When The Wind Blows -- 🌸

7.7K 875 39
                                    

Written by : LuiiLiuu

Disarankan untuk mendengarkan lagu Yoona- When The Wind Blows selama membaca story ini (@media)

.

.

.

.

Jeno berkeliling seraya memotret beberapa pengunjung yang menurutnya menarik. Stand makanan sudah selesai ia kunjungi. Dengan sebuah nametag berlabel panitia, Jeno kembali ke area dimana sebuah panggung untuk pentas seni diadakan.

Kedua matanya menatap sekeliling area penonton yang terbuka. Mencari temannya yang sama sekali tidak terlihat. Pertunjukkan baru akan dimulai sekitar 10 menit lagi, jadi mungkin mereka sedang bersiap-siap atau entahlah, Jeno sendiri tidak tahu.

Kedua tangannya terangkat dan memulai kegiatannya menangkap gambar disekitar area. Baru sekitar 2 menit memotret area tersebut, tatapannya teralihkan pada namja yang memasuki panggung seni.

Namja manis dengan surai bruenette dan membawa gitar itu tersenyum. Senyum yang sangat manis hingga Jeno tidak sanggup mengedipkan kedua matanya.

Tanpa sadar Jeno tidak melepaskan perhatiannya dari si manis. Lensa kamera masih dengan setia menangkap setiap kegiatan yang dilakukan namja itu. Hingga suara lembut terdengar mengalun dengan indah tertangkap pendengarannya.

🎶Stars in the sky

This night doesn't feel strange

The place we came together

The place I was with you

Do you remember?

On days the wind blows like this

I remember the street we walked on

Namja itu tersenyum kearah lensa kamera milik Jeno, membuat Jeno sedikit tersipu dengan senyuman namja manis itu. Jeno melepaskan kameranya dan berjalan mendekati penonton yang terlihat menikmati lagu yang dibawakan si manis.

🎶You are my star

You confessed to me

You came to me, wherever I was

I long for those days

Like a dream

Memories with you have passed

Just with those, I spent long nights

I didn't know back then, your heart

Namja manis itu memetikkan jari-jari lentiknya pada gitar dan tetap bernyanyi tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. Kedua matanya tertutup menikmati alunan lagu yang ia bawakan sendiri.

Jeno kembali mengangkat kamera miliknya dan mengabadikan setiap moment yang bisa ia dapatkan. Dan tersenyum merasakan betapa manisnya namja yang masih bernyanyi di atas panggung itu.

🎶Do you remember?

Our precious first encounter

Your shy smile

You are my star

You confessed to me

You came to me, wherever I was

I long for those days

Namja manis itu membuka kedua matanya dan bertabrakan dengan kedua mata sipit milik Jeno. Namja itu tersenyum sangat manis hingga Jeno rasanya melupakan bagaimana cara untuk bernafas.

Tanpa menghentikan alunan musiknya, namja itu terus menatap Jeno selama pertunjukkan tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun.

🎶Like a dream

Memories with you have passed

Just with those, I spent long nights

I didn't know back then, it was love

Under the moonlight, with you

Standing at the end of a season

I'm reminiscing again

You, back then

I was so thankful for you

I hope you can smile when you think of me too

-Yoona - When The Wind Blows-

Gemuruh suara tepuk tangan menguar. Namja manis itu tersenyum kecil dan menunduk di hadapan para penonton. Dengan cepat ia meninggalkan panggung seni membuat Jeno mendengus kecil kecewa. Berharap masih bisa bertemu dengan namja manis itu.

Jeno baru saja akan meninggalkan area panggung sebelum kehadiran namja manis di hadapannya membuatnya menghentikan langkah kakinya meninggalkan area panggung.

"Hai!" Sapa namja manis itu. Sebuah senyum yang awalnya hanya Jeno lihat dari balik lensa kamera itu kini berada tepat di hadapannya.

"H-hai juga." Jeno menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal. Merasa canggung melihat namja yang baru saja ia lihat di panggung tadi.

Namun diam-diam Jeno tersenyum dibalik wajah canggungnya. Menyadari bahwa namja manis yang sedang tersenyum dihadapannya terlihat lebih manis saat dilihat lebih dekat.

"Namaku Na Jaemin. Kelas 2-1." Namja manis itu mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan Jeno. Merasa bahagia karena mengetahui identitas namja yang baru saja ia saksikan pertunjukannya, Jeno tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit.

"Lee Jeno imnida. Kelas 2-3." Jaemin tersenyum semakin manis. Jeno bahkan merasa bahwa aliran darahnya kini hanya mengalir ke area pipinya.

"Aku tertarik denganmu. Ayo berkencan Jeno-ssi!" Jaemin menjinjitkan kakinya dan mengecup bibir tebal milik Jeno. Membuat sang empu membulatkan kedua matanya. Namun tidak lama sebelum Jeno tersenyum dan menutup kedua matanya. Memeluk pinggang ramping milik Jaemin dan membalas kecupan manis milik Jaemin.

"Tentu saja. Sekarang kau milikku Na Jaemin."




Fin.


Guys guys guys... hellooo...
Everyone, adakah yang ingin mengirim cerita oneshootnya Nomin ke kami??? Buat projek season 2.
Rencananya projek kedua ini bakal ada 2 book.
Songfic sama oneshoot biasa kayak gini.
Kalau ada DM kami ya....
Ditunggu partisipasi dan antusiasmenya Nomin shipper nih....




15 Desember 2018

Withnomin Team

✔️Together With NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang