" Oh " Jawaban Shelyf itu juga menjadi tanda berakhirnya percakapan mereka. Shelyf tak tertarik dengan siapapun di dunia ini yang berhubungan dengan Valencia. Entah itu Ricky atau siapapun itu, jika seseorang itu pernah berhubungan dekat dengan Valencia Shelyf malas untuk berhubungan dekat dengan mereka. Valencia adalah sumber penderitaannya, dan berurusan dengan sumber penderitaan baginya bukanlah hal yang baik.
Shelyf terdiam sejenak kemudian dirinya dengan sengaja pergi tanpa berpamit pada Ricky. Dia tak ingin meninggalkan kesan ramah pada Ricky. Dia tidak juga berharap ada pertemuan lain antar dirinya dan Ricky.
Ricky yang melihat gadis yang ia ajak bicara tampak angkuh dan sedikit ketus pergi, dia langsung mengejarnya, memegang pergelangan tangannya hingga gadis itu menoleh dan kembali menatapnya, memusatkan perhatiannya kembali padanya.
" Katanya lagi nyari Seniman? " Tanyanya saat dua bola mata itu bertubrukan dalam tatapan. Shelyf yang mendengar pertanyaan itu tampak semakin acuh pada Ricky. Semua orang bisa membaca raut gadis itu yang tampak membenci hadir Ricky. Sejujurnya, Shelyf membenci pria yang begitu ngotot ingin berinteraksi dengan lawan jenis seperti halnya Ricky, menurutnya hal itu mengindikasikan bahwa dia bukan tipikal pria yang bisa setia dengan satu wanita saja.
" Maaf..." Shelyf melepaskan cengkraman tangan lembut itu. Dia harus menghentikannya. Dia tak ingin mengenal Ricky sama sekali, sampai kapanpun.
" Bukan urusan Kakak " tambahnya lagi lalu melanjutkan perjalanannya tadi yang sempat terhenti.Ricky bukanlah tipikal pria yang mudah menyerah dengan satu penolakan saja. Ricky mempunyai jiwa yang ambisius serta tidak mudah tumbang hanya karena satu penolakan. Ricky masih sangat antusias mendekati gadis manis yang mengabaikannya itu. Dia masih mengejar Shelyf dan nyatanya cengkeraman tangan kedua itu kembali berhasil menghentikan langkah gadis berpostur mungil tersebut.
Shelyf menatapnya tajam dan sebagian matanya mengisyaratkan ketidaksukaan terhadap apa yang Ricky lakukan. Ricky hanya tersenyum, " Kita belum kenalan?" Ucapnya tanpa dosa lalu mengulurkan tangannya dengan ramah. Shelyf menjabatnya dengan malas lalu menyebutkan namanya, " Shelyf " setelahnya dia langsung melepas jabatan tangan pria itu. Shelyf bersiap-siap untuk segera melangkah pergi, tetapi Ricky langsung menghentikannya dengan memberinya pertanyaan lagi.
" Katanya lo nyari Seniman? Gue disini ada kenalan Seniman dan gue bisa anter lo kesana" tawarnya lagi.
Nyatanya hal itu cukup untuk membuat Shelyf berpikir dua kali untuk menolaknya. Hari sudah menjelang petang, dan dia belum menemukan satupun Seniman yang bisa ia wawancarai. Dengan berat hati dan terpaksa Shelyf kemudian meng-iya-kan tawaran pria itu.
" Oke " Jawaban singkat itu cukup membuat Ricky puas. Dia kemudian menuntun langkah gadis itu menuju tempat yang ia maksudkan. Shelyf kembali menghela nafas dengan kesal setelah mengetahui dimana mereka berhenti kini, mereka berhenti didepan stand lukisan yang tadi sempat ia kunjungi. Mereka kemudian berjalan masuk dan ketika mata Shelyf menemukan seseorang yang sedari tadi menjadi alasan kesialan diharinya ini, dia langsung membuang mukanya. Memang mempercayai orang asing untuk menolongnya, bukanlah hal yang tepat.
" Van? " Sapa Ricky pelan, kemudian pria yang dipanggil itu menoleh dan tersenyum. Sebuah senyum yang mampu mengubah pandangan seorang Shelyf seketika. Entah mengapa kesan dingin dan judes itu seketika hilang dan lenyap saat mata hitamnya berhadapan dengan Ricky.
" Ada apa? "
" Adek kelas gue mau wawancarain lo nih " Ucap Ricky sambil memukul pelan bahu pria yang Shelyf tak ketahui namanya itu. Pria itu kembali melukis, tak memberikan jawaban apapun pada Ricky.
" Van! " Panggil Ricky kembali. Pria itu tak kunjung menoleh hingga membuat tangan Ricky memgambil kuas yang pria itu pegang.
" Ck " Pria itu menatap tajam Ricky.
" Apaansih! " Ucapanya kemudian. Ricky mendekat dan membisikkan suatu hal yang Shelyf tak paham tentangnya. Setelahnya pria itu menatap Shelyf dan sedikit mengangkat dagunya seolah bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Better If You Don't Understand
Teen FictionShelyf, gadis yang menjadi korban kekerasan fisik dari Ayah kandungnya sendiri itu harus menerima banyak pergejolakan batin. Shelyf menjadi lebih sengsara saat ia memasuki jenjang SMA dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari salah satu tem...