Charger Original

4.3K 363 28
                                    

Hari ini jurusan tempat arthit dan kongpob kuliah terlihat sangat ramai dan sibuk, ada pekan olahraga mahasiswa dan tahun ini jurusan mereka menjadi tuan rumah nya.




Kongpob ikut bertanding di olahraga basket dan lompat jauh sementara arthit entah karena dia terlalu malas, dia hanya memilih jadi drummer dipentas seni yang diadakan nanti dimalam penutupan pekan olahraga ini.





Antara jadwal kuliah dan kegiatan pertandingan ini,membuat kongpob jarang bisa habiskan waktu dengan puas bersama arthit, jika pun bertemu di jam makan siang, mereka hanya bisa duduk sebentar karena arthit juga punya jadwal latihan band dengan teman²nya.






Arthit selalu berusaha hadir disetiap pertandingan kongpob untuk mendukung dan terutama melihat tubuhnya yang berkeringat, sperti saat ini, kongpob sedang bersiap untuk pertandingan basket menuju final, begitu jadwal kuliahnya selesai,arthit langsung berlari ke arah lapangan tempat diadakan kompetisi.






Meskipun sudah berjalan setengah pertandingan, tapi arthit senang bisa melihat kekasih nya berkeringat mengejar bola, ada banyak bayangan dan keinginan arthit saat itu, dan saat dia tersadar dari pikiran nya, dia berlari membeli minuman yang akan dia berikan ke kekasihnya.






Pluit istiharat berbunyi dan kongpob beserta tim nya istirahat, arthit berjalan menghampiri junior nya ini, saat arthit hendak memberikan minum, kongpob dipanggil oleh pelatih nya yang membuat arthit perlahan mundur dan berbalik berpikir junior nya itu mungkin masih repot tanpa dia sadari, kongpob menatap punggung arthit yang perlahan menjauh itu.




Sudah berapa hari ini, kongpob dan arthit hanya sekedar bertukar pandang dan senyum seiring semakin dekatnya hari terakhir pekan olahraga itu, kongpob yang setiap ada waktu selalu dengan tim basket atau berlatih lompat jauh dan arthit yang setiap ada waktu pasti selalu bermain drum dan bernyanyi bersama band nya.





Antara lelah dan rindu kongpob berusaha menelfon kekasihnya tapi tidak diangkat berapa kali dihubungi ulang, ada rasa kesal bercampur rindu menumpuk dihati kongpob saat ini, kongpob dengan emosi menulis pesan singkat "tidak bisakah P beri aku waktu mu?aku menunggu didepan kamar mu sperti pecundang" lalu pergi pulang ke arah berbeda dan mematikan handphonenya.






Arthit yang sedang merasa tidak sehat harus tetap bermain drum demi band nya tidak tahu situasi yang sedang dihadapi kongpob dan saat latihan mereka selesai, arthit yang juga menumpuk rindu ingin menghubungi junior kesayangan nya ini tapi terhenti karena membaca pesan singkat dari kongpob dan seketika arthit yang juga sedang merasa lelah ikut emosi dan membalas "dewasalah kong, kita bukan anak-anak remaja yang cinta monyet,terserah kamu mau apa" lalu mematikan handphonenya juga.




Kongpob tidur di tempat EM dan arthit ditempat Knott, kedua nya sama-sama saling melihat handphone yang dimatikan, sama-sama menahan kesal.




Airmata arthit pelan-pelan jatuh sambil melihat handphone yang dia matikan sambil berpikir ini airmata kesal atau rindu pada kongpob, Knott melihat sahabat yang diam-diam mengusap matanya hanya bisa diam karena dia tahu arthit akan cerita jika dia mau cerita.




Situasi kongpob juga tidak jauh beda dengan arthit, hanya saja kongpob aktifkan handphonenya dan membaca pesan singkat arthit lalu mengumpat, bukan karena kecewa dengan pesan singkat arthit, tapi kesal pada dirinya sendiri yang awalnya mengirim pesan dengan emosi pada senior nya itu.





Kongpob yakin arthit pasti menangis dan penyesalan kongpob buat dia menahan malu menghubungi satu-satunya sahabat arthit yang pasti temani arthit saat ini..Knott.







Just Another Ordinary Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang