"cie yang senyum-senyum sendiri dari tadi," Kia menghampiri ku membawa dua gelas susu putih.
"Apaan sih!" Kata ku malu, lalu bangkit dari jaring ku.
"Nih, minum dulu susu. Biar kuat mikirin Ajay nya," ledek Kia sambil terkekeh.Ting-
Hp Kia berbunyi, Kia dengan cepat merogoh hp nya yang berada di atas meja belajar ku. "Pesan dari Sega!" Kia memekik senang, sejak makan bersama di kantin waktu itu Sega bersikap hangat kepadanya.
Kia duduk disamping ku dan membuka chat dari Sega.
Sega° Ki, udah makan malam?
• belum, kenapa?
° temenin aku makan malam yuk.
• Hmm, yuk
° aku jemput ya, share lock
• oke ntar aku share lock, aku siap-siap dulu ya.
-
Kia jingkrak-jingkrak kesenangan, aku ikut senang melihat nya. "Ra, aku kan cuma bawa baju di badan sama seragam." Kia baru tersadar. "Dah, pake baju aku aja sana," kata ku lalu rebahan kembali diatas kasur.
"Makasih ya Ra, kamu emang sahabat terbaik sedunia!!!" Kia ikut merebahkan badannya lalu memeluk ku.
Ia bergegas bangkit dan memilih-milih baju sekaligus bertanya pakaian mana yang cocok untuknya.
Akhirnya setelah sekian banyak baju yang ia lihat, Kia dan aku pun sepakat bahwa Kia akan memakai dress selutut berwarna pink dengan Vita kecil disisi kanan.
~
Kia menaiki motor Sega, lalu mereka pergi. Kia nampak senang kala itu, aku merasa iri karena dia dan Sega dekat secepat itu, sedangkan aku dan Ajay belum ada perkembangan."Kita makan dimana Ki?" Tanya Sega. "Terserah kamu deh," jawab Kia sambil mendekatkan wajah nya kesamping kepala Sega yang ditutupi helm.
"Aku gak tau tempat makan yang rasanya enak," kata Sega. "Yaudah kita ke restoran kecil yang harian kita pergiin aja. Gimana?" Tanya Kia, restoran yang di maksud adalah restoran dimana ia dilecehkan.
Sega diam seribu bahasa saat Kia mengatakan itu, mata nya tajam menatap lurus jalanan dan rahang nya mengeras. Rupanya, Sega masih belum memaafkan lelaki kemarin.
Karena Sega hanya diam saja, Kia langsung mengambil cermin darurat nya di dalam tas.
"Huft-" Kia menyorong tangannya ke depan wajah Sega, dan tampak wajah Sega di cermin itu.
Sega yang sadar dengan tingkah Kia langsung mengalihkan pandangan nya kecermin itu.
Kia terkekeh melihat wajah Sega yang tadi tampak kesal berubah jadi datar.
"Ngapain kamu bawa cermin Ki?" Tanya Sega dengan suara khas nya dan nada datar.
"Kamu gak tau ya? Cermin itu udah separuh dari nyawa nya aku loh." Kia berlagak.
"Ohya? Lalu orang yang ada di cermin itu, apa bagi mu? Termasuk separuh nyawa juga?" Tanya Sega. diam-diam Sega mulai menaruh rasa nya pada Kia walaupun dia belum sepenuhnya melupakan Yura.