***Setelah beberapa lama mengamati kamar lama Keano, pria itu segera mengajakku ke suatu tempat yang masih dirahasiakan. Aku penasaran tentu saja. Tapi percuma saja memaksa bertanya, pria itu tidak akan menjawabnya.
"Kamu nggak ngajak aku ke tempat aneh-aneh lagi, kan?" kataku sambil menghempaskan tubuh di sandaran mobil.
"Mumpung kita lagi di Bandung, Vi. Aku cuma pengen jalan-jalan."
"Ya ... Aku harus tau jalan-jalan ke mana. Terakhir kamu ngajak aku ke tempat yang kamu rahasiakan, aku hampir jantungan."
Memangnya siapa yang tidak jantungan seandainya diajak ke rumah orang tua pacar tapi belum mempersiapkan apa-apa?
Aku cemberut saat lelaki di samping ku justru tertawa. Apanya yang lucu?
"Aku pikir kamu udah nggak marah. Keluargaku menyukaimu." Aku yakin itu hanya untuk pembelaan diri saja.
"Tetep aja, kamu nggak ngasih tau kalau bakal ngajak aku ke acara sepenting ini." Aku mendengus lalu melipat tangan. Berusaha untuk berekspresi sebal. Tapi Keano tidak terpengaruh sama sekali.
Masih dengan bibir cemberut aku mengalihkan pandangan ke arah jendela. Jalanan Bandung terlihat basah karena cuaca sedang gerimis saat ini.
Bandung tidak semacet Jakarta tentu saja. Tapi karena Kota ini juga termasuk kota 'penting', lalu lintasnya juga tidak bisa dibilang lenggang. Polisinya juga masih bagus, tidak banyak asap-asap hitam dari kendaraan besar yang sudah sangat maklum di Jakarta.
Wajar kalau Bandung adalah salah satu pilihan terbaik untuk berlibur di akhir pekan. Tidak mengecewakan.
Mobil Keano berbelok menuju kawasan yang lumayan sepi. Kendaraannya terus melaju sebelum menemukan tempat parkir yang sudah penuh dengan mobil-mobil pribadi. Di sini ramai, berbanding terbalik dengan jalan menuju ke sini nya tadi.
Saat melihat papan penunjuk arah, aku baru menyadari kalau Keano mengajakku ke Kawah Putih di Ciwidey. Seumur hidup baru kali ini aku kemari.
Dan tentu saja aku senang.
Dengan perasaan antusias, aku turun dari mobil. Mengikuti langkah Keano yang langsung menggandeng tanganku. Kami berjalan tertatih di atas bebatuan untuk turun ke bawah. Aku menyayangkan ponselku yang tertinggal di kamar Keano tadi. Akibatnya, aku tidak bisa mengambil gambar yang kata Rima Instagramable.
"Minjem HP." aku mengadahkan tangan ke depan Keano. Membuat dia dengan cepat merogoh saku celananya dan memberikan ponselnya padaku.
Dengan sigap pula aku mengambil gambar kawah putih yang berasap di sore hari ini.
Setelah mengambil beberapa, aku mengubahnya ke kamera depan berniat mengambil selfie kemudian memamerkannya ke Rima. Saat aku sudah tersenyum dan siap memencet tombol, aku dikejutkan dengan tubuh Keano yang sudah menempel di belakang ku. Dia ikut tersenyum manis, menempelkan pipinya di kepala ku. Mau tak mau aku mengambil foto kami berdua.
Hasilnya bagus. Aku bahkan ingin segera mengirimnya ke ponselku agar aku bisa memandanginya setiap malam. Wajar, ini foto pertama kami.
"Kamu tetep kelihatan cantik," komentarnya saat kepalanya ikut melongok menatap ponselnya yang masih berada di tangan ku.
Lalu tanpa peringatan, Keano menarik ku untuk menghadap nya. Membungkamku dengan ciuman di Kawah yang dingin sehabis hujan ini.
Seolah lupa dengan sekitar ataupun sumpahku tadi, aku melingkarkan tanganku di lehernya. Mempermudah Keano untuk menjelajahi bibir ku lebih dalam. Tanpa peduli tatapan orang-orang disekitar kami yang tampak terganggu. Aku hanya ingin menciumnya.
Itu saja.
***
"Jadi dia kerja di rumah sakit yang sama kayak lo?"
Rasya menyeringai sebelum menjawab, "Hm. Gue liat bokap lo ke sini beberapa hari lalu."
"Thank's infonya, Sya. Kalau sesuatu terjadi, lo mau bantu gue kan?" Suara disana tampak berharap cemas. Dan itu tentu saja membuat seorang Rasya menyeringai lebih lebar lagi.
"Tentu. Kapanpun lo mau, Sofia."
***
Jumat, 30112018.
Dikit banget ya? Idenya lagi ngilang. Ditambah aku lagi semester seminggu ini. Doakan part depan bisa lebih panjang lagi😂
Mohon bantuannya untuk menandai typo atau kata yang kurang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Lover's
Romance🍁Doctor Lover's🍁 Vivian bekerja di sebuah rumah sakit keluarga milik Bimasatya. Pada masa internshipnya, dia ada di bawah bimbingan langsung si putra kedua Bimasatya, Keano. Keduanya memiliki perasaan satu sama lain setelah beberapa hari bekerja...