Warm Winter -- 🌸

4.6K 476 7
                                    

Written by: oyey_19

.

.

.

.

.


Di sebuah kamar yang terasa dingin, terlihat seorang pemuda yang tengah menatap keluar jendela. Mengamati butiran butiran salju yang mulai turun dan memenuhi halaman rumahnya dengan warna putih.

Matanya beralih untuk menatap ponsel yang sedari tadi ia genggam, menatap pesan terakhir seseorang sebelum orang itu pamit pergi.

Katanya untuk sementara, tapi ini sudah lebih dari waktu yang orang itu janjikan.

Jarinya bergerak untuk memainkan benda pipih berwarna hitam itu, senyuman di bibirnya berbanding terbalik dengan tatapan sendunya saat ia berhasil menemukan foto foto lama yang ia ambil bersama sosok itu.

Matanya kembali bergulir, menelusuri kamarnya yang didominasi warna hitam dan abu abu. Di dinding nya terdapat banyak sekali bingkai foto dengan gambar sosok yang selalu ia rindukan.

"SAYANG, AYO TURUN, KAU AKAN TERLAMBAT KE SEKOLAH"

Sosok itu terkesiap, tapi sedetik kemudian ia beranjak dari posisinya, berjalan dengan gontai menuruni tangga setelah menyambar tasnya.

"Ayolah sayang, musim dingin telah tiba dan kau terlihat lebih murung dari biasanya"

Seorang pemuda cantik terlihat tengah menata sepiring sarapan untuk putra bungsunya.

"Mom tau aku benar benar merindukannya bukan? "

Pemuda cantik itu tersenyum, ia mendekati putranya lalu merangkulnya, menuntunnya untuk segera duduk di meja makan dan menikmati sarapan yang telah ia buat.

"Mom tau Jeno-yah, tapi kau juga tau kalau menyelesaikan pendidikan di luar negeri tidak cukup hanya dengan satu tahun"

Pemuda bernama Jeno itu mendengus kesal, ia menatap roti isinya tanpa minat, tapi tetap ia makan, setidaknya ia tidak benar benar membuang makanan yang dibuat mommy nya, yaitu Lee Taeyong.

"Dimana Dad dan kak Mark? "

"Mereka sudah berangkat duluan tadi, katanya kau terlalu lama"

Jeno membelalakan matanya, Taeyong terkekeh pelan lalu mengusap rambut putranya itu dengan penuh kasih sayang.

"Cepat habiskan atau kau akan tertinggal bus"

Dengan itu Jeno meletakan roti yang tersisa setengah, beranjak untuk mengecup pipi mommy nya dan langsung melesat keluar tanpa mengatakan apa pun lagi.

Taeyong yang melihatnya hanya bisa menghela nafas pelan. Ia menatap sisa sarapan Jeno, setidaknya anak itu mau makan pagi ini.

Drrtttt.... Drrrttt....

Tangan lentik Taeyong tergerak untuk merogoh saku celananya, mengambil benda pipih berwarna hitam yang bergetar. Mata bulatnya terlihat berbinar melihat siapa yang menelfonnya.

"Halo? "

Taeyong terlihat sangat senang menerima telfon itu dan ia bertambah senang saat mendengar suara orang diseberang sana.

"Benarkah? Baiklah Yuta-yah, hati hati ya, jaga anakmu juga"

Sambungan telfon diputus, kabar baik dari sahabatnya itu membuat Taeyong sangat bahagia, dan ia tau pasti Jeno akan lebih bahagia darinya saat mendengar kabar ini.

✔️Together With NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang