Knock Out -- 🌸

21K 1.9K 191
                                    

Written by : jinseobitch

.

.

.

.

.

Jaemin membelalakkan matanya kala melihat atlet tinju jagoannya di pukul habis oleh sang lawan.

Matanya kian membola dan napas Jaemin kian tercekat saat atlet kesayangannya itu —Huang Xuxi— tidak bangkit sampai hitungan wasit mencapai 10.

Dan itu tandanya, ia resmi dinyatakan kalah.

Knock. Out.

"Ap-apa!?! Kyaaaa Xuxi!! Hanya badanmu saja yang seperti kingkong wakanda, tetapi kau kalah dengan si boncel Chittaphon itu, eoh?" geram Jaemin, menggigit-gigit bantal yang berada di dekapannya.

Kedua tangannya mengepal, ia benar-benar dalam keadaan ingin memukul siapapun yang berada di dekatnya saat ini.

Jeno —kekasih Jaemin— yang sedari tadi hanya terdiam saja memperhatikan segala tingkah laku Jaemin, mulai menguap lebar.

Matanya benar-benar sudah sangat lelah. Dengan kapasitas mata 5 watt yang teramat sayu, Jeno menoleh ke arah jam dinding.

Pukul 00.30.

Tetapi kekasih mungilnya itu sama sekali belum menampakkan secuil tanda-tanda bahwa ia sudah mengantuk.

"Na, sudah malam. Ayo, masuk kamar!" ujar Jeno, menggenggam tangan Jaemin dengan lesu.

Dengan tenaga yang tersisa, Jeno terlihat amat berusaha untuk menggeret Jaemin ke dalam kamar.

Mata bola Jaemin mengerjap.

Apa? Ke kamar? Itu tidak lucu. Masih ada pertandingan Huang Xuxi VS Kim Jungwoo sehabis ini.

"Tidak. Masih ada yang harus aku tonton, Jeno!" sungut Jaemin. Menepis tangan kanannya yang sedari tadi digenggam erat oleh Jeno.

Jeno membuang napasnya gusar.

"Film yang ditayangkan tengah malam kebanyakan tidak bagus, Na."

"Maksudmu?"

Lagi-lagi Jeno hanya menghela napas. Ditatapnya Jaemin yang sedang menampilkan muka bingung dengan sangat intens.

"Tontonan para lelaki, film dengan rate 18+, lalu iklan rokok bertebaran dimana-mana."

jawab Jeno sambil menggelengkan kepalanya.

Jaemin membelalak. Tumben sekali kekasihnya ini menjadi dewasa. Biasanya juga ia yang sibuk menggelayut sana-sini.

"Aku kan tidak menonton hal-hal seperti itu, Lalu—"

"Lalu apanya?! Kau harus mematikan TV! Ayo ke kamar, sayang!!" sergah Jeno memotong ucapan Jaemin.

Jaemin terdiam mendengar bentakan Jeno, baru kali ini Jeno membentaknya.

Tanpa sadar, setitik air mata lolos dari bola mata Jaemin. Ditatapnya Jeno dengan pandangan tak suka. Ia merasa sangat dikekang.

"Kenapa aku tidak boleh menontonnya? Aku kan juga laki-laki." sungut Jaemin, aura menantang terpancar di kedua bola matanya.

Jeno terkekeh kecil, lalu ia mencubit hidung Jaemin.

"Kau beda. Kau itu UKE. Dan parahnya lagi, kau itu cantik."

Ucapan Jeno saat itu juga mampu mengunggah semburat merah di kedua pipi Jaemin. Dan selanjutnya Jaemin hanya bisa pasrah saat Jeno menggendongnya —ala bridal style—ke dalam kamar dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.

✔️Together With NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang