***
Sudah enam hari dia berada dilantai 30 ini. Keano sama sekali tidak memberi izin untuk dirinya keluar tanpa pengawasan. Memang, tubuhnya masih sedikit sulit digerakkan, tapi dirinya juga bosan.
Vivian merasa sudah sembuh dan ingin kembali bekerja, atau sekedar berbincang dengan orang lain selain Keano maupun Kara. Tapi kekasihnya itu berubah over proterktif. Dia bahkan sampai memarahi Kara saat tidak melihat Vivian didalam kamar. Padahal saat itu Vivian berada dikamar mandi.
Mamikirkan itu, Vivian sebal sendiri. Dan tidak enak dengan Kara.
"Keano itu... " Vivian melirik anjing bulldog yang sedang sibuk menjilati tubuh di lantai, sambil mendengus. "Nyebelin banget kan?"
Dirinya duduk didepan kaca. Mengamati wajahnya yang sudah sedikit membaik meski masih ada memar biru disekitar rahangnya.
Keano sedang tidak ada sekarang. Pria itu memilih bekerja daripada menemaninya yang sebentar lagi akan mati bosan disini.
Melirik jam, pukul 9. Biasanya...
Cklek!
Pintu terbuka. Menampilkan sosok Keano dengan balutan snelli yang masih belum lepas dari tubuhnya.
Ya, pria itu memang akan datang saat pukul 9. Dan kembali bekerja setelah jam 12.
Vivian berdiri, menyambut kedatangan Keano dengan wajah cemberut.
"Why?" Pria itu mendekat sambil melepas jas putihnya.
Vivian duduk dirajang. "Pengen makan sate."
"Nanti aku pesenin."
"Nggak! Pengen langsung ke warungnya."
"Tapi kamu..."
"Udah sembuh, Ken... Aku pengen ke Situ Lembang lagi."
Menghela napas Keano ikut duduk disamping kekasihnya. Sadar kalau mungkin Vivian bosan karena dia mengurungnya disini, mungkin ke Situ Lembang tidak masalah.
"Sore aja kesananya. Oke?"
Vivian hendak membantah, dirinya ingin sekali keluar dari sini sekarang juga. Tapi dia memikirkan mungkin saja Keano kelelahan usai bekerja, dia memilih menurut.
***
Situ Lembang, 5.30 pm.
Mereka sudah sampai. Seperti biasa Vivian mengamati Keano yang berdiri didepan warung sate tempat mereka biasa makan. Melihat hal ini, dia jadi nostalgia.
Dimana dia begitu malu saat perutnya berbunyi sementara mulutnya mengatakan 'tidak lapar'. Vivian mengukir senyum geli ketika mengingat kecanggungan mereka. Dia sama sekali tidak menyangka si dokter tampan itu menjadi kekasihnya.
Dirinya tidak tahu kedepannya akan seperti apa. Tapi dia berharap tidak ada hal buruk lagi yang terjadi dikehidupannya ataupun hubungannya dengan Keano.
Vivian tersenyum. Keano memasuki mobil dengan membawa dua sterofoam. Gadis itu lalu menyiapkan sebotol air mineral yang dibelinya diperjalanan tadi.
"Kamu... Udah laper?" Keano bertanya. Entah kenapa wajahnya terlihat sedikit gugup.
"Laper lah, Ken. Kamu nggak denger perutku bunyi dari tadi? Sini." Dirinya ingin mengambil satu sterofoam itu, tapi dengan cepat Keano menahannya.
"Sebentar. Ada syaratnya."
Perkataannya sanggup membuat Vivian cemberut. Menahan murka. Dia memperhatikan Keano yang kini merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu dari sana.
Sebuah cincin didalam kotak beludru. Keano meletakkannya diatas dashbor depan Vivian.
"Pake dulu."
Vivian mengamatinya beberapa detik sebelum menuruti permintaan Kenao. Memasang cincin sederhana tapi elegan itu di jari manisnya. Namun dia masih belum mengerti...
"Kamu mau ini sekarang?" Keano mengangkat sterofoam miliknya.
Vivian mengangguk.
"Jawab."
"Iya!" Dirinya lapar. Dan lelaki ini seenak jidat mempermainkannya.
"Actually, Yes. We married after this." Setelah menyerahkan satu porsi kepada Vivian, Keano mengatakan itu dengan nada santai sambil memakan satenya.
"... Wait?"
***
Halooo, kisah dari dokter Keano kelar ya. Terimakasih untuk yang sudah menunggu dan men-support cerita ini dari tahun lalu.
Untuk extra part, aku belum tahu akan ada atau tidak. Tapi doain aja semoga idenya tiba-tiba muncul gitu 😂
Yang masih pengen baca story ku yang lain. Aku punya dua judul.
1. Developing
2. VegetarianDan untuk bocoran Lover's series selanjutnya, aku ada ide untuk membuat kisah dari putri kedua dari Davis Irawan, Sofia Bhayangkari Davis. Yang nanti akan diberi judul (rahasia)
Minggu 03022019.
Salam sayang,
Keano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Lover's
Romance🍁Doctor Lover's🍁 Vivian bekerja di sebuah rumah sakit keluarga milik Bimasatya. Pada masa internshipnya, dia ada di bawah bimbingan langsung si putra kedua Bimasatya, Keano. Keduanya memiliki perasaan satu sama lain setelah beberapa hari bekerja...