31. Wind

1.6K 168 24
                                    

Playlist; Jung_Seung_Hwan_(정승환)_-_Wind_(바람)

***

Sekolah bersaudara itu semuanya telah tiba, keduanya kini sibuk mendirikan tenda. Sesuai arahan dari masing-masing ketua, beberapa kelompok pun dibagikan tugasnya. Mengingat acara tahunan yang mempunyai jadwal padat, seluruh siswa harus bisa disiplin dan cekatan. Berbeda dengan Neraca, gadis itu diberi keringanan sebab ini adalah pengalaman pertamanya, Rubby sang ketua kelompok meminta ia hanya diam memperhatikan. Walau ada rasa tak enak hati, Neraca cukup berterima kasih terhadap sahabatnya- Rubby. Sebab, jujur saja, sekarang Neraca sungguh tak mengerti harus berbuat apa?

Masa berubah 180 derajat.

Lalu ... keganjilan-keganjilan itu pun ia rasa setiap waktunya, mengapa setelah ia mengaku cinta, giliran Damai yang seolah kini menghindarinya?

Damai tak membalas tatapannya, padahal Neraca yakin pria itu sadar tengah diperhatikan. Bahkan tadi, ia meminta sedikit waktu untuk berbincang, pria itu malah pura-pura sibuk dengan kelompoknya dan justru lebih memilih berbicara dengan Venus terlebih dahulu. Walaupun begitu, ia tetap tersenyum, ia berusaha memaklumi posisi Damai sebagai ketua di gugus kelas IPS-nya. Namun, hatinya sedikit terluka, inikah resikonya memilih untuk percaya?

Ner ... aku mohon jauhi dia.

Damai berbeda, pria itu tidak sama. Neraca selalu menegaskan itu dalam hatinya beberapa hari lalu, ia tak ingin ragu, ia tak ingin ucapan Glenn kembali mengganggu.

Damai itu ... kakak tiri aku, dia cuma jadiin kamu sebagai alat untuk dendam masa kecilnya dulu!

Neraca ingin membuktikan, selama ini waktu yang ia gunakan demi bersama, tidak mungkin bagi Damai ia hanya alat untuk kepentingan dendamnya. Neraca yakin, cintanya tak sendirian. Neraca yakin, Damai juga memiliki perasaan yang sama.

Aku gak mau kamu terluka, aku masih cinta sama kamu, Neraca!

Menghela napasnya, Neraca beranjak untuk segera meminum obat penenang. Suara-suara itu kembali mengganggu, cara menghilangkannya Neraca hanya perlu sedikit waktu untuk tertidur.

"Kenapa kamu masih berhubungan dengan Damai?" Neraca mengepalkan kedua tangan, lalu pandangannya kini terangkat- menatap sosok Glenn yang terlihat kecewa. "Kenapa kamu masih di sisinya, setelah tahu selama ini cuma dimanfaatkan?"

Pria itu meringis, hatinya terasa sakit. Mengapa ini tidak adil, mengapa gadisnya dengan mudah memberi bajingan itu kesempatan, sementara untuk dirinya, ia tak termaafkan.

"Bukan urusan kamu."

"Ner ... aku mohon." Glenn menahan pergerakan Neraca, netranya mulai berkaca-kaca. "Damai berbahaya, dia itu gila!"

Plak!

Pipi Glenn memanas, dengan kuat Neraca mengayunkan tangan. Gadis itu tak terima, hatinya marah mendengar Glenn mengatai kekasihnya gila. "Bagi aku ... kamu sudah mati." Katanya dengan suara bergetar, dengan kuat Neraca menggigit bibirnya hingga berdarah. "Jadi ... tolong sadar diri."

Glenn tertegun melihat Neraca menyiksa dirinya sendiri, gadis itu lalu menangis. "Kamu bukan masih cinta, sikap kamu ini hanya merasa tak adil 'kan? Karena aku lebih memilih Damai dan menerima bahwa aku terluka!"

Glenn menggelengkan kepala saat gadis itu justru mundur guna menjauhinya. "Sama seperti sekarang. Dulu ... aku juga memberi kamu kesempatan, Glenn." Hatinya terluka, mengapa Glenn harus menyaksikan kesakitan Neraca untuk kedua kalinya. "Apa kamu lupa, kamu dulu lebih memilih Fanny dan biarin aku menderita sendiri!" Gadis itu menjerit, Neraca kembali menangis histeris.

Am I ? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang