49. Love Already Bloomed In My Heart

2.3K 173 17
                                    

Playlist;

Hynn (박혜원) – Love Already Bloomed In My Heart (그대가 꽃이 아니면)

***

Sudah beberapa bulan semenjak Rubby meninggalkan tanah kelahiran, gadis itu seolah hilang tak terdengar lagi kabarnya. Cakra cukup lega, tandanya Rubby di sana masih baik-baik saja. Pria itu tak bodoh, Cakra tahu jika ada kabar pun itu sudah pasti kabar buruk. Untuk itu semenjak Rubby pergi, pria itu berhenti- tak menggunakan ponsel lagi.

Beruntung, Cakra dan yang lainnya kini tengah sibuk dengan ujian, sehingga pria itu bisa mengalihkan sedikit rasa rindunya. Walau terkadang, terbesit rasa kekhawatiran yang membuatnya gila. Cakra takut jika Rubby tiba-tiba meninggalkannya.

Teman-temannya memperhatikan. Cakra sudah tidak berwarna lagi seperti dulu. Pria itu kini berubah menjadi maniak belajar, begitu fokus dengan ujian, selesai sekolah pun ia langsung pulang dan kembali mengulas materi. Selalu seperti itu setiap hari.

Waktu terus berlalu. Di hari terakhir ujian, Cakra merasa temannya bersikap tak biasa. Perasaan pria itu pun dari semalam tak enak, Cakra bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak. Hingga sebelum berangkat pagi ini, Cakra seperti mendengar ponselnya berdering. Walau sekuat tenaga Cakra menepisnya, itu jelas bukan tanda alarm, Cakra yakin itu nada dering email yang membuatnya seketika terjaga.

"Cakra..."

"Nanti aja, gue lagi ngulas materi."

Di sekolah, pria itu menghindari kenyataan. Setiap ada kesempatan teman-temannya ingin berbicara, pria itu tak ingin mendengar. Sampai waktu pulang tiba, Damai dan yang lainnya kompak menghadang Cakra di jalan. Di sana, mereka sudah tidak tahan dengan sikap pria itu yang kekanakan.

"Jangan buat gue marah." Bukan sekali gayanya, nada Cakra terdengar tidak bersahabat. "Gue capek, dari semalam belajar. Biarin gue lewat, sih! Gue mau pulang, gue gak bisa main-main dengan kalian."

Damai menghela napas, pria itu lalu menepuk bahu Cakra namun langsung saja ditepisnya- kasar.

"Cakra ... Lo jelas tahu situasinya, kan?" Kata Damai serius, Cakra terlihat menunduk. "Lo pasti denger, pagi tadi ponsel lo berdering." Karena tak kunjung ada balasan, Langit yang memberikan kabar pun khawatir di sana. Untuknya, pagi itu langit kembali mengirimi email melalui Lentera juga.

"Rubby ... sudah gak ada." Cakra mengepalkan tangannya, di sisi lain Lentera langsung terisak, Neraca langsung menenangkannya. "Terima kenyataan, Cak. Kalo gak ada hambatan, lusa mungkin Langit sudah kembali dengan membawa abunya."

"Bohong ..." Damai, Samudra, serta Nilon kompak mendekat. "Sudah gak ada apanya, ngaco lo, Dam." Bersamaan saat kembali ditepuk bahunya, Cakra terisak kencang, menutup separuh wajah lalu menangis sejadi-jadinya. Rubby-nya sudah benar-benar pergi, sekarang bukan lagi jarak yang memisahkan, mereka bahkan sudah tak bisa saling bertatap muka. Sebab ... Dunia mereka sudah tidak lagi sama.

Di kejauhan. Bintang menatap tidak percaya. Yang ia dengar tidak salah, kan?

Bagaimana bisa, Rubby ... sudah tidak ada?

***

Hari ini penuh duka. Rubby kembali namun dengan wujudnya yang berbeda. Di pemakaman Cakra tak hentinya menangis. Pria itu mengutuki Tuhan sebab telah mengambil gadisnya begitu saja.

Langit yang datang tak ditemani orangtuanya mendekati Cakra, kembaran dari Rubby itu mengusap lembut punggungnya- mencoba menenangkan. "Terima kasih karena sudah peduli sama Ubby selama ini. Ubby udah gak sakit lagi, dia juga pergi dengan bahagia kali ini." Langit tersenyum, pria itu berdiri lalu mengambil sesuatu dalam ranselnya. "Buat lo, dari dia."

Am I ? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang