Written by JaeNoNa
.
.
.
No matter how bad you are, I will give my heart to you.
°•°•°•°
#Jaemin POV
Dengan was-was mata berlapis kacamata besarku mengitari kantin. Jantungku terus berdetak karena rasa takut.
"Ahjumma cepat sedikit." Ucapku lembut namun meminta wanita tua didepanku untuk cepat menuangkan makanan demi makanan di atas nampan.
Dengan serabutan aku terus meremas ujung kemeja sekolah yang masih kebesaran. Aku sedang berbaris untuk mendapatkan jatah makan siang. Setelah selesai aku pergi menuju kursi paling pojok untuk menghindar dari mereka.
Layaknya pemulung yang kelaparan aku makan tak beraturan hingga banyak yang tercecer di meja. Hatiku terus merapalkan kata-kata agar 'mereka' tidak datang sekarang. Aku butuh makan saat ini. Ah.... tapi sepertinya tidak.
"Aigo~ Aigo~ ternyata disini." Ucap si hidung bangir itu padaku. Wajahnya tampan namun begitu jahat sifatnya.
"J-Jeno ... biarin aku makan dulu." Pintaku memelas dengan gumpalan nasi yang bahkan belum kukunyah di dalam mulut, hingga pipiku menggembung besar.
"Apa? Makan? Hahahaaa..! Lo denger ga? Si kucing kuyub ini lagi kelaparan." Teman-temannya tertawa hingga salah satu dari mereka maju.
"Kelaparan ya? Kasian banget sih. Gue lagi baik loh sini gue suapin." Dengan kasar dia menggunakan sendok lalu mengambil nasi dengan jumlah yang banyak.
"Makan ya Na Jaemin sayang!"
Mulutku yang sudah kosong kini terisi penuh kembali. Dia terus menyendokkan makanan tanpa henti padahal mulutku sudah penuh. Tangan kirinya memegang rahangku kuat dan kedua tanganku di pegangi oleh pria kelahiran Hongkong dibelakang tubuhku. Aku tidak bisa berontak. Tidak ada yang mau menolongku karena mereka berlima siswa terpandang disini. Sedangkan aku hanya siswa kutu buku yang culun dan jelek.
"Hhkkh.. uhhukk uhhuk hkhh.." aku tersedak dan terbatuk dan kembali tersedak lagi. Nafasku terasa akan hilang sekarang. Makanan ini tak tertelan dengan baik bahkan aku tak bisa mengunyahnya.
"Haechan, udahlah.." mata berairku menatap tangan seseorang berusaha menghentikan tangan Haechan yang tanpa berhenti menyuapkan sendok itu kemulutku.
"Ah! Apa sih Kak Mark!" Tepisnya lalu kembali melanjutkan aksinya.
"Udah Chan, dia udah hampir mati." Suara si brengsek itu!
"Tidak seru kalau dia mati. Tidak ada sasaran empuk selain kucing kuyub ini lagi." Lanjutnya lalu menarik Haechan menjauh. Lucas juga melepas cengkraman tangannya.
"Uhhukk uhukk hueekk... uhhukk.."
Bug
Bug
Aku memuntahkan semuanya ke lantai lalu memukul-mukul dadaku sendiri menghilangkan sesak dan batuk yang menyakitkan.
"Minta ya cantik."
Samar-samar aku dengar Lee bajingan Jeno meminta sesuatu dari murid wanita lain yang tak jauh dari kerumunan ini.
"Haechan baik ya Jaem? Bahkan dengan telaten dia nyuapin lo." Jeno mendekat dengan sekotak susu ditangannya yang sedang ia buka.
"Lucas Mark! Pegangin tangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Together With Nomin
FanfictionThis book dedicated to our precious NoMin♡ (c) withnomin - 2018 restart: December 8th, 2018