"sudah ngalay nya?" Tanya papa yang baru saja pulang membeli makanan.
Ajay terkekeh sementara aku memasang raut kesal. "Papa merusak suasana aja," gerutu ku.
"Jay, sini makan sama om," suruh papa yang sibuk mengeluarkan makanan yang ia beli tadi.
"Gak usah om, saya udah makan tadi," tolak Ajay. "Om sudah beli dua nih, sayang kalau gak dimakan. Sini cepat," paksa papa.
"Udah, pergi sana makan bareng papa. Ntar ngambek lagi, repot," ledek ku. Ajay pun bergegas bangun dari duduknya dan menghampiri papa.
Ku perhatikan kedua lelaki yang sangat ku cintai itu, aku merasa beruntung memiliki mereka.
Aku berharap suatu saat kau akan jadi bagian dari keluarga kecil ku, jay. Mengisi kekosongan kami selama ini. Lirih ku dalam hati.
~
Kia terbangun dari tidurnya saat mendengar ponselnya berdering. Segera ia angkat telpon yang tak ia lihat nama penelponnya itu."Halo," kia membuka pembicara terlebih dahulu dengan suaranya yang serak.
"Baru bangun tidur ya?" Tanya penelpon yang suara nya tak asing lagi.
"Hmmm," dehem kia sembari menutup mata nya kembali. "Kalau gitu belum mandi dong," kata penelpon yang tak lain adalah Sega.
"Iyalah. kan baru bangun," jawab kia ngegas. "Yaudah, kalau gitu mandi bareng yuk," ajak Sega.
Kia yang tadi nya merem, seketika melek dan bangkit dari baring nya. "Kamu gila ya!?" Gerutu kia dengan menambah beberapa volt ngegas nya.
"Kamu kok mesum gitu ki," gerutu Sega sambil terkekeh. "Aku mau ngajak kamu berenang, di kolam rumah ku," kata sega menerangkan.
"Aku kan gak bisa berenang," kata kia. "Ya aku ajarin nanti," jawab sega. "Ya udah deh. Aku mau mandi bareng kamu," kata kia terkekeh.
"Dasar aneh," gerutu Sega. "Yaudah. Aku jemput sekarang," kata Sega dan langsung memutuskan telepon.
"Belum juga aku bilang hati-hati di jalan. Udah di matiin aja," gerutu kia sambil beranjak dari kasur.
Ia mengganti pakaiannya menggunakan kaos berwarna hitam dan membawa baju ganti kaos berwarna biru dan celana pendek hitam miliknya.
10 menit kemudian Sega sudah tiba dirumah kia. Sega mengetuk pintu rumah kia dan di sambut oleh mama kia.
"Eh Sega," seru mama kia. "Kia nya ada tante?" Tanya Sega. "Ada tu di dalam, masuk nak," suruh mama kia.
"Gak usah tante, Sega disini aja. Oya, Sega izin bawa kia ke rumah. Mau ngajak berenang, boleh tante?" Tanya Sega meminta izin. "Boleh nak," jawab mama kia.
Tak lama kia pun keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua orang yang ia cintai itu. "Ma, kia pergi dulu ya," kata kia sembari menyalim tangan mamanya.
"Iya, hati-hati ya nak," kata mama kia. Sega pun begitu, menyalim mama kia sebelum pergi.
Sesampainya kami di sana Sega langsung mengajak ku masuk ke dalam rumahnya. Ini kedua kalinya aku masuk ke dalam rumah sepi nan megah itu.
Aku mengikuti langkah Sega yang menuju ke rumahnya bagian belakang. Setibanya kamu di belakang rumah Sega, mata ku tercuci dengan pemandangan yang tak kalah indah.
Sebuah kolam renang yang luas, di pinggir kolam terdapat tempat bersantai dan dinding-dinding yang di hiasi tanaman bunga anggrek.
"Kamu suka bunga?" Tanya kia. "Enggak," jawab Sega. "Terus kok dekorasi nya bunga gitu?" Tanya ku lagi. "Oh, itu. Itu buat istri aku entar," jawab Sega sambil menatap kia serius.