Aku mau kamu..

2.4K 246 112
                                    

*warning..chapter ini mengandung unsur "kepercayaan" jadi yang untuk pembaca yang  menganggap akan bertentangan dengan kepercayaan kalian silahkan di skip..karena saya tidak butuh komenan unfaedah ttg kepercayaan agama*

***********************************************

Kongpob tiba di Thailand sehari lebih cepat dari perkiraan, hal ini disengaja kongpob karena dia ingin berikan "oleh-oleh" pada arthit.


Kongpob terlihat kesusahan mengambil bagasi nya yang berupa sebuah kardus besar.


Untunglah kongpob anak sultan jadi dia bisa meminta tolong pada supir yang sedang menjemputnya untuk mengangkat kardus itu ke kamar arthit.



Dengan sedikit "kerja sama" dengan Knott untuk pastikan arthit tidak pulang sampai malam, kongpob mulai sedikit membereskan kamar arthit.

Dengan gelengan kepala, kongpob dengan sabar bersihkan kamar itu, menyapu dan memindahkan beberapa perabotan milik kekasih nya.



Setelah sesuai dengan keinginan nya, kongpob kemudian beralih pada sebuah kemasan kartun besar yang diletak kan di balkon arthit agar tidak menghalangi kegiatan bersih² nya tadi.



Membuka kemasan karton itu lalu mulai merakit sesuatu dengan teliti..



Kongpob terlihat sangat fokus dengan kegiatan nya itu sampai lupa waktu dan baru menyadari bahwa keadaan sudah gelap diluar sana.




Dengan terburu-buru kongpob pun dengan segera merapikan kemasan karton yang berserakan lalu kembali sedikit menyapu dan mmebersihkan lantai kamar arthit itu.


Kongpob terlihat tersenyum memandang hasil karya nya itu, dia puas dengan yang dia kerjakan tadi meskipun ini adalah pertama kali nya untuk nya melakukan itu semua



Kongpob pun menghubungi Knott untuk mencari kabar keadaan arthit dan Knott memberi tahu kalau dia tidak lagi menahan arthit yang ingin pulang.



Kongpob pun semakin terburu persiapkan sesuatu lagi namun karena terlalu panik, dia pun gagal dan kesal dengan dirinya dan akhirnya menyerah, dia sembunyikan persiapan gagal itu lalu menyemprot kamar arthit dengan parfum ruangan.



Begitu mendengar suara kunci yang sedang membuka pintu kamar, kongpob dengan cepat mematikan lampu dan sembunyi.


"Aihhh capek" kata arthit begitu membuka pintu dan mencari saklar lampu kamar nya.



Begitu lampu hidup, arthit yang bingung kembali membuka pintu dan melihat nomor kamar nya lalu kembali masuk dan berjalan menghampiri sesuatu yang berkelap kelip kecil..



"Pohon natal? Dikamar ku?" kata arthit pelan pada dirinya tidak menyadari ada seseorang yang diam² dan dengan pelan menyelinap dari belakang nya.




"Suprise..." kata kongpob pelan sambil memeluk arthit dari belakang.



Arthit yang terkejut dengan pelukan itu sedikit tenang saat dia tau bahwa kongpob lah yang sedang memeluknya.


"Kamu kapan datang Kong? Bukan nya kamu bilang masih beberapa hari di Swiss?" tanya arthit lembut.



"Aku pulang duluan, disana terlalu dingin, aku benci salju, lebih baik aku disini dengan P" jawab kongpob manja.



"kamu yang pasang pohon natal nya?" tanya arthit yang berjalan menghampiri pohon natal.



"Hummm..aku beli disana, aku cuma bawa pulang itu hehehe biar jangan dibilang bawa beban berlebih di bandara" kata kongpob.



Just Another Ordinary Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang