"Yura, dengerin aku dulu," kata Ajay sambil memegang pergelangan tangan Yura.
Yura membalikkan tubuhnya menatap jijik pada Ajay. Lalu melepas kasar pegangan Ajay.
"Apa yang mau di dengar? Kebohongan?" Tanya Yura dengan marah.
"Aku... Aku minta maaf kalau aku gak pernah bilang sama kamu tentang ini. Aku belum siap Yura, aku gak ada maksud buat nyembunyiin ini semua dari kamu. Aku minta maaf," jelas Ajay dengan suara bergetar.
"Maaf? Kamu pikir dengan minta maaf kamu bisa balikin semua kebahagiaan aku yang sudah kamu dan bajingan itu hancurkan?!" Tanya Yura dengan amarah menggebu.
"Bajingan.." ucap Ajay dengan suara pelan.
"Ayah aku memang bajingan," kata Ajay lagi dengan pelan dan air mata nya perlahan menetes.
Flashback
"Ayah! Jangan pergi! Jangan!" Teriak Ajay yang kini tersungkur di dekat sel ayahnya di tahan.
"Pergilah! Jangan pernah cari aku! Aku bukan ayah mu lagi!" Teriak ayah Ajay yang diseret paksa oleh polisi untuk di eksekusi.
"Tidak!!!" Teriak Ajay sambil berusaha bangkit dan mengejar ayahnya.
Namun semuanya sia-sia, karena orang bayaran ayah Ajay menahannya dan menyeretnya keluar.
"Lepaskan aku brengsek!" Kata Ajay dengan menangis tersedu-sedu sambil memberontak sekuat tenaga.
Bug!!!
Pukulan keras dari orang bayaran ayahnya mendarat di pipi kanan Ajay sehingga mengeluarkan darah.
Ajay mencoba membalas, namun apalah daya anak berumur 13 tahun melawan orang dewasa berumur 25 tahun.
Pukulan demi pukulan ia terima, memar, luka sobek, dan darah sudah memenuhi badannya.
"Berhentilah memberontak atau aku akan membunuh mu seperti perintah ayah mu," suruh salah satu orang bayaran itu.
"Bunuh saja aku bajingan!!! Bunuh saja aku!!!" Marah Ajay sambil menyerang dengan membabi buta.
Orang itu langsung menendang tubuh kecil Ajay hingga temundur beberapa langkah lalu jatuh telentang.
"Akh..." Darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Dahi nya pun ikut serta mengeluarkan darah.
Bug!!!
Orang itu menginjak perut Ajay dengan keras. Membuat Ajay benar-benar kesulitan nafas.
"Cih.." cuih orang itu.
"Ayah mu menyuruh ku menghabisi nyawa mu, tapi kali ini aku berbaik hati. Aku membiarkan kamu hidup," kata nya lalu membawa kedua temannya pergi menjauh dari Ajay.
Namun langkahnya terhenti saat kaki nya terasa di peluk seseorang.
"Bunuh aku," pinta Ajay yang sedang memeluk kaki orang itu.
"Hhhh..." Hela orang itu dan langsung menendang bahu Ajay hingga pegangan nya terlepas.
"Anak bodoh!" Bentaknya sambil berjongkok di depan Ajay sambil menarik rambutnya.