Berpegangan tangan

1.3K 153 72
                                    


Hari-hari Arthit menjadi mahasiswa memang sudah lama berlalu, begitu juga Kongpob..


Mereka berdua sudah bertahun-tahun wisuda bahkan sudah bekerja..

Tapi jangan berpikir karena sudah tidak menjadi mahasiswa, cara berpikir Arthit tentang Kongpob akan "lebih dewasa"

Tidak tidak...


Hari ini, karena kebetulan akhir pekan, Arthit dan para sahabat nya memutuskan untuk reuni kecil di bar milik bright, dan karena rencana ini sudah lama sekali dirancang, mau tidak mau semua harus datang termasuk arthit yang sebenarnya baru saja mendarat setelah perjalanan 3 jam demi pekerjaan kantor.




Tanpa berganti baju atau sekedar meletak kan tas di rumah nya, Arthit langsung menaiki taxi menuju alamat bar bright.




Didalam taxi entah sudah berapa kali dia menguap karena mengantuk, untungnya jalan tidak macet jadi perjalanan nya tidak terlalu makan waktu.



Begitu tiba di tempat bright, suasana langit yang mulai gelap buat Arthit menguap lebar sambil berjalan masuk dan duduk di bar bright.



"capek kali ya thit..sperti kerja Ama penjajah" kata bright yang sedang menata gelas.


"Aku ngak sekaya kau, yang jadi om-om pemilik bar" jawab Arthit sambil keluarkan handphone nya.



"Minum apa? Yang lain masih dijalan, Kongpob datang?" tanya bright masa bodoh dengan komentar Arthit tadi.



"ada es stroberi?" tanya Arthit dengan sinis.



"Ada..tp stroberi nya panen aja dulu noh di perkebunan Kongpob" jawab bright cuek.



"Kau pikir aku gratis kalau ambil kesana? Aku bayar juga! Padahal itu ide ku... Dia itu makin tua makin pelit..mana sih ni orang di telpon tidak angkat..ntah apa guna nya handphonenya itu" kata Arthit yang sedikit kesal.





"Lah orang nya panjang umur Noh" jawab bright sambil menunjuk ke suatu arah.





"Halo p bright..phi Arthit" sapa Kongpob yang daritadi dihubungi Arthit tapi tidak diangkat.




"Aku capek" kata Arthit tegas lalu berdiri membawa tas nya dan pindah tempat duduk mengacuhkan Kongpob.



"Phi Arthit.." panggil Kongpob tapi pelan.



"Susul Noh..nih kasi dia, biar agak santai otak nya" kata bright sambil menyerahkan segelas minuman pada Kongpob.




"Jangan alkohol phi..biar saja aku yg minum..buatkan phi Arthit jus saja" jawab Kongpob.



"jus? Kau pikir bar ku ini warung jus? Pergi sana..jadi emosi aku dengar permintaan mu" kata bright.


Kongpob pun berlalu sambil tertawa melihat reaksi bright.



"Phi Arthit..." panggil Kongpob lembut di sudut bar bright





"Knott dan yang lain kok lama sih..aku capek..ngantuk" kata Arthit acuh.




"Mungkin sudah di jalan phi..langsung dari bandara phi? Kenapa tidak bilang biar aku jemput" jawab Kongpob.



"Bilang? Dari tadi aku hubungi kamu tp tidak kamu angkat..beberapa minggu ini kamu sibuk atau sok sibuk sih? Susah sekali berbicara dengan mu" kata Arthit cuek.



"Phi..." kata Kongpob lembut.




"Aku capek..aku malas mikir Kong..terserah kamu sajalah..kalau kamu sudah bosan, aku bisa apa" jawab Arthit yang tiba-tiba serius dan sinis.


Just Another Ordinary Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang