Tiga

56 5 0
                                    

Sepertinya langkahnya terlalu berat, terlalu banyak beban dikakinya sehingga sangat berat baginya untuk sekedar melangkah. Ia tampak ragu kala telapak sepatunya mulai menyentuh aspal jalanan, membawa tubuhnya untuk ke sekolah. Sangat berat, hari ini bahkan ia memutuskan berangkat lebih awal atau mungkin sangat awal. Bus tak lewat se-pagi ini, sehingga ia harus meminta Supir Aris mengantarkannya, dengan harap semoga pria itu tak akan memukul siapapun di rumah karena telah menggunakan orangnya. Terlalu pagi ia berangkat, hingga Tukang kebunnya saja belum datang. Alasannya datang sepagi ini mungkin karena dia juga kurang percaya diri dengan gaya rambutnya yang baru. Semalam dia memangkas rambutnya hingga sampai sebahu. Mencoba meminta bantuan salah satu Pembantu-nya yang ternyata dulu merupakan mantan Pegawai Salon kecantikan. Dia hanya merapikan beberapa bagian yang telah dihancurkan Valencia dan teman-temannya. Gerbang depan yang terbuka, disusul beberapa dedauanan yang gugur menabrak kakinya. Shelyf langsung menuju ke kelas. Masih pukul 5:36 WIB, dimana mungkin seorang siswi sedang bersiap-siap ke sekolah, dan seorang siswa masih dalam keadaan tertidur pulas dan bergulat dengan mimpi-mimpinya. Dan dia sudah disini, duduk di dalam kelas. Shelyf memeriksa kolong mejanya, biasanya ada anak yang dengan iseng membuang sampah ke dalam kolong mejanya dengan sengaja. Sehingga setiap pagi ia harus membuang beberapa bungkus permen dan makanan ringan lainnya yang berada didalam bangkunya. Tapi kala tangannya mencoba meraih sampah, tak satupun plastik itu teraih. Terlihat kosong dan cukup bersih dan hal itu cukup ganjil baginya. Shelyf lalu menengok ke dalam kolong mejanya dan menemukan coklat, surat dan bunga yang terikat. Sama seperti kemarin, Shelyf langsung membuka surat itu

To: Shelyf

Hiiii Sweetheart :)
Tetap semangat ya! Jangan berhenti tersenyum, karena selalu ada seseorang yang bahagia melihat lesung pipitmu

Nb: Nanti ada kejutan buat kamu

See You
'Y'

Tulisan itu tertata sangat rapi, jarak antara satu huruf dengan huruf lainnya begitu terjaga. Sangat indah dipandang dari sisi manapun.

" Siapa sih! Y? " Shelyf berdecak tidak suka, siapa orang bodoh itu sebenarnya. Berangkat jam berapa ia dari rumah hingga sampai bisa datang disini begitu awal, lebih awal darinya padahal dirinya yakin bahwasannya dialah orang pertama yang telah sampai disekolah. Dan...untuk apa dia melakukan semua kegiatan konyol yang tak memiliki manfaat apapun bagi Shelyf maupun bagi orang itu. Shelyf merasa geli sendiri dibuatnya, benar-benar orang yang membuang banyak waktunya untuk hal sia-sia. Dan pastinya dia adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Shelyf menatap coklat dengan merek yang belum pernah ia baca sebelumnya itu. Siapa dia? Seseorang misterius itu, yang diam-diam memberinya coklat dan bunga. Dan saat coklat itu ia makan, rasa coklat itu berbeda dari kemarin, sepertinya ada sentuhan macca di dalamnya.

**

Beberapa anak berlarian saat bel jam pertama berbunyi, bukan----bukan karena bel yang berbunyi mereka saling berlari, mereka berlari menuju satu arah. Mereka seperti sangat terburu-buru menuju ke arah mading yang berada tepat disebelah perpustakaan dan tak jauh dari kelasnya. Shelyf ingin bertanya kepada siapapun yang berlari, tapi ia sadar bahwa di sekolah ini tidak ada yang boleh berbicara dengannya lagi. Ancaman itu ternyata membuat hampir semua siswa-siswi menghindarinya karena enggan tersangkut masalah dengan Valencia.

Shelyf berjalan menuju arah kerumunan itu terkumpul menjadi satu, bisikan-bisikan bising itu terus menggema bersama langkah kaki yang tak sabaran. Sukar baginya menembus gerombolan itu untuk sampai di depan mading, saat ia sampai didepan mading dia sanggup menatap langsung satu objek yang membuatnya diam membeku. Dengan seribu pertanyaan yang mengabar di dalam otaknya secara langsung, hanya sedikit jawab yang sanggup ia gapai tentang apa yang ia lihat barusan. Disitu terpampang dengan jelas foto dirinya dan beberapa orang yang menjadi korban bullying Valencia. Disana jelas tergambar saat Valencia dan teman-temannya mendorong, memukul, bahkan memotong rambutnya kemarin hari, ada juga foto Melly dan beberapa anak disekolahnya yang sedang dibully habis-habisan oleh Valencia. Disana juga terdapat sebuah petikan tulisan yang cukup besar di situ.

It's Better If You Don't UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang