan ku setelah mengatakan itu. Gadis cantik dengan hati jahat ucap ku dalam hati.Aku segera masuk ke dalam aula lalu membantu mereka membereskan peralatan dekorasi.
~
"Serius?!" Tanya Kia bersemangat.
"Pelan-pelan ember," kata ku lalu mencatuk kepalanya dengan kepalan tangan ku.
"A-ajay?!" Tanya Kia lagi dengan suara pelan seolah tak percaya. Aku mengangguk, dengan senyum tipis.Kia memekik senang, hingga akhirnya ia terdiam saat Sega datang. "Hai Ki!" Sapa Sega lalu mengambil tempat di paling pojok. "Hai- duduk sin-" perkataan Kia terputus, ia teringat bahwa aku dan Sega kemarin tengah bertengkar.
Kia menatap kearah ku, aku pun menatap Kia dan mengisyaratkan sana! Makan sama Sega.
Melihat isyarat ku itu, Kia pun bergegas bangkit dan pindah tempat. Di hampiri nya Sega yang duduk sendirian.
Kia tersenyum kepada Sega, Sega pun tersenyum kembali. "Gabung yah." Kia langsung duduk di kursi yang berada di hadapan Sega, Sega mengangguk sambil tersenyum.
"Mau makan apa?" Tanya Sega, "aku tadi udah pesan kok, cuma belum di antar aja kesini." Lagi-lagi aku tersenyum, Sega yang melihat aku selalu tersenyum pun merasakan ada yang janggal pada diriku.
Lain dengan aku yang tengah duduk sendirian di kantin yang penuh ini. Hingga datang Ajay dan Niken. "Boleh gabung disini?" Tanya Niken yang sudah berdiri di hadapan ku, aku mengangguk cepat. Lalu Niken duduk di sisi kiri ku sedangkan Ajay langsung pergi memesan makanan tanpa bertanya pada Niken.
Aku memperhatikan Ajay yang sedang memesan makanan, Niken yang sadar aku sedang memperhatikan Ajay pun angkat bicara, "Kami sahabatan dari kelas X, jadi dia udah hapal makanan kesukaan ku." Aku tersenyum sambil mengangguk mendengar penjelasan nya.
Bersahabat tiga tahun tanpa rasa suka? Mustahil! Kata ku dalam hati. Niken terkekeh melihat ku melamun dengan wajah murung.
Lamunan ku buyar saat meja bergoyang ketika Ajay duduk dihadapan ku. Ajay menatap ku datar, sedang kan aku menatap nya dengan tatapan tegang.
"Apa?" Tanya Ajay, dia merasa aku tengah takut pada nya. Aku menggeleng cepat, membuat Niken terkekeh.
"Salting Jay, itu aja gak tau," jelas Niken sambil terkekeh. Aku malu karena Niken tau bahwa aku tengah salah tingkah. "Udah ketemu berapa kali, kok masih salting." Ajay mengubah posisi duduknya dan menatap ku heran.
"Ketemu? Beberapa kali?" Tanya Niken. Ajay mengangguk, "cewek yang aku ceritain ke kamu, yang ku suruh dorong motor nya sendiri." Ajay terkekeh mengatakannya. Niken pun terkekeh, "oh, jadi dia." Niken tertawa terpingkal-pingkal, "suer, kasian ni anak." Niken masih tertawa terpingkal-pingkal sambil menunjuk kearah ku.
Aku pun hanya memasang wajah malu sekaligus kesal, "sabar yak. Dia mah gitu orang nya. Udah berapa cewe di kerjain." Niken mencoba menghentikan tawanya. Sementara itu Ajay hanya menatap kami berdua datar.
"Cewe bego aja mau sama dia," Niken terkekeh. Cewe bego? Gue? Bego! Tanya ku dalam hati, mencerna perkataan Niken.
"Tapi emang sih, kadang kita harus bego supaya bisa jatuh cinta," kata Niken dengan senyum kecil di bibirnya.
Niken merubah wajah nya menjadi serius, "tapi aman kok, Ajay belum pernah pacaran. Jadi belum pernah jadi playboy," ujar Niken terkekeh. Aku langsung mengarahkan pandangan ku pada Ajay yang menatap ku datar, ntah apa arti tatapannya itu. Kami saling menatap datar, hingga makanan diantar ibu kantin.
"Monggo dimakan, jangan tatap-tatapan wae," ibu kantin meledek aku dan Ajay yang tengah bertatapan. Niken hanya terkekeh mendengar ucapan ibu kantin. Lalu melahap makanannya lebih dulu.
Ajay mengambil makanannya sambil terus menatap ku, dan aku rasa aku akan kalah dengan challenge tatapan datar ini.
Aku pun kalah, aku tak tahan menatap nya lebih lama lagi. Rasanya jantung ku mau lepas dan berlompat-lompat ria. Aku langsung mengalihkan pandangan ku lalu menyantap makanan ku.
Melihat ku mengalihkan pandangan, Ajay pun mengalihkan pandangannya juga.
Niken melihat ponsel nya dan dengan cepat menghabisi makanannya, lalu beranjak dari duduknya. "Aku duluan ya, sudah di tunggu pak Jeki." Niken berlari meninggalkan kami, ia tampak tak sabar bertemu guru muda dan tampan disekolah kami.
Ajay terkekeh sambil bergumam, "hah, si bodoh itu." Aku mendengar gumaman nya, aku memasang raut wajah bingung sambil melihatnya.
Ajay yang sadar bahwa aku sedang memperhatikannya pun melihat ku balik, kembali kami bertatapan. "Ayolah, jangan memaksa," Ajay terkekeh, karena wajah ku yang penuh pertanyaan. Ada apa dengan Niken dan pak Jeki? Kira-kira begitulah yang terbaca dari raut wajah ku.
Ajay kembali terkekeh, "baiklah." Ajay tersenyum dan mendekatkan wajah nya pada ku. "Siapa yang tak jatuh cinta dengan pak Jeki!?" Ajay memelankan suaranya seolah-oleh sedang berbisik.
"Aku, aku gak jatuh cinta tuh sama pak Jeki," jawab ku polos, padahal maksud Ajay berkata itu bukan untuk menanyai ku, tetapi ia sedang memberitahukan rahasia Niken.
Ajay terkekeh mendengar jawaban ku, aku mencerna apa yang sebenarnya ia maksud dari kekehannya itu.
"Hah!" Aku sontak menutup mulut ku. Ajay tersenyum miring, "sepertinya kau sudah mengerti nona." Ajay beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan ku.
Sementara itu aku masih melongo, tak ku sangka wanita tomboi itu menyukai seorang guru kalem seperti pak Jeki.
Jangan lupa vote guys. ILy❤