Shelyf keluar dari ruang BP disusul dengan Valencia dan Algojonya. Shelyf tampak terdiam sebentar saat mata Valencia menatapnya dengan marah. Kemudian sebuah senyum kecil terpampang dengan jelas dari wajah Valencia. Valencia tak benar-benar kalah disini. Dia hanya mencoba besikap baik dan semua orang tahu akan hal itu. Pada dasarnya, bukan Valencia yang akan tumbang hanya karena satu panggilan saja dari BK.
Valencia melangkah untuk lebih mendekat pada tubuh Shelyf yang membatu. Meraih dagunya dengan kedua tangannya untuk ia beri sedikit bisikan pada telinganya. Inilah cara yang paling sering ia gunakan untuk mematahkan keberanian lawannya.
" You are not a winner " bisik Valencia dengan sinis lalu meninggalkan Shelyf yang semakin membatu. Ancaman itu tak membuat Shelyf tumbang. Tapi sukses membuat Shelyf begitu terkejut. Bagaimana bisa Valencia masih merasa begitu menang? Dan terbuat dari apakah hati Valencia?. Shelyf pikir semua orang itu punya titik penyesalan dalam hidupnya, tapi sepertinya Valencia tak memilikinya. Di dunia ini hanya ada dua orang yang Shelyf ketahui tidak mempunyai hati dan perasaan. Mereka adalah Valencia dan Aris. Mereka sama-sama tak punya hati dan belas kasihan pada siapapun. Selalu merasa menang dan enggan untuk mengaku kalah sekalipun musuhnya telah melihat ia terjatuh dengan menyedihkan. Entah mengapa Tuhan menakdirkan dua orang itu menjadi begitu jahat dan mengapa sarana kejahatan mereka adalah Shelyf. Dirumah ia selalu dibuat berdarah dengan Aris, disekolah ia juga harus menahan siksaan dari Valencia. Lalu dimanakah bahagia itu Tuhan sembunyikan darinya?
Dan seperti kata Valencia tadi, dia bukan pemenang dalam permainan ini karena dia tak pernah berniat untuk memenangkan permainan bodoh ini. Karena sejatinya dia yang dipermainkan dan mereka seenaknya mempermainkan. Shelyf enggan memikirkannya, hal-hal yang akan semakin membuatnya berpikir pada banyak hal-hal yang telah berlalu. Dia memilih menunggu kelanjutan dari episode-episode berikutnya dari cerita ini, cerita hidupnya yang menyesakkan dada. Cepat atau lambat dalang dari semua pembalas dendaman Valencia itu akan terungkap dan sepertinya dia harus berterimakasih pada orang itu, karena setidaknya ada seseorang yang melampiaskan rasa sedihnya tanpa ia minta. Shelyf terus merenung hingga ia merasa bahwa ada seseorang yang memperhatikannya dari jarak yang terbilang cukup jauh dari tempatnya berdiri. Dia bisa merasakan tatapan itu begitu tajam menghunusnya hingga bulu kuduknya seakan dibuat meremang oleh bayangan itu. Shelyf menghela nafas, dalam sepersekian detik dia langsung menatap sumber itu-------dan yang ia temukan adalah koridor kosong. Disana merupakan lajur bagi siswa-siswi untuk ke perpustakaan jika mereka berbelok kiri, jika ke kanan maka mereka akan menemukan kelas XII IPS. Setelah itu hanya ada pemandangan seisi sekolah yang dapat dipantau dari atas lantai dua.
Shelyf mengerjap beberapa kali, mungkin ini adalah halusinasinya seperti biasanya. Shelyf berusaha mengabaikannya, kemudian segera beranjak dan menuju ke kelas karena pasti ia telah banyak ketinggalan pelajaran.
Nyatanya ia tak bisa benar-benar mencerna apa yang Guru Bhs. Inggris itu jelaskan saat dirinya telah duduk di bangkunya dan menyimak apa saja yang Guru paruh baya itu ajarkan. Dirinya lebih asyik bergulat dengan banyak misteri di dalam hidupnya. Shelyf menghabiskan sekitar 45 menit waktunya hanya untuk menduga-duga dan menyambung banyak kemungkinan yang semakin membuat kepalanya pening. Sampai bel istirahat bergema, Shelyf tak henti memikirkan hal itu. Siapa dia? Apa maksudnya? Lagi-lagi pertanyaan itu membuat kepalanya tak bisa santai.
" Lyf? Gak ke kantin? " Sapaan itu langsung membuat Shelyf menoleh dan mendapati Rachel yang tersenyum dengan wajah ceria menatapnya. Shelyf sempat merasa terkejut dan kaku melihat wajah gadis itu. Ada apa lagi? Bukankah seisi sekolah dilarang berbicara dengannya oleh Valencia. Tapi kenapa Rachel begitu Berani melanggar aturan itu. Apa dia punya cukup kekuatan jika nanti Valencia akan melakukan hal-hal buruk padanya? Sejujurnya Shelyf tidak ingin ada orang yang menjadi korban Valencia lagi, apalagi karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Better If You Don't Understand
Novela JuvenilShelyf, gadis yang menjadi korban kekerasan fisik dari Ayah kandungnya sendiri itu harus menerima banyak pergejolakan batin. Shelyf menjadi lebih sengsara saat ia memasuki jenjang SMA dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari salah satu tem...