Yura mengetuk pintu rumah Kia yang tak lama dibuka oleh Kia.
"Hai Ra, udah kangen aja sama aku sampai kesini segala. kan baru pisah, hehe," canda Kia.
Yura hanya tersenyum tipis memaksa.
"Kenapa Ra?" tanya kia bingung melihat ekspresi Yura.
"Aku mau ngomong deh Ki," jawab Yura to the point.
"Ya udah masuk dulu kalau gitu, kita ngobrol di kamarku aja," ajak kia yang sedikit tegang melihat Yura yang serius.
~
"Ada apa Ra?" tanya Kia langsung saat mereka telah duduk di kasur Kia.
"Tadi aku gak sengaja ketemu Sega, dan dia cerita ke aku kalau kalian sudah putus. Bener, kamu mutusin dia secara sepihak?" tanya Yura.
Kia diam tak menjawab sedikit pun, wajahnya tampak kebingungan harus menjawab apa.
"Kenapa kamu gak bilang sama aku? Bahkan kalian putusnya udah mau setahun, tapi gak ada sama sekali ngasih tau aku. Kenapa Ki?" tanya Yura bingung.
"Maafin aku Ra, sulit banget buat cerita ke kamu." Kia menundukkan kepala untuk menghindari kontak mata dengan Yura, karena ia tidak ingin Yura melihat matanya yang sudah berlinang air mata.
"Kenapa Ki? Ada masalah apa?" tanya Yura yang tak mau menyerah begitu saja. Dia tau Kia ada alasan.
"Sebenarnya waktu itu aku liat kamu sama Sega makan di kafe Loan." Kia mencoba menceritakan apa yang terjadi sebelumnya.
Flashback
Sms
Kia❤° Ga, malam ini ayok makan
• malam ini aku sibuk ki. Maaf ya
° ohyaudah.. gakpapa
• makasih sayang
° iya❤
~
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Kia memutuskan untuk pergi ke kafe Loan, kafe favorit nya dan Yura.
Sesampainya ia disana, tak sengaja ia melihat Sega dan Yura tengah berbincang.
"Dan wajah mu benar-benar tidak berubah dari tiga tahun silam." Sega mengembangkan senyum tipis miliknya.
"Benar-benar suatu takdir ya," ucap Yura.
Sega mengangguk sembari tersenyum tipis.
Kia mundur beberapa langkah setelah mendengar sekilas percakapan Sega dan Yura.
Air matanya berlinang, hatinya di gebu oleh rasa sakit.
'aku pikir aku hanya berprasangka, ternyata enggak, kamu benar-benar jahat Sega!' batin Kia.
Ia lalu meninggalkan kafe tersebut, ia melaju dengan kecepatan tinggi, penuh emosi dan air mata.
'katanya sibuk, sampai gak bisa makan malam sama aku! Tapi ternyata malah makan malam sama cewe lain! Dan itu sahabat ku!' amarah kia.
~End Flashback~
"Sejak saat itu. Aku jauhin Sega, aku gak tau harus gimana. Aku gak nyangka kalau Sega masih suka sama kamu Ra, aku gak nyangka kalau dia tega bohongin aku." Kia menahan air mata sekuat yang ia bisa meskipun akhirnya tumpah juga.
"Aku gak tau gimana caranya kasih tau kamu, aku gak mau kita sampai kelahi cuma gara-gara cowo. Maafin aku Ra," jelas Kia dengan suara bergetar.
Yura ikut menangis mendengar penjelasan Kia, sungguh besar hati Kia.
"Kamu salah paham Ki, itu gak seperti yang kamu lihat. Sega sama aku gak ada apa-apa dan yang kami omongin bukan masalah hati," jelas Yura lalu memeluk Kia.
"Aku punya masalah yang emang saat itu gak bisaku ceritakan ke siapapun selain Sega yang udah tau masalahku sejak awal," jelas Yura dengan suara dipelankan.
"Maksud kamu Ra?" tanya Kia yang tak mengerti.
"Aku putus sama Ajay bukan karena gak tahan LDRan. Tapi karena aku gak bisa terima kenyataan." Raut wajah Yura berubah menjadi penuh kesedihan, kini topeng kebahagiaannya telah lepas.
"Aku gak bisa terima kenyataan bahwa selama ini aku sudah jatuh cinta sama anaknya pembunuh ibuku."
"Ajay anak pembunuh ibuku Ki," ucap Yura dengan suara bergetar.
Kia membelalakkan matanya sambil menutup mulutnya dengan tangan.
"Aku gak nyangka kalau harus sepelik ini," ucap Yura lagi.
"Bahkan Ajay tau masalah ini tapi gak pernah ngasih tau aku," kata Yura dengan terisak-isak.
"Aku tau ini pas ngeliat Sega kelahi sama Ajay, ternyata Sega gak suka liat aku sama Ajay karena dia tau masalah ini, Ki," Jelas Yura.
"Maafin aku gak bilang ke kamu," ucap Yura lalu mempererat pelukannya begitupun dengan Kia.
"Kamu gak perlu minta maaf, aku tau ini emang berat untuk diungkapkan. Aku yang minta maaf, masalah kecil kayak gini gak kuceritakan ke kamu sampai jadi salah paham." Kia mengusap pelan rambut Yura yang tak lagi mampu berkata, tangis Yura pecah.
Terlalu banyak masalah yang Yura pendam selama ini. Bahkan tak ada satupun orang menjadi tempat Yura bersandar untuk meringankan bebannya.
Jangankan untuk bersandar, mengatakan masalahnya saja sudah terlalu sulit.
🌻🌻
Jangan lupa vote dan coment.
Kalau ada typo atau salah penulisan kasih tau ya ^^.
Terimakasih ❤❤