Bab 19

281K 16.7K 194
                                    


***

Dengan canggung Vivian melepas pelukan mereka. Sudah jangan ditanya semerah apa wajahnya kali ini. Karena lagi-lagi mereka ketangkap basah salah satu keluarga Keano.

"Ada apa?" Keano beranjak. Menghampiri adiknya yang masih bengong di depan pintu.

Sadar kalau posisinya berada di tempat yang salah, Kara segera menggeleng kuat. "Nggak apa-apa! Kakak sama Vivian boleh dilanjutin aja."

"Dilanjutin apa? Kami nggak ngapa-ngapain." Vivian menyela panik. Bagaimana kalau Kara melapor pada mamanya? Itu kan sangat gawat. Vivian masih belum punya muka untuk bertemu Rena lagi setelah kejadian 'itu'.

Kali ini tatapan Kara bergerak menyusuri penampilannya. Hanya piama gelap yang kebesaran, karena ini milik Keano. Lalu dia dapat melihat senyum geli di bibir Kara. "Aku cuma bosan di rumah. Tadi aku ke apartemenmu, kak. Dan kamu tau, aku ketemu monster cilik di sana."

"Ya, itu juga yang bikin Kakak males lama-lama di apartemen Kakak sendiri," sahut Keano sambil menuangkan air ke dalam gelas dan meneguknya.

"Ya, ya aku tau. Apalagi di sini ditemani pacar yang cantik."

Lalu wajah kakaknya itu memerah. Kara tidak mampu lagi menahan tawanya saat melihat kedua orang di depannya meringis canggung.

***

Setelah situasi canggung beberapa saat tadi, akhirnya Kara mencairkanya dengan mengajak Keano dan Vivian makan malam di Luxury Resto. Restoran bergaya Prancis klasik itu tetap terlihat elegan. Demi apapun Vivian baru sekali memasuki tempat makan mewah seperti ini.

Dan, Oh ya! Hubungannya dengan Keano sudah pasti akan menjadi konsumsi orang rumah sakit, karena tadi mereka bertiga berjalan beriringan melewati lobi. Staf-staf di sana tidak mungkin tidak curiga dengan kejadian itu.

"Kamu nggak mau memesan, Vi?" Kara bertanya setelah menyadari kalau Vivian hanya membolak-balik menunya saja.

Vivian mengerjap bingung, sebelum menggumam. "Aku ... Nggak ngerti sama ini, " jarinya menunjuk kertas lebar di tangannya.

Keano mendesah menatap Kara, "Udah Kakak bilang, kita lebih baik makan M'cD aja. Kakak juga nggak terlalu suka makanan Prancis."

"Tapi aku lagi pengen escargot!" Kara membantah keras kepala. Bibirnya yang tipis berubah cemberut, menandakan bahwa gadis itu sendang merajuk.

Keano menyandar putus asa, "Oke. Kita akan temenin kamu makan di sini. Tapi jangan paksa kakak pesan sesuatu." Lalu mau menoleh ke arah Vivianm. "Kamu nggak mau pesen? Atau kita pesen sate aja nanti?"

Vivian lebih memilih untuk mengikuti Keano. Untung Kara tidak protes dan melahap pesanannya yang–eung, menurut Vivian menjijikkan itu. Ya Tuhan! DEMI APA DIA MEMAKAN BEKICOT?!

***

"Selera Kara memang aneh." Keano membuka percakapan saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Akhirnya Kara mengizinkan mereka berdua untuk pergi terlebih dahulu karena Keano sudah kelaparan.

Vivian tidak yakin bisa menahan mualnya melihat adik Keano itu memakan bekicot dengan begitu lahap.

Doctor Lover'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang