Written by nasharin
.
.
.
.
.
Namanya Lee Jeno, seorang pemuda yang bekerja sebagai seorang host di sebuah klub. Pekerjaan yang cukup menyiksa dirinya, karena Jeno takut dengan makhluk bernama wanita yang memang selalu menjadi langganan para host.
Kalau saja bukan karena seseorang, ia tak akan pernah mau bekerja di tempat bak neraka itu. Kalau saja kebutuhan nya dan seorang itu tidak besar, ia pasti lebih memilih menjadi pedagang.
"Aahh... semangatlah, Lee!!" gumam Jeno menyemangati dirinya sendiri, ia pun mengenakan pakaian yang selalu menjadi andalan nya itu.
Setelan jas hitam, kemeja warna putih, dasi merah, serta bunga mawar yang akan ia berikan pada pelanggan nya nanti. Jangan lupa dengan kacamatanya yang membuat daya tarik Jeno makin besar.
Penampilan yang sederhana tapi terlihat sangat menarik bagi setiap orang yang melihatnya.
"Yo, bro! Siap menggaet para wanita yang akan datang?" tanya seorang laki-laki yang terlihat lebih tua daripada Jeno.
"Tentu saja!" Jeno tersenyum paksa pada seniornya itu. Karena sungguh, dalam hati Jeno tidak pernah siap dengan setiap wanita yang datang.
Entah itu gadis muda, wanita bersuami yang kesepian, atau para gadis yang sedang gabut saja.
"Jeno, giliranmu," ujar salah satu teman Jeno dari balik pintu.
"A-ahh, iya," Jeno menghela nafasnya beberapa kali, ia pun membuka pintu yang bagai gerbang neraka baginya.
Dan seperti yang Jeno duga, sudah cukup banyak perempuan yang bersenang-senang dengan teman-teman nya.
Pemuda itu kembali menghela nafas dalam, ia pun melangkahkan kakinya ke tempat si pelanggan. Lalu mengulas senyum tampan yang menawan.
"Selamat datang, signorita. Saya Lee Jeno, siap menemani Anda."
***
Jaemin belum beranjak dari ranjang sejak pagi. Ia lebih memilih meringkuk diatas ranjang sembari memeluk guling. Kantong mata yang dimiliki oleh Jaemin menandakan kalau ia tidak tidur semalaman.
"Jaemin?" seseorang membuka pintu kamar Jaemin sembari membawa semangkuk bubur, "Kenapa tidak keluar kamar?" tanya nya lagi sembari duduk disisi ranjang Jaemin.
"Papa.." Jaemin bangkit dari tidurnya begitu melihat Jaehyun--sang papa--masuk ke dalam kamar.
"Bangunlah, nak. Tidak baik tidur terus." ucap Jaehyun sembari menyimpan bubur itu diatas meja belajar Jaemin.
Ia membuka gorden kamar anaknya itu, kemudian membawa mangkuk bubur pada Jaemin.
"Tidak tidur lagi?" tanya Jaehyun sangat lembut dan Jaemin mengangguk sebagai jawaban.
Melihat jawaban Jaemin membuat Jaehyun tersenyum kecut, ia mengusap kepala anaknya itu sayang dan membuat Jaemin merasa nyaman.
"Kalau boleh tahu, kenapa?" tanya Jaehyun dan Jaemin menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu, Pa. Hanya tidak bisa tidur," jawab Jaemin.
Helaan nafas terdengar dari arah Jaehyun, ia maklum dengan jawaban Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Together With Nomin
FanfictionThis book dedicated to our precious NoMin♡ (c) withnomin - 2018 restart: December 8th, 2018