10. He's Damai

4.4K 357 1
                                    

Tingkah usilmu membuatku merasa hidup, tawa lebarmu membuat jantungku kian berdebar tak menentu.

Aku mencintaimu..

***

Sebenarnya apa yang tengah direncanakan Oma? Mengapa hidup Neraca kian tak terarah. Wanita itu seperti hidup seadanya, tanpa bisa memilih apa yang sebenarnya ia inginkan. Neraca tatap tertekan, wanita itu masih tetap terkurung di zona tak nyamannya, walau tak bisa dipungkiri juga, Oma tetaplah satu-satunya orang yang menyelamatkannya.

"Da-damai?" ucap Neraca terbata, tatapan wanita itu semakin menampilkan mimik tak percaya, sementara jantungnya kian berdebar-debar ekstra melihat Damai yang masih berdiri di hadapannya.

Tuhan. Apakah pria ini yang hadir dalam mimpinya sewaktu koma?

"Da-mai?"

Damai menaikkan sebelah alis saat melihat wanita di hadapannya ini mulai gemeteran, mencondongkan tubuhnya tiba-tiba, Damai akhirnya terkekeh tanpa dosa karena telah membuat Neraca refleks memundurkan wajah demi menghindarinya. "Iya. Gue Damai tunangan elo, Merica!"

Deg.

Tunangan?

Mata Neraca terbelalak, sementara Damai tersenyum kecil lalu kembali berdiri tegak, "gak usah terpesona gitu, gue tau gue ganteng mangkannya lo speechless gini, iya 'kan?" Mengedipkan mata genit, Damai malah terbahak-bahak tidak jelas.

"Oma Yas gak bohong ternyata! Duh gue ngimpi apa coba semalem bisa punya tunangan gini, hehe.." Kembali menatap wajah bingung Neraca, Damai pun kembali tersenyum tulus seraya menatapnya lekat. "Memang perlu ditolong. Hm, ayo kita pulang."

Tak ada percakapan diantara keduanya setelah keluar dari Bandara, Neraca memang lebih sibuk dengan pemikirannya yang memenuhi isi kepala, sementara Damai, pria itu pun fokus dengan kegiatan menyetirnya.

Neraca mengedarkan pandangan sesaat. Pria ini sebenarnya siapa?

"Damai.." gumamnya seraya sejenak menutup mata, Neraca menghela napas pelan saat sapuan udara menyentuh permukaan wajahnya.

Am I ? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang