Date You -- 🌸

11K 1.1K 62
                                    

Written by Silvernoir_

.

.

.

"Jeno-ya."

Jeno membuka matanya untuk mendapati kesayangannya tersenyum amat manis menyambut pagi harinya.

"Pagi, sunshine." Jeno menyapa balik. Tidak lantas bangun melainkan menarik si matahari ikut berbaring ke dalam pelukannya.

"Jeno-ya, kau harus mandi kemudian sarapan lalu masuk kerja," ucap Jaemin, pria manis dalam pelukan Jeno.

"Aku masih cuti, sayang. Ayo habiskan waktu seharian berdua."

Jeno mempererat pelukannya, tangan dan kakinya melingkari tubuh Jaemin. Si manis tak protes, ia menenggelamkan kepalanya pada dada Jeno.

"Tapi kau tetap harus mandi dan sarapan," gumam Jaemin yang teredam dada Jeno.

"Okay! Asal dengan satu ciuman," Jeno menunduk tersenyum pada si manis.

CHU

"Sudah," Jaemin tersenyum semakin manis setelah mengecup pipi kanan sang dominan.

"Aaah kau memang tidak ingin lama-lama berada dalam pelukanku ya," ucap Jeno dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Jaemin mendengus pelan dengan wajah lucu, "aku ingin menciummu."

"Oho?~ kalau begitu, satu ciuman lagi di sini," Jeno menunjuk-nunjuk bibirnya yang langsung disanggupi kekasih hatinya.

CHU

"Sudah. Cepat bangun, aku tidak akan memberi bonus lagi."

Jeno terkekeh sebelum benar-benar melepas pelukan mereka untuk bangun dari posisi tidurnya. Ia sedikit merenggangkan badannya yang kaku sehabis tidur sebelum menatap Jaemin dengan tatapan menggoda.

"Ayo mandi bersama."

"Apa? aku sudah rapi begini kau ajak mandi lagi, sana mandi sendiri," Jaemin melempar bantal ke arah Jeno membuat kekehan pria itu semakin keras. Kekasihnya lucu sekali.

Setelah menghabiskan sekitar sepuluh menit di kamar mandi, Jeno kembali ke kamarnya dan mendapati Jaemin masih duduk di sana dengan ranjangnya yang sudah rapi.

"Cepat pakai baju lalu sarapan," Jaemin menepuk-nepuk sebelahnya yang ternyata terdapat baju Jeno yang ia pilihkan. Ah, manis sekali seperti seorang istri.

Mereka turun bersama menuju ruang makan dan mendapati satu potong sandwich tersedia di atas meja.

"Ah, kenapa hanya satu? Apa Jae Hyung tidak tahu kau ada di sini, Nana?" heran Jeno.

"Makan saja," balas Jaemin, mengambil tempat duduk berseberangan dengan Jeno.

"Kita masak saja," ucap Jeno yang bersiap melangkah menuju dapur sebelum Jaemin menghentikannya.

"Sebelum ke sini aku sudah mandi, sudah sarapan juga. Sekarang hanya tinggal kau yang belum sarapan, pangeran."

Benar juga. Jeno mengangguk sebelum menggigit sandwich buatan Jaehyun, hyungnya yang tinggal berdua bersama dirinya. Netranya menatapi sang kekasih yang balik menatapnya dengan senyuman, namun sesuatu yang disadarinya membuat senyum Jeno luntur begitu saja.

"Nana, kau pucat," ucap Jeno.

Jaemin menangkup kedua pipinya sebelum menggeleng pelan, "lipbalmku habis jadi bibirku kelihatan pucat."

✔️Together With NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang