Dua Puluh

20 1 0
                                    

Tak biasanya, liburan kali ini rasanya sedikit semu. Pikiran-pikiran tentang coklat dan bunga masih menghantuinya. Gadis yang masih mengenakan piyama hitam itu terus menatap mawar-mawar yang mulai layu dan menguning. Disentuhnya ujung kelopaknya yang langsung membuat kepingan-kepingan yang lainnya berguguran jatuh perlahan. Mawar pinggir jendela yang selalu terpancar sinar mentari dan selalu diganti pula airnya dua kali sehari, tapi hidupnya tak pernah bisa abadi.

Mawar-mawar itu tak pernah bisa bertahan lebih dari lima hari, kadang layu atau tidak kelopaknya berhamburan jatuh sebelum genap lima hari. Pikirannya menelusup kembali, kemudian gadis itu dengan cekatan membuka laci dan mengambil Paper-bag kecil bermotif batik kiriman Petugas Alfamart yang ia terima beberapa hari lalu. Sejak hari itu, Shelyf tak pernah menyentuh ataupun membuka isi dari Paper-bag itu. Perlahan, ia membuka Paper-bag yang didalamnya berisi plastik berlogo Alfamart. Rasa penasaran itu semakin menguat. Shelyf membuka plastik itu dan menemukan minuman dan cup-cake kering yang telah berjamur. Cupcake itu berbentuk hati dan diatasnya terukir tulisan Keep Fighting . Jamur makanan berwarna putih itu menghiasi sebagian Cupcake. Untungnya, ini adalah Capecake kering jadi tak mengeluarkan bau
busuk saat berjamur. Mengapa ia sampai lupa tentang hari itu. Perlahan senyum kecil itu terbit dengan sendirinya sembari matanya menatap lamat-lamat kue berjamur ditangannya ini. Ia menyesal, dulu sepulang kerja langsung meletakkan paper bag itu dilaci nakasnya.

Lama memperhatikan jamur putih di cupcake berwarna hitam itu hingga tanpa sadar Ponselnya telah bergetar sebanyak tiga kali. Dilihatnya benda persegi itu, lalu perlahan tangannya meraih Ponsel yang berada diatas nakas. Dia melirik sekilas, ada pesan Via-Whatsapp dari grup kelas.

Bikin Doodle art, senin dikumpulkan!

Pengumuman dari Bu Vitria itu dikirimkan ulang oleh ketua kelasnya. Bu Vitria yang memang selalu mengakhiri setiap pengumuman dan tugas dengan tanda seru membuat gadis itu menghela nafas kasar. Semua siswa-siswi tahu jika ada tanda seru di akhir kalimat Bu Vitria, artinya hal itu tak bisa dibantah sama sekali dan beliau tak menerima alasan apapun jikalau nanti tugasnya tak selesai tepat waktu. Kadang menurutnya, lebih baik berpetualang mencari X dan Y sampai ke kutub Utara daripada harus menggambar barang segaris-pun. Bu Vitria adalah Guru Seni Budaya sekolahnya yang seringkali membuat murid-muridnya menggeleng pasrah pada setiap tuganya yang selalu datang mendadak. Shelyf melemparkan Ponselnya sembarangan. Entah mengapa baginya lebih baik mengerjakan seratus soal Matematika daripada menggambar. Dari Taman Kanak-kanak, Shelyf sudah membenci dunia seni. Dia tidak suka menggambar bahkan nilai Keseniannya dari SD sampai sekarang selalu dibawah KKM atau lebih mirisnya Sang Guru sedikit iba dan memberinya nilai pas KKM. Sewaktu SMP juga, Shelyf tak pernah hadir di pelajaran Kesenian. Kadang dia lebih memilih tinggal di UKS dengan izin sakit yang tentunya pura-pura atau tidak dia lebih memilih ke Perpustakaan membaca buku sampai ia puas ketimbang merasakan materi yang paling ia benci mengobrak-abrik otaknya. Shelyf memang lemah jika berhadapan dengan garis dan imajinasi. Dan kini dia mendapatkan tugas untuk menggambar. Entah pada siapa dia meminta tolong, tapi rasanya ia tak punya siapa-siapa. Gadis itu kemudian menguncir rambutnya dan berlalu untuk melepas penat dengan menatap jajaran pepohonan dan perumahan di balkon kamarnya. Matanya menatap asing Matahari yang pagi ini membuat matanya menyipit silau. Tampak olehnya, didepan halaman rumahnya sebuah Mobil Pajero Sport terparkir dengan rapi. Secuil senyum sendu itu terbit kembali, Mobil itu penanda bahwa Aris detik ini sedang berada dirumah, pria itu telah pulang setelah beberapa hari hilang kisahnya dalam hidup Shelyf. Sejujurnya, sejak ia masuk ke Flower's Bakery, ia jadi jarang bertemu dengan keluarganya. Yang ia temui setiap malam adalah tangis Amelia yang sesekali terdengar saat ia melewati kamar wanita itu, juga tubuh Sheryl yang telah terbaring dengan tenang diatas ranjangnya. Setidaknya, ia bisa melihat adik kecilnya yang kuat itu bisa tidur dengan nyenyak tanpa kehadiran Insomnia seperti yang ia rasakan dulu. Akhir-akhir ini ia juga jarang bertemu Mbok Sami yang biasanya akan menjadi seseorang yang menguatkan Amelia secara diam-diam, Mbok Sami izin cuti kerja karena katanya kakinya asam urat dan sulit digerakkan, anak-anaknya juga menyarankan beliau untuk berhenti bekerja saja karena takut malah memperparah keadaannya. Tapi wanita itu selalu menolak dan berkata pasti akan baik-baik saja, tidak ingin merepotkan anak-anaknya, katanya seperti itu.

It's Better If You Don't UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang